The Bitter Tea merupakan novel karya Mario Siswanto yang diterbitkan oleh Sheila Publisher pada tahun 2023. Novel ini berjumlah 208 halaman dan mengusung tema gangguan jiwa dan keluarga.
Menceritakan tentang Damar, laki-laki berusia 24 tahun yang tiba-tiba ingin berhenti dari pekerjaannya. Dia merasa bahwa pekerjaan ini tidak untuknya. Menjadi call center di sebuah maskapai penerbangan, jauh dari apa yang dipelajarinya di perkuliahan.
Teman-temannya sempat menentang dan menyuruh Damar untuk memikirkannya lagi. Tapi, bagi Damar semua ini tidak perlu dipikirkan lagi. Dia harus pergi dari kota ini dan meninggalkan pekerjaan ini.
Kupang adalah tempat tujuannya. Entah apa yang akan dilakukannya selama di Kupang. Setibanya di Kupang, teman-temannya masih setia mengirimkan pesan dan menyuruhnya pulang. Tekadnya jadi goyah karena teman dekatnya menyuruh untuk datang ke Surabaya.
Tubuhnya menjadi kurus karena tidak cocok dengan makanan Kupang. Kulit menjadi gelap karena diterpa terik matahari. Rani, teman dekatnya memeluk Damar dan menyuruhnya untuk kembali ke rumah Semarang.
Damar melakukan sesuai suruhan Rani. Kembali ke Semarang dan tinggal bersama keluarga di rumah. Keponakan yang dia sayang dia peluk melepas kerinduan. Karena dia sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya, Damar rajin mengirimkan lamarannya pada perusahaan-perusahaan.
Sepertinya, Tuhan masih sayang padanya. Buktinya, dia mendapat pekerjaan baru di sebuah English Course dan menjadi teman ramah anak-anak. Di tempat baru itu, dia bertemu dengan perempuan berusia 30-an yang memiliki panggilan Cicik.
Awal bertemu, Damar kira Cicik tidak akan bisa bergaul dan bercanda ria bersama orang-orang karena status jabatannya yang tinggi. Ternyata, Cicik bukanlah orang seperti itu. Cicik sangat ramah dan tidak malu bercanda bersama semua orang, dengan Damar juga.
Bahkan, Damar menganggap Cicik sebagai kakak dan keluarganya. Bagaimana bisa seseorang yang baru dia kenal lebih seperti keluarga aslinya dibanding dengan keluarga yang membersamai sedari kecil?
Cicik sampai rela meminjaminya uang untuk tes pemeriksaan. Mama Cicik yang Damar panggil Tante juga ikut-ikutan baik terhadapnya, selalu membawakan bekal untuk Damar dan Cicik. Damar bersyukur lingkungan kerjanya masuk di ranah positif.
Tapi, tidak semuanya dia harus bergantung pada Cicik, bukan? Maka dari itu dia berniat pindah pekerjaan. Tapi, semua itu justru membuat Cicik dan Tante merasa sedih dan kecewa terhadapnya.
Damar merupakan tipe orang yang mengambil keputusan secara spontan dan tidak memikirkan risiko dari keputusannya. Sangat sering sekali Damar bertindak gila dan ceroboh. Bahkan, Damar juga pernah melakukan aksi bunuh diri namun tidak berhasil.
Setelah melihat berita tentang mahasiswa yang bunuh diri dengan cara meloncat dari rooftop sebuah pusat perbelanjaan dan reaksi orang-orang di bawah hanya merekam dan mengolok-olok, Damar memutuskan untuk membuat komunitas organisasi untuk teman-teman yang membutuhkan teman curhat dan pendengar yang baik agar merasa nyaman dan terlndungi.
Aksi tersebut ternyata banyak peminat dan orang-orang mulai bergabung menjadi anggota. Dan, ketika Damar menanyakan kondisinya pada psikolog dalam organisasi tersebut, dia justru menyuruh Damar untuk melakukan pemeriksaan. Gangguan jiwa, Damar sedang mengalaminya.
Lantas, apa yang membuat Damar mengalami gangguan jiwa? Bagaimana dengan pekerjaannya dan Cicik? Dan bagaimana reaksi keluarganya setelah mendengar kabar yang menimpa damar?
Untuk mengetahui kelanjutan dari novel ini, kamu dapat membaca novel The Bitter Tea karya Mario Siswanto.
Di awal, saya memang sangat terkejut dengan spontanitas dan tindakan gila yang dilakukan oleh Damar. Rasanya saya ikut cemas dan terbawa suasana. Bagaimana bisa laki-laki itu tidak memikirkan akibatnya sebelum bertindak demikian?
Tapi, setelah mengetahui alasannya, saya merasa prihatin dan respect karena Damar tetap berusaha mewujudkan organisasi tersebut dan tidak menjadikan gangguan jiwa sebagai permasalahan yang mengganggunya berperilaku baik.
Saya suka bagaimana penulis mencertakan kisah inspiratif dengan gaya bahasa yang baik. Banyak pesan mendalam yang menarik perhatian saya.
Apalagi, kita harus mulai menyadari pentingnya mental seseorang. Dalam berucap dan bersikap, kita harus berhati-hati agar tidak menimbulkan trauma pada orang lain.
Secara keseluruhan, novel ini dapat menjadi rekomendasi bagi pembaca yang suka dengan kisah inspiratif apalagi melek dalam kesehatan mental.