Satu lagi film horor adaptasi kisah thread viral, ‘Hutang Nyawa’ besutan Visinema Pictures yang mulai tayang pada 12 Desember lalu. Disutradarai oleh Billy Christian, film ini diangkat dari kisah horor viral yang telah dibaca lebih dari 12,6 juta kali.
Berlatar sebuah pabrik tua, ‘Hutang Nyawa’ berhasil menggabungkan unsur horor dengan kisah sosial yang relevan, sehingga tidak hanya memberikan hiburan semata, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan beberapa hal.
Ceritanya berpusat pada Erwina, seorang anak bungsu yang harus berjuang demi anak dan keluarganya. Demi mencukupi kebutuhan keluarganya dan melunasi utang-utang yang menumpuk, Erwina harus menerima tawaran bekerja di sebuah pabrik batik tua yang menyimpan banyak misteri kelam.
Erwina terjebak ke dalam sebuah ritual tumbal dalam pabrik tersebut yang meminta nyawa untuk membayar hutang lama. Hingga waktu penagihan sudah semakin dekat, Erwina masih bertanya-tanya perjanjian apa yang sebelumnya dilakukan?
Dalam upaya untuk bertahan hidup dan menyelamatkan keluarganya, Erwina harus mengungkap rahasia gelap yang tersembunyi di balik pabrik batik tersebut.
Ulasan film ‘Hutang Nyawa’
Film ‘Hutang Nyawa’ berhasil menciptakan atmosfer horor yang cukup mencekam, terutama dengan latar belakang pabrik batik tua dan ritual mistis yang kental.
Bicara soal alur film ini, sebenarnya premis dari tokoh utama juga bukan hal baru. Protagonis yang kesulitan keuangan menyebabkan dirinya harus terjerumus ke lubang yang menyeret dirinya ke kejadian mengerikan.
Alur cerita disampaikan dengan cukup rapi, dengan building yang kuat. Motifnya jelas, dan bisa dimaklumi oleh saya sebagai penonton. Sisi misteri yang dibangun dalam ‘Hutang Nyawa’ ini juga tersampaikan dengan cukup baik.
Namun, memasuki pertengahan menuju klimaks, beberapa bagian cerita terasa terlalu tergesa-gesa dan kasar, sehingga nuansa horornya terkesan terlalu dipaksakan dan malah gagal. Plot-twistnya terlalu rumit dan cenderung membingungkan. Padahal di awal cerita, misteri disusun dengan cukup mulus dan menarik.
Hingga film berakhir pun saya masih bertanya, apa sebenarnya sosok iblis yang meneror Erwina ini, bagaimana kutukannya, dan apa yang dijanjikan juga kurang dieksplorasi lebih lanjut.
Penggunaan jumpscare sudah cukup efektif, adegan jumpscare yang ditampilkan disusun sedemikian rupa sehingga mampu memancing rasa takut. Hanya saja, desain suara dari film ini menurut saya agak berlebihan malah mengganggu dan terkesan dipaksakan.
Aspek lain seperti akting para pemain terlihat cukup natural dan meyakinkan. Namya Tasyaka sebagai Erwina patut diacungi jempol, sebagai ibu tunggal yang berjuang melawan teror. Selain tokoh lainnya juga mendukung cerita dengan baik.
Overall, apakah film ini menyeramkan? Ya, alur misterinya masih menarik untuk diikuti. Saya sendiri kasih 6.5/10 untuk ‘Hutang Nyawa’, silahkan kalian saksikan sendiri!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS