Review Film How to Rob a Bank, Babak Akhir sang Perampok Bank Fenomenal

Hayuning Ratri Hapsari | Lena Weni
Review Film How to Rob a Bank, Babak Akhir sang Perampok Bank Fenomenal
Poster Film How to Rob a Bank (Netflix)

Film dokumenter yang menurut saya kudu bin wajib banget buat kamu saksikan! Kenapa? Ya, karena film ini memang se-seru itu, lho! Bagi saya, inilah film dokumenter perampokan legendaris yang bahkan lebih seru dari kebanyakan film fiksi perampokan yang meriah dengan banyak gimiknya. 

How to Rob a Bank sendiri adalah film dokumenter kriminal berdasarkan kisah nyata tentang Scott Scurlock, seorang perampok bank yang terampil dan produktif merampok jutaan dolar dari bank-bank Seattle pada tahun 1990-an.

Review Film How to Rob The Bank

Hal yang paling saya sukai dari film ini adalah penataan plotnya yang rapi banget. Dibuka dengan pengenalan kasus dan beragam sudut pandang tentangnya baik dari warga lokal, aparat hukum sampai para pakar yang bertugas menyelesaikan kasus perampokan "Hollywood" yang fenomenal. 

Penataan plot yang demikian berhasil memberikan beragam perspektif yang menggambarkan secara detail bagaimana masing-masing pihak menanggapi kasus dan sosok perampok "Hollywood" yang fenomenal.

Itu pada akhirnya menjadi semacam petunjuk mengapa kasus perampokan dan kisah hidup sesosok perampok "Hollywood" patut diangkat ke dalam film, juga patut kamu saksikan! 

Hingga sampailah pengusutan mengerucut pada pengenalan sosok perampok yang dijuluki dengan sebutan Hollywood. Film pun berlanjut ke biografi Scott Scurlock, sosok genius yang miliki gaya hidup yang super eksentrik.

Caranya menjalani kehidupan agaknya mewujudkan bagaimana fatalnya ketika manusia memaksimalkan kinerja otaknya dalam jalan yang salah tanpa adanya kontrol diri terhadap pikiran dan keinginan. 

Dibabak ini penonton diajak memahami jalan pikiran sesosok Scott Scurlock yang terus mencari kebebasan tanpa batas dan cara mewujudkannya. Di sini pun penonton serasa diajak menelaah kembali arti kebebasan, juga kebermanfaatan hidup dalam peraturan. 

Sebagai penutup, film pun kemudian berisikan penyergapan yang berjalan dan berujung super dramatis. Serius dah, di babak ini atmosfer suasana langsung berubah drastis sejalan dengan lonjakan ketegangan di dalamnya.

Babak ini pun kian menarik dengan hadirnya sudut pandang pelaku dan pihak aparat yang saling berseberangan sewaktu menjelaskan beberapa kejadian.

Perbedaan perspektif yang berbeda ini membuat jalan penyergapan jadi terkesan misterius, sebab pada seharusnya, hanya ada satu perspektif saja yang benar. Atau mungkin, kekeosan yang sudah terjadi itu memang murni dari kesalahpahaman dua belah pihak. 

Di balik kompleksitasnya, setidaknya film ini mengingatkan akan betapa pentingnya kontrol diri terhadap keinginan. Sebab berkaca dari kasus Scott Scurlock, tiada namanya kepuasan ketika seseorang tak henti menuruti keinginan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak