Ulasan Novel Days at the Morisaki Bookshop, Kisah Buku yang Mengubah Hidup

Hayuning Ratri Hapsari | Gigi Ann
Ulasan Novel Days at the Morisaki Bookshop, Kisah Buku yang Mengubah Hidup
Days at the Morisaki Bookshop (instagram.com/booksheesh)

Buku Days at the Morisaki Bookshop pertama kali diterbitkan oleh seorang penulis Jepang bernama Satoshi Yagisawa pada tahun 2008. 

Buku dengan jumlah 150 halaman ini menyajikan kisah tentang Takako yang bekerja di sebuah toko buku tua milik pamannya di Jinbocho setelah memutuskan untuk berhenti bekerja karena tak terima dicampakkan oleh rekannya.

Takako yang awalnya tak menyukai novel secara perlahan mulai tertarik dengan dunia buku setelah bertemu seorang pelanggan yang tak biasa.

Pertemuan menarik dengan pelanggan dan warga sekitar juga memberikan gambaran tentang masyarakat modern di Jepang, seperti bagaimana permainan komputer telah berhasil mengambil alih budaya membaca buku dan membuat bisnis buku tidak lagi menguntungkan.

Buku ini terbagi menjadi dua bagian dengan bagian pertama yang berfokus pada kehidupan Takako dan bagaimana pamannya, Satoru, membantunya untuk menemukan jati dirinya kembali.

Kemudian di bagian kedua berpusat pada cerita Takako yang membantu Satoru dan istrinya untuk menyelesaikan masalah keduanya. 

Peralihan fokus cerita yang awalnya Satoru menjadi pengasuh kemudian Takako beralih ke peran tersebut merupakan hal menarik dan tidak terduga.

Novel Days at the Morisaki Bookshop ini menampilkan dinamika hubungan antara keponakan dan paman yang cukup mesra. Keduanya saling mendukung dan menyemangati satu sama lain ketika menghadapi ketakutan masing-masing.

Novel Days at the Morisaki Bookshop ini merupakan bacaan ringan dengan tetap mengandung makna kehidupan mendalam yang menggugah pikiran. 

Cara kepenulisan Satoshi Yagisawa juga menarik dengan unsur kreatif yang dapat diterima. Ia dapat menunjukkan bagaimana suatu keadaan menampilkan dua hal kontras yang signifikan:

"Tempat itu terlihat sangat hidup. Sederhananya, saya rasa Anda bisa menyebutnya bersahaja. Sederhananya, itu adalah tempat pembuangan sampah."

Melalui kata "bersahaja" dan "tempat pembuangan sampah" tersebut, Satoshi menampilkan gambaran berbeda di benak tiap pembaca. Namun, dua kata itu juga berhasil menggambarkan keadaan yang realistis sehingga tetap tampak masuk akal. 

Buku Days at the Mirasaki Bookshop adalah salah satu buku terbaik yang memberikan rasa hangat dan nyaman dari kisah sebuah keluarga yang dapat melekat di benak pembaca.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak