Selain dikenal dengan makanannya yang memiliki ciri khas tersendiri, Pontianak memiliki ragam kerajinan khas yang bisa kamu jadikan oleh-oleh. Setiap oleh-oleh kerajinan khas Pontianak yang dihasilkan mencerminkan kearifan lokal dan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Dari kain tenun tradisional hingga pernak-pernik etnik, kerajinan khas Pontianak menawarkan keunikan dan nilai seni yang tinggi. Hal tersebut menjadikannya pilihan yang cocok untuk dibawa pulang sebagai hadiah untuk orang di rumah.
Lantas, apa saja oleh-oleh kerajinan tersebut? Simak artikel di bawah ini!
1. Kain Tenun Sambas
Ketika kamu berlibur ke Pontianak, salah satu oleh-oleh khas yang bisa kamu bawa pulang adalah kain tenun Sambas. Kerajinan tangan yang berasal dari masyarakat Sambas ini telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kain tenun yang meraih penghargaan UNESCO Award of Excellence for Handicrafts pada tahun 2012 ini dikenal dengan berbagai motif khas. Misalnya seperti bunga malek, bunge cangkring, pucuk rebung, tujuh tabur bunga melati, dan bunga telur mata ayam.
Kain ini biasanya dibuat menggunakan benang emas yang dipadukan dengan benang berwarna cerah seperti biru, hijau, merah, dan oranye, menghasilkan tampilan yang mencolok dan elegan. Harga kain tenun ini berkisar antara Rp1.5 juta hingga Rp3.5 juta per helai.
2. Pernak-pernik Etnik Dayak
Saat kamu berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan di Pontianak, kamu mungkin akan menemukan berbagai toko yang menjual pernak-pernik etnik Dayak. Suku Dayak, yang merupakan penduduk asli pulau Borneo, terkenal dengan kerajinan tangan mereka yang unik dan otentik.
Di antara pernak-pernik yang bisa kamu temukan adalah kalung, gelang, anting, hingga dompet yang semuanya dibuat dengan tangan. Selain itu, ada juga baju adat dengan motif yang indah dan kain berkualitas tinggi.
Jika kamu tertarik untuk membeli pernak-pernik ini, pastikan membawa uang lebih karena harganya bervariasi, mulai dari Rp30 ribu, hingga Rp700 ribu.
3. Kain Tenun Corak Insang
Kamu juga bisa memilih oleh-oleh kerajinan khas Pontianak lainnya sepert kain tenun corak insang. Kerajinan khas ini merupakan tenunan tradisional yang sudah ada sejak masa Kesultanan Kadriah, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1771.
Dahulu, kain tenun corak insang sering digunakan sebagai persembahan atau cinderamata untuk raja, hadiah ulang tahun, barang hantaran, dan berbagai upacara tradisional lainnya.
Saat ini, kain ini sering dijadikan sebagai oleh-oleh bagi orang-orang yang berkunjung ke Pontianak. Sementara harganya berkisar Rp50 ribu per ½ meternya.
4. Miniatur Tugu Khatulistiwa
Di Pontianak, terdapat sebuah monumen bersejarah bernama Tugu Khatulistiwa, yang menandakan bahwa kota ini dilintasi oleh garis khatulistiwa atau garis lintang 0 derajat. Tugu ini juga merupakan ikon Kota Pontianak.
Dibangun oleh Tim Ekspedisi Geografi Internasional pada tahun 1928, tugu ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Di beberapa toko souvenir dan tempat belanja, kamu bisa menemukan miniatur Tugu Khatulistiwa yang dijual sebagai oleh-oleh.
Miniatur ini juga bisa menjadi kenang-kenangan bahwa kamu pernah mengunjungi Pontianak. Harganya bervariasi, mulai dari Rp45 ribu.
5. Kopiah Tenun
Oleh-oleh kerajinan khas Pontianak lainnya adalah kopiah tenun. Kopiah tenun Sambas ini memiliki motif yang khas, menjadikannya unik dan istimewa. Masyarakat Kalimantan Barat biasanya mengenakan kopiah tenun ini saat acara-acara besar, seperti pernikahan, lebaran, dan upacara adat.
Motif kopiah tenun Sambas yang populer meliputi pucuk rebung dan serong mawar. Harga kopiah tenun Sambas biasanya berkisar antara Rp125 ribu hingga Rp150 ribu.
Pontianak menawarkan beragam pilihan oleh-oleh kerajinan khas yang memukau dan sarat makna. Setiap barang yang kamu bawa pulang bukan hanya sekadar cenderamata, tetapi juga sebuah simbol penghormatan terhadap tradisi dan kearifan lokal yang terus dijaga oleh masyarakatnya.
Dengan memilih oleh-oleh kerajinan khas Pontianak, kamu turut mendukung kelestarian budaya dan membawa pulang simbol dari Bumi Khatulistiwa.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS