SAW X, yang tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 11 Oktober 2023, menandai kembalinya peran ikonik Tobin Bell sebagai Jigsaw ke layar lebar. Sebagai seri kesepuluh dari waralaba Saw, film ini diarahkan oleh Kevin Greutert dengan skenario oleh Josh Stolberg dan Peter Goldfinger. Diklaim sebagai sekuel langsung dari Saw (2004) dan prekuel dari Saw II (2005), SAW X menghadirkan kembali karakter utama: John Kremer (Tobin Bell), alias Jigsaw, serta murid pertamanya, Amanda Young (Shawnee Smith). Selain Tobin Bell, film ini juga dibintangi oleh Synnøve Macody Lund, Steven Brand, Renata Vaca, Joshua Okamoto, dan Octavio Hinojosa.
Dalam kisah “Film SAW X’, ini mengeksplorasi perjalanan John Kramer alias Jigsaw ke Meksiko. Dalam upayanya untuk menyembuhkan kanker yang dideritanya. Akan tetapi, John malah bertemu para penipu (dokter palsu) dalam prosedur eksperimental yang meyakinkan dirinya akan menyembuhkan penyakitnya. Sadar telah ditipu begitu saja, John Kramer pun marah dan menggagas sebuah pembalasan dendam.
Dengan rasa balas dendam, John Kramer menculik para penipu yang dia yakini sangat bertanggung jawab atas penipuan terhadapnya. John pun kembali membuka permainan maut ciptaanya. Para penipu yang telah memikat John dengan janji-janji kosong pun terjebak dalam rangkaian jebakan mengerikan. Sebuah hukuman yang kejam menanti mereka, sekaligus memperlihatkan sisi gelap karakter John Kramer (Jigsaw).
Ulasan:
Cerita film ini terfokus pada aksi balas dendam Kremer, yang menggunakan permainan jebakan mematikan untuk mengeksekusi korban, (dalam film ini orang-orang jahat). Dalam durasi 1 jam 58 menit, film ini dikatakan sukses menebar kesadisan.
“Film SAW X”, yang sebenarnya nggak pernah menjadi antisipasiku, dan ini jelas sebuah tantanganku dalam menontonnya. Ini karena kecenderungan diriku yang jarang menonton film dengan kekerasan dan adegan sadis secara eksplisit. Meskipun demikian, aku memutuskan untuk menyaksikannya dan mengevaluasi aspek menariknya, meski harus mengesampingkan ketidaknyamanan pribadi.
Film ini memberikan back story yang kuat untuk karakter Jigsaw, menggambarkan keadaan dan motivasi balas dendamnya dengan rapi. Ini membuka ‘sisi lain’ dari Jigsaw yang nggak pernah terungkap sebelumnya, sehingga memberikan dimensi lebih pada karakter tersebut. Back story semacam ini, hampir nggak ada dalam film-film sebelumnya.
Penampilan karakter Amanda, salah satu anak buah Jigsaw, meskipun meyakinkan, agak kurang pas dengan usianya yang seharusnya divisualisasikan lebih muda. Namun, hal ini nggak terlalu mengganggu alur cerita, dan karena aktrisnya memang sudah nggak muda. Sayang banget, sih, soalnya ini memang film sekuel yang hadirnya setelah belasan tahun, tetapi tetap mengambil setting waktu di antara ‘setelah Film SAW 1 dan sebelum Film SAW 2’.
Permainan jebakan, terutama yang melibatkan penggergajian kaki dan penyedotan mata menggunakan vakum, sangat menggetarkan dan mengundang rasa nggak nyaman. Formula plot twist, yang menjadi ciri khas film SAW, tetap dijaga dengan baik, ini berhasil menunjukkan kejeniusan Jigsaw. Meskipun beberapa karakter korban mungkin kurang menarik, tapi berhasil membuat penonton nggak bersimpati karena pada dasarnya para korban memang orang-orang jahat. Untuk ending filmnya, kayak membuka peluang untuk kelanjutan, baik sebagai spin-off maupun sekuel. Entahlah, bagiku sudah cukup sampai di sini saja karena Film SAW, dengan film terbarunya, sudah berjumlah sepuluh. .
Meskipun sebagian penonton merasa bahwa permainan jebakan nggak terlalu sadis (beberapa kawan sempat kutanya), tapi bagiku, elemen kesadisannya sudah cukup mengguncang. Dengan skor 7/10, dikarenakan susunan timeline yang nggak runut dalam waralaba SAW. “Film SAW X” masih berhasil memberikan hiburan dan kepuasan bagi penonton yang menyukai film dengan elemen ketegangan dan kesadisan. Meskipun bukan favorit pribadi, film ini punya alur cerita cukup baik.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.