Series House of Ninjas adalah sebuah karya sinematik yang memikat, membawa penonton dalam perpaduan yang mengagumkan antara seni bela diri ninja dan kisah keluarga dalam konteks Jepang modern.
Netflix mempersembahkan karya terbaru sutradara Dave Boyle ini pada tanggal 15 Februari 2024, sebanyak delapan episode yang dipenuhi dengan misteri, konflik emosional, dan pertarungan sengit.
Kisah ini berpusat pada Keluarga Tawara, keturunan terakhir dari ninja terkenal Hattori Hanzo, yang terlibat dalam pertarungan sengit melawan klan ninja saingan, Fuma.
Cerita dimulai enam tahun setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak pertama keluarga tersebut. Sang ayah, Souichi, berusaha menjauhkan keluarganya dari kehidupan ninja dan mendorong mereka menjalani kehidupan normal.
Namun, konflik muncul ketika pabrik sake milik Keluarga Tawara yang hampir bangkrut. Yang mana, kondisi itu memaksa Sang ibu, Yoko, menggunakan keterampilan ninja yang dimilikinya dalam upaya untuk mengatasi permasalahannya.
Setiap episode membawa penonton melalui serangkaian kasus yang menarik, mulai dari misteri pembunuhan di klub hingga keterlibatan sekte sesat dan kematian akibat racun ala Pembunuh Bayangan. Keluarga Tawara, dengan keterampilan ninja mereka, menjadi satu-satunya harapan untuk menyelesaikan kasus-kasus ini.
Review Series House of Ninjas
Pada menit-menit awal film diputar, aku disajikan dengan keindahan sinematografi modern yang memvisualisasikan Jepang masa kini.
Latar belakang musik yang dramatis seolah-olah menciptakan atmosfer yang sesuai dengan tema film. Penggunaan katana dalam pertarungan menggantikan shuriken, juga menambahkan nuansa khusus pada film ini.
Sekadar info, Katana adalah sejenis pedang Jepang yang memiliki pisau panjang dan mata yang melengkung. Ini adalah senjata tradisional yang sering diasosiasikan dengan samurai, senjata prajurit Jepang pada zaman feodal.
Karakteristik utama katana: Tajam satu sisi, ujung mata pedang melengkung ke dalam, dan gagangnya panjang. Katana dikenal karena ketangguhan dan keefektifannya dalam pertempuran jarak dekat.
Sementara Shuriken, semacam senjata tradisional ninja yang umumnya berbentuk bintang dengan mata tajam yang dirancang untuk dilempar ke arah target. Senjata ini merupakan salah satu ikon dari seni bela diri ninja. Shuriken sering digunakan untuk serangan jarak jauh atau sebagai alat distraksi dalam taktik ninja.
Jadi, dalam series ini, senjata Shuriken itu dilarang digunakan, makanya yang selalu eksis adalah senjata katana. Aturan keluarga dalam Series House of Ninjas yang melarang penggunaan shuriken, karena dianggap terlalu mencolok dan dapat meninggalkan bukti yang membahayakan keberadaan mereka.
Dengan Kento Kaku memerankan tokoh utama, Haru, Yosuke Eguchi sebagai ayah Souichi, dan Tae Kimura sebagai ibu Yoko, "House of Ninjas" berhasil menyuguhkan perpaduan akting yang mengesankan dan menyatu dengan karakter masing-masing.
Ensemble cast yang luar biasa, termasuk Nobuko Miyamoto, Tomorowo Taguchi, Aju Makita, Riho Yoshioka, Kengo Kora, dan Pierre Taki, menambahkan kedalaman emosi pada narasi yang kompleks. Bukan aksi pertarungannya juga cukup bikin ngilu.
Akan tetapi, aku punya beberapa catatan merah. Salah satunya, pengembangan karakter yang terasa kurang mendalam.
Meskipun karakter utama memiliki peran yang kuat, beberapa karakter pendukung tampak kurang mendapat sorotan. Belum lagi terkait ritme cerita, entahlah, kayak terlalu cepat. Namun, aku bisa memahami, namanya juga film aksi.
Terlepas dari plus dan minus-nya, aku cukup suka. Skor dariku 7/10. Jangan lupa nonton, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS