Review Film 'Romeo + Juliet', Buat Gen Z yang Belum Tahu, Wajib Nonton!

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film 'Romeo + Juliet', Buat Gen Z yang Belum Tahu, Wajib Nonton!
Foto Film Romeo + Juliet (Flixable/ Disney+)

Sutradara Baz Luhrmann membawa "Romeo + Juliet" ke layar lebar pada tahun 1996 dengan interpretasi yang memukau dan penuh gaya dari kisah cinta klasik karya William Shakespeare. 

"Romeo + Juliet" versi 1996 memaparkan kisah cinta terlarang antara dua jiwa muda, Romeo Montague (Leonardo DiCaprio) dan Juliet Capulet (Claire Danes). Kisah dimulai di Verona Beach, sebuah kota urban yang dipenuhi ketegangan antar-gang, keluarga Montague dan Capulet.

Suatu ketika di sebuah pesta mewah, Romeo dan Juliet bertemu dan langsung terpikat satu sama lain, tanpa menyadari identitas keluarga mereka yang bermusuhan. Selepas konflik keluarga masing-masing terbongkar, mereka memutuskan untuk tetap bersatu dalam cinta, mengabaikan konflik antar-keluarga yang sudah berlangsung lama. Namun, kisah cinta mereka nggak bisa lepas dari takdir tragis. 

Ulasan:

Esensi cinta terdalam dalam "Romeo + Juliet" versi 1996, menurutku, adalah bentuk pemberontakan dari keberanian sepasang kekasih mempertahankan cinta di tengah konflik sosial dan keluarga yang melibatkan dua keluarga bermusuhan. Romeo dan Juliet, meskipun sadar akan ketidaksetujuan masing-masing keluarga, tetapi tetap berjuang mempertahankan kesucian cinta mereka. Pilihan itu mengekspresikan esensi cinta sebagai kekuatan yang menguatkan, membebaskan, melepaskan diri mereka dari batasan-batasan.

Film ini berhasil mengeksplorasi esensi cinta sebagai kekuatan yang mampu melampaui batasan sosial dan keluarga. Dalam tengah konflik antar-keluarga yang membara, cinta Romeo dan Juliet menjadi pencerahan yang menggairahkan.

Jujur, ya, aku suka banget dengan penampilan Leonardo DiCaprio dan Claire Danes, mereka memberikan akting yang begitu meyakinkan sebagai pasangan utama. DiCaprio menghadirkan Romeo dengan kecermatan yang sulit dibantah, sementara Danes memerankan Juliet dengan keanggunan yang memikat. Chemistry kuat antara keduanya membawa kisah cinta ini menjadi lebih hidup dan meyakinkan.

Soundtrack yang dengan lagu-lagu dari Radiohead, Garbage, dan The Cardigans, memberikan nuansa musik kontemporer yang harmonis, tapi juga jadi elemen penting dalam mengekspresikan emosinya dan atmosfer dalam film. 

Meskipun "Romeo + Juliet" versi 1996 melakukan pendekatannya yang kreatif, tetapi pengaturan cerita dalam konteks modern dan urban di Verona Beach, meskipun sebenarnya terlihat inovatif, tetapi untuk penggemar karya klasik Shakespeare, kayaknya improvisasi itu bikin kecewa karena mengaburkan esensi asli dari setting historis kisah aslinya. Meskipun film ini penuh dengan konflik, tapi anehnya aku merasa ‘pacing-nya’ cenderung berlarut-larut. 

Meskipun begitu, kekurangan ini bersifat subjektif. Skor dariku: 7/10. Buat kamu yang belum akrab dengan cerita asli "Romeo + Juliet," cobalah ditonton. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak