Review Film Insurgent, Banyak Perbedaan dari Novelnya, tapi Nggak Jelek!

Hernawan | Athar Farha
Review Film Insurgent, Banyak Perbedaan dari Novelnya, tapi Nggak Jelek!
Foto Film Insurgent (IMDb)

Film Insurgent yang bergenre fiksi ilmiah dan aksi, pertama kali rilis di Indonesia pada 19 Maret 2015, lebih cepat sehari dari jadwal penayangan negara asalnya, 20 Maret 2015. Film ini merupakan sekuel dari "Divergent" dan bagian kedua dari seri film "The Divergent Series" yang diadaptasi dari novel karya Veronica Roth. Film ini disutradarai oleh Robert Schwentke dan dibintangi oleh Shailene Woodley sebagai Tris Prior, Theo James sebagai Four, dan Kate Winslet sebagai Jeanine Matthews.

Kisahnya melanjutkan setelah peristiwa di film pertama, Tris Prior (Shailene Woodley) dan Four (Theo James) kini menjadi buronan. Mereka melarikan diri dari pemerintahan yang otoriter, dipimpin oleh Jeanine Matthews (Kate Winslet). Jeanine, pemimpin faksi Erudite, mengincar mereka karena percaya bahwa Tris adalah kunci untuk membuka kotak misterius yang konon berisi pesan dari pendiri kota.

Tris dan Four berusaha untuk menemukan sekutu dan jawaban di antara reruntuhan kota futuristik Chicago. Sementara itu, Jeanine mengerahkan segala daya untuk menangkap Tris dan memanfaatkan kekuatannya. Tris, yang pernah terguncang atas kematian ibu dan ayahnya, dipaksa menghadapi ujian berat untuk mengungkap kebenaran tentang masa lalu dan masa depan kota mereka. Konflik batin Tris semakin mendalam saat dia berusaha untuk memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan masa lalu dan menemukan cara untuk menyelamatkan yang tersisa dari dunia mereka.

Ulasan

Memang betul, banyak adaptasi film dari novel sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan medium dan durasi film.

Beberapa urutan kejadian dan detail plot novel diubah. Misalnya, beberapa peristiwa penting dalam novel banyak dipangkas dan diubah untuk mempercepat alur cerita. Bahkan, beberapa karakter di dalam novel yang memiliki peran lebih besar atau hubungan yang lebih kompleks, justru nggak mendapatkan porsi yang pantas. 

Selain itu, sebagai pembaca novelnya, aku yakin banget, nggak ada lho, kotak misterius yang menjadi fokus utama dalam film. Di novel, Jeanine mencari para Divergent untuk menguji simulasi dan menemukan "penyimpangan" atau ketidakmampuan mereka mengikuti simulasi, bukan untuk membuka kotak misterius. Dan masih banyak lagi sebenarnya. 

Terlepas dari perbedaan yang barusan dipaparkan, para bintangnya: Woodley dan James, menurutku memberikan penampilan yang kuat, sehingga karakter mereka begitu menonjol di film pertama. Kate Winslet, sebagai Jeanine, tetap menjadi antagonis yang meyakinkan, penuh manipulasi, dingin, dan tentunya kejam. 

Kerennya, aksi dan efek visual dibandingkan dengan pendahulunya, jauh lebih banyak di sini. Adegan-adegan pertempuran dan simulasi yang dihadapi Tris menjadi lebih wow gitu, dengan penggunaan CGI yang efektif untuk menggambarkan dunia distopia yang rusak dan penuh bahaya. 

Meskipun film ini penuh dengan aksi, pacing-nya terkadang terasa terburu-buru, seharusnya bisa sedikit lebih lama lagi ya. Kendatipun begitu, "Insurgent" tetap menghibur dengan aksi yang seru dan visual yang mengesankan. Meski terdapat beberapa perubahan dari novel yang terlalu besar, film ini tetap mampu menyampaikan inti dari perjuangan dan pertumbuhan karakter Tris.

Skor dariku: 7/10. Kamu yang mungkin baru tahu Film Insurgent, film ini seharusnya masuk dalam list tontonmu. Selamat nonton ya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak