Buku dengan judul "A untuk Amanda" karya Anisa Isani, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, merupakan sebuah karya sastra yang layak dibahas. Buku ini menceritakan kisah Amanda, seorang pelajar yang cerdas namun terbebani oleh prestasinya sendiri.
Amanda merasa bahwa keberhasilannya tidak lebih dari sekadar keberuntungan dan kerap kali merasa tidak secerdas yang orang lain pikirkan. Hal ini menyebabkan dia sering kali mengalami kepanikan dan kesulitan dalam mengambil keputusan, hingga pada akhirnya dia menyadari bahwa dia mengidap depresi.
Saya pribadi sangat menyukai novel ini, sampai-sampai telah membacanya tiga kali. Saya merasa terhubung dengan apa yang dialami Amanda; pada masa SMP, saya juga pernah merasa tertekan ketika ditempatkan di kelas unggulan. Saya khawatir orang lain akan menyadari bahwa saya tidak secerdas yang mereka kira. Pengalaman Amanda ini mirip dengan apa yang pernah saya alami.
Novel ini juga menyinggung tentang gangguan mental, yang biasanya dikaitkan dengan alasan yang kuat seperti trauma. Namun, Amanda digambarkan sebagai seseorang yang beruntung, berprestasi, dengan ibu yang baik, dan memiliki pacar idaman. Meskipun demikian, kita diperlihatkan bahwa Amanda juga berjuang dengan ketakutan internalnya sendiri. Buku ini mengingatkan kita bahwa depresi bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang IQ, kekayaan, atau keyakinan agama seseorang.
Penulis buku ini berhasil mengangkat isu kesehatan mental dengan realistis, serta membahas topik lain seperti feminisme, sains, dan komputer, serta berani menyentuh topik sensitif seperti kepercayaan. Gaya penulisan yang ringan dan mudah dipahami membuat buku ini tidak terasa berat, meskipun membahas isu yang serius. Jika Anda pernah membaca karya John Green atau Rick Riordan, Anda mungkin akan merasa familiar dengan gaya penceritaan di "A untuk Amanda".
Buku "A untuk Amanda" memiliki gaya penulisan yang unik, menggabungkan humor sarkastik dengan kecerdasan, yang jarang ditemukan di novel lokal. Dikisahkan dari perspektif orang pertama, karakter Amanda terasa sangat nyata, terutama melalui sikap sarkastiknya yang sering membuat pembaca tersenyum. Saya, yang tidak terlalu menyukai bahasa gaul, merasa gaya penceritaan ini sangat cocok dengan selera saya.
Meskipun ada kekurangan dalam penggambaran latar, yang terkadang terasa ambigu dan kurang konsisten, buku ini tetap menjadi favorit saya dan sangat layak dibaca. Buku ini tidak hanya cocok untuk remaja, tetapi juga dapat dinikmati oleh orang dewasa. Saya merekomendasikan "A untuk Amanda" kepada remaja dan pelajar ambisius yang mungkin merasa terhubung dengan pengalaman Amanda.