Mempelajari Kondisi Psikologis Anak Didik dalam Buku Psikologi Pendidikan

Hernawan | .Totok Suryanto.
Mempelajari Kondisi Psikologis Anak Didik dalam Buku Psikologi Pendidikan
Ilustrasi buku Psikologi Pendidikan (DocPribadi/TotokSuryanto)

Buku Psikologi Pendidikan yang diterbitkan oleh PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, ini adalah panduan pengetahuan untuk mempelajari dan memahami kondisi psikologis anak didik yang heterogen agar para pendidik dapat memberikan perlakuan selaras demi terwujudnya keberhasilan proses belajar yang lebih berpihak kepada mereka. Ragam perbedaan karakteristik anak didik terletak pada kemampuan intelegensi, peran gender, tipe dan dinamika kepribadian, bakat, serta minat mereka yang akan terus mengalami perubahan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dilaluinya.

Perkembangan selalu diiringi dengan dinamika psikologis pada setiap tahapnya sehingga seorang pendidik perlu mempelajari sifat-sifat khas yang timbul dan faktor-faktor yang mempengaruhinya kemudian berusaha mendorong perubahan tersebut menuju arah yang tepat. Mengutip Teori Konvergensi dalam buku ini, William Stern berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan (bakat) dan dukungan faktor lingkungan. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan anak didik tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam dirinya saja tetapi juga dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan para pendidik.

Menurut penulis buku, Sumadi Suryabrata, B.A., Drs., M.A., Ed.S., Ph.D., aktivitas inti dari psikologi pendidikan yang sesungguhnya adalah proses belajar dan mengajar untuk menghasilkan perubahan karakter dalam diri anak didik karena itu seorang pendidik perlu mempelajari tentang definisi belajar, proses psikologis dari aktivitas belajar, dasar hukum dalam belajar, karakteristik anak didik, kurikulum, metode pembelajaran, pengetahuan tentang pendidikan luar biasa, hambatan psikologis, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Peran bimbingan dan konseling berusaha memberikan bantuan agar anak didik bisa berkembang secara wajar dan memperoleh ketenteraman batin saat mengikuti proses belajar karena ketika mereka berhadapan dengan masalah sangat membutuhkan bantuan yang tepat dan terarah. Bimbingan dan konseling juga menjadi media diskusi yang tepat antara konselor dengan anak didik untuk menuntun mereka dalam mengembangkan kemampuan problem solving, menentukan karir akademik, dan mengenal dunia kerja.

Efektivitas evaluasi menentukan keberhasilan atau kegagalan proses belajar, tidak hanya dilakukan dalam bentuk test/pengujian hasil belajar saja tetapi merupakan penilaian menyeluruh terhadap semua aspek yang pada hakikatnya menunjukkan tentang besarnya tugas/tanggung jawab seorang pendidik terhadap anak didik. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak