Kiat Mengendalikan Kemarahan Lewat Buku 'Saat Aku Marah'

Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy
Kiat Mengendalikan Kemarahan Lewat Buku 'Saat Aku Marah'
Ilustrasi buku 'Saat Aku Marah' (gramedia.com)

BukuSaat Aku Marah’ merupakan buku seri pandai mengelola emosi. Buku ini sangat tepat dibaca oleh para orang tua, remaja, maupun anak-anak. Tujuannya untuk membantu anak mengelola emosinya dengan baik. 

Salah satu emosi negatif yang kerap datang adalah rasa marah. Saya yakin setiap orang, muda maupun tua, bahkan anak-anak, kerap merasakan hal ini. Ketika ada hal-hal yang tidak mengenakkan hati, atau kejadian yang menguras emosi, kita biasanya merasa marah dan ingin melampiaskannya.

Dalam buku ini diungkap bahwa kemarahan adalah emosi yang kuat. Kemarahan merupakan respons alami terhadap masalah atau situasi, tetapi hal itu kerap kali diungkapkan melalui cara-cara yang mengerikan, membingungkan, atau bahkan tidak sehat. Kemarahan dianggap sebagai emosi yang “buruk” dan bersifat merusak. 

Akibatnya, kemarahan dianggap sebagai hal yang menyulitkan, bahkan dihindari oleh orang dewasa maupun anak-anak. Namun, ketika kita memahami kemarahan, perasaan itu dapat menjadi kekuatan yang menyembuhkan, bahkan menguatkan (hlm. 36).

Hal terpenting yang harus kita pahami bersama bahwa kemarahan itu harus kita hadapi bukan malah dihindari apalagi dipendam. Cara menghadapi kemarahan itu tentu bukan dengan cara yang buruk misalnya berteriak-teriak atau membanting benda-benda yang ada di sekitar kita. 

Dalam buku ini dijelaskan cara menyokong ekspresi kemarahan yang sehat. Misalnya, bantu anak memahami bahwa rasa marah bersifat alami dan sementara, serta dirasakan oleh semua orang. Akuilah bahwa kemarahan bisa terasa tidak nyaman.

Cara berikutnya untuk mengatasi kemarahan yakni dengan membantu anak mempelajari cara yang positif dan produktif untuk mengungkapkan kemarahan. Misalnya dengan melompat-lompat atau bermain bola. Untuk anak yang lebih kecil, minta dia mengatakan, “Aku marah,” untuk memulai diskusi soal perasaan tersebut. Sementara itu, anjurkan aktivitas jalan kaki, olahraga, atau menulis jurnal untuk anak yang lebih tua (hlm. 38).

Kesimpulannya, ketika kita sedang marah, berusahalah untuk mengalihkannya dengan cara-cara positif. Seperti menyiram tanaman, menyapu, jalan-jalan, bersepeda, membaca buku-buku motivasi, atau mencurahkan persoalan yang kita hadapi kepada sahabat atau orang yang kita anggap tepat untuk mencurahkan isi hati.

Buku ‘Saat Aku Marah’ yang diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer (BIP, Jakarta) ini ditulis oleh Deborah Serani, PsyD., dengan ilustrator Kyra Teis. Sebuah buku yang sangat bermanfaat untuk membantu kita mengendalikan kemarahan dengan cara-cara positif dan produktif.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak