Film Lantai 4, diproduksi Kreasi Jingga, disutradarai oleh F. X. Purnomo dan Wahyu Nugroho. Dengan bintang-bintang seperti Yuki Kato, Tyo Pakusadewo, dan Ruth Marini. Kisahnya berpusat di Apartemen Flamboyan, khususnya lantai keempatnya, yang dihuni hanya oleh Oma Lie, seorang nenek keturunan Tionghoa.
Keponakannya, Jonathan, membujuk keluarganya untuk pindah ke sana setelah rumah sebelumnya dijual. Meski Jonathan antusias, istrinya Julia bersama dua anak, Laura dan Citra, nggak setuju dengan rencana tersebut. Setelah berhasil pindah dan sudah beberapa hari tinggal, Laura dan Citra mulai merasakan keanehan: ada suara tangisan misterius dan perilaku aneh Citra dengan boneka perempuan dari lift.
Muncul kecurigaan bahwa kejadian supranatural terjadi karena ulah sengaja Oma Lie, benarkah?
Ulasan:
Film ini diharapkan memberikan pengalaman horor yang menegangkan. Namun, sayangnya, sejumlah aspek dari film ini sangat mengecewakan. Salah satu kritik yang kulontarkan terhadap film ini adalah akting para pemain yang kaku.
Meskipun memiliki pemain-pemain berbakat, tetapi eksekusi akting yang kurang meyakinkan, merusak kualitas keseluruhan film. Pemilihan pemeran melalui proses audisi dengan lebih dari 350 peserta pada 12 Januari 2020 menunjukkan upaya untuk mendapatkan talenta terbaik, tetapi hasilnya nggak memenuhi ekspektasi penonton.
Selain itu, aspek visual film juga mendapat kritik negatif. Visual yang buruk sangat mengurangi daya tarik film dan mengganggu pengalaman penonton. Detail mengenai kekurangan visual nggak dijelaskan secara rinci, ditambah aspek sinematografi, efek khusus pada hantunya, sampai pada desain produksi yang nggak memadai.
Ketika aku membaca sinopsis filmnya, kisahnya 'sekilas' menarik dengan adanya unsur horor dan misteri di lantai 4, Apartemen Flamboyan. Namun, nyatanya begitu, bahkan penyelesaian cerita atau ending terkesan menggurui dengan pesan moral yang disajikan secara terlalu langsung kepada penonton. Keseimbangan antara memberikan pesan moral dan menjaga alur cerita yang menarik memang jadi tantangan, dan film ini nggak berhasil dalam aspek tersebut.
Keanehan yang dialami oleh karakter Laura dan Citra seiring berjalannya waktu di apartemen memberikan elemen misteri. Suara tangisan misterius dan perilaku aneh Oma Lie memberikan dasar untuk ketegangan dalam keluarga tersebut. Namun, pengembangan karakter dan penyampaian ketegangan terasa kurang efektif, mungkin karena keterbatasan dalam penyutradaraan atau skenario.
Pemilihan tema horor dengan unsur supranatural dari keturunan Tionghoa melibatkan Oma Lie memberikan sentuhan unik pada cerita. Seharusnya begitu, tetapi nyatanya, sedatar itu. Meskipun film ini awalnya direncanakan untuk tayang pada Oktober 2022, tapi dibatalkan.
Alasan pembatalan tersebut nggak dijelaskan dalam informasi yang diberikan. Namun, pembatalan penayangan bisa menjadi indikator adanya kendala produksi atau perubahan strategi pemasaran. Maka sudah jelas bagiku, penundaan itu dan berbagai hal negatif lainnya terkait film ini, memang dikarenakan nggak PD dengan isi kontennya.
Secara keseluruhan, film "Lantai 4" aku kasih skor: 1/10. Kritik terutama dalam aspek akting, visual, dan penyelesaian cerita. Semoga saja ke depannya dapat berbenah menghasilkan film yang, minimal menghibur penonton, bukan malah bikin eneg! Meskipun demikian, setiap ulasan adalah pendapat subjektif, dan mungkin ada penonton yang memiliki pandangan berbeda.