Tewasnya Korban Perundungan dalam Novel The 'Good Friend'

Candra Kartiko | Tuan Typo
Tewasnya Korban Perundungan dalam Novel The 'Good Friend'
kover novel The Good Friend. (Dokumen pribadi/sonangambarita)

Bagaimana tanggapanmu mengenai perundungan di lingkungan sekolah? Tindakan seperti ini seharusnya menjadi salah satu perhatian pihak sekolah agar para korban berani buka mulut. 

Blurb novel 'The Good Friend'

Perundungan tak membuatnya menjadi remaja yang lemah. Awan tetap menjalani hari seperti biasa; bersekolah, mengajar delapan anak jalanan di Sekolah Pinggir Kali, serta membantu berjualan di warung nasi milik neneknya. Ia hanya punya satu teman baik, yaitu Nathan. Sementara itu Langit yang marah dan kecewa pada papanya, selalu menjadikan awan sebagai pelampiasan. Ia bersama Satria dan Iman sering mengerjai Awan. Menyuruh Awan membeli ini itu, bahkan tak segan memukulnya. Suatu sore, sebuah kejadian membuat segalanya berubah. Pelaku dan korban perundungan itu akhirnya menjadi teman baik. Namun, hal itu tak berlangsung lama. Ketika liburan yang menyenangkan berubah menjadi tragedi. 

BACA JUGA: Berdamai dengan Kegagalan Lewat Buku 'Seni Menjaga Kewarasan Hidup'

Perundungan sepertinya bukan hal yang asing terlebih di kalangan pelajar. Bahkan, tindakan tak bermoral itu sering terjadi di lingkungan sekolah. Entah apa yang sebenarnya dipikirkan para pelaku, sehingga tega melakukan tindakan tidak manusiawi kepada siswa lainnya. 

Sosok Awan di novel ini menjadi korban perundungan oleh Langit dan kedua temannya. Awan menjadi target karena membela sahabatnya yaitu Nathan. Langit yang kesal pada papanya menjadi pemarah dan mencari pelampiasan emosi. 

Awan yang sehari-hari tinggal bersama neneknya hidup dengan sederhana dan selalu berusaha menghindari konflik. Dia juga mengajar anak-anak yang tidak bersekolah agar mereka juga merasakan pendidikan meski tidak secara formal. Sesekali Awan dibantu sahabatnya yaitu Nathan. 

Aku suka karena penulis mengangkat isu seperti ini ke dalam novel. Karena sampai sekarang masih banyak kasus serupa yang terjadi di lingkungan sekolah. Sehingga perlu kesadaran semua orang bahwa perundungan harus diberantas di lingkungan mana pun. 

Isu perundungan dalam novel ini dapat membuka mata kita semua bahwa perundungan bisa berdampak banyak bagi korbannya. Bukan hanya luka secara fisik, tetapi juga luka secara psikologis. Korban jadi hilang rasa percaya diri dan merasa mereka memang pantas diperlakukan demikian. 

BACA JUGA: Sangsi Sosial, Hukuman bagi Perundung dalam Novel A Friend's Goodwill

Tapi, aku kurang suka dengan penerimaan Awan atas semua sikap Langit. Dia tidak melawan ketika dirundung hanya karena dia tahu dulunya Langit itu baik. Menurutku agak aneh. Karena tindakan Langit sudah kelewat batas. 

Kalau memang Awan peduli, harusnya Awan memberi perlawanan. Entah berusaha mengingatkan atau melapor ke guru. Sehingga tindakan itu bisa diatasi. Aku setuju, tiap orang punya cara masing-masing menyikapi masalah. Tapi, di sini terkesan bahwa seorang perundung bakalan luluh pada akhirnya. 

Langit tidak mendapat ganjaran atas apa yang dia lakukan kecuali dia ditusuk oleh Kenzo. Kalau Langit dilaporkan ke guru, mungkin lebih membuka mata para korban perundungan agar lebih berani buka mulut. Karena mereka tahu, akan ada yang melindungi mereka. 

Novel ini dibuka dengan prolog yang bagus. Sangat memancing rasa ingin tahu. Kenapa Awan mati? Tapi sayang banget, buku ini dipecah menjadi dua. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak