Sisu adalah film aksi sejarah yang berlatar di Lapland, Finlandia, pada akhir Perang Dunia II.
Film ini disutradarai oleh Jalmari Helander dan dibintangi Jorma Tommila sebagai karakter utama Aatami Korpi, seorang veteran perang yang menjadi penambang emas.
Sinopsis Film Sisu
Film ini berkisah tentang Aatami Korpi, mantan komando legendaris Finlandia yang hidup menyendiri di hutan belantara Lapland bersama anjing dan kudanya yang setia.
Suatu hari, Aatami menemukan deposit emas yang sangat melimpah. Dengan penuh semangat, ia mengumpulkan emas tersebut dan berencana untuk menjualnya ke kota terdekat, Rovaniemi.
Di perjalanan, Aatami bertemu dengan pasukan Waffen-SS yang dipimpin oleh Obersturmfuhrer Bruno Hellford (Aksel Hennie).
Pasukan ini hendak mundur menuju Norwegia setelah menghancurkan beberapa desa, dan membawa wanita Finlandia untuk dijadikan tawanan.
Hellford awalnya tidak tertarik dengan Aatami dan membiarkannya lewat. Namun, situasi berubah ketika pasukan Nazi lainnya mengetahui bahwa Aatami tengah membawa emas dalam jumlah yang banyak. Mereka memutuskan untuk membunuh Aatami dan merampok emas tersebut.
Aatami yang memiliki kemampuan tempur luar biasa, berhasil melawan dan membunuh semua pasukan Nazi tersebut dengan sangat mudah.
Hallford yang mengetahui hal tersebut, bertekad untuk memburu Aatami, demi merampas emas miliknya, sekaligus membalas dendam atas kematian anak buahnya.
Perburuan pun dimulai. Aatami menggunakan berbagai taktik untuk menghindari dan melawan pasukan Nazi yang terus mengejarnya.
Dalam perjalanan ini, ia juga berusaha menyelamatkan beberapa wanita Finlandia yang sebelumnya ditawan oleh pasukan Nazi.
Film ini menampilkan aksi yang intens dan menggambarkan semangat juang Aatami yang tak kenal menyerah, sesuai dengan judulnya "Sisu", yang dalam bahasa Finlandia berarti keberanian dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan yang ekstrem.
Ulasan Film Sisu
Sisu menyajikan sebuah cerita yang sederhana namun sangat efektif. Tanpa banyak subplot yang bertele-tele, film ini langsung membawa penonton ke konflik utama, yakni pertempuran brutal antara Aatami Korpi dengan pasukan Nazi yang telah mengusiknya.
Dari awal film, Sisu berhasil memikat penonton dengan menyuguhkan aksi tiada henti. Setelah beberapa menit pembukaan yang tenang untuk membangun karakter dan atmosfer, film ini langsung melesat dengan serangkaian pertempuran yang dirancang dengan sangat cermat.
Adegan-adegan pertempuran yang disajikan tidak hanya spektakuler, tetapi juga penuh dengan kreativitas. Aatami Korpi, tak hanya mengandalkan kekuatan fisik tetapi juga kecerdikan untuk menghadirkan strategi-strategi bertahan hidup. Ia memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai elemen penting dalam setiap pertempuran
Misalnya, dalam satu adegan saat Aatami berada di medan tambang ranjau. Dengan kecerdikannya, ia memanfaatkan medan tersebut untuk menjebak tentara Nazi, menciptakan ledakan berantai hanya dengan melemparkan batu ke ranjau.
Ledakan ranjau tersebut juga digambarkan dengan sangat realistis, tubuh-tubuh tentara Nazi yang hancur berkeping-keping, memberikan kesan brutal yang kuat.
Sementara itu, di adegan lain, Aatami dengan cerdik menggunakan mayat salah satu tentara Nazi sebagai tameng untuk melindungi dirinya dari peluru yang ditembakkan oleh Hallford.
Meskipun beberapa aksi tampak tak realistis dan berlebihan, penyajiannya yang meyakinkan membuat penonton siap mengesampingkan logika dan terhanyut dalam intensitasnya.
Namun, keberhasilan film ini tidak hanya terletak pada aksinya. Desain produksinya yang detail juga turut memainkan peran besar dalam menciptakan suasana era perang Perang Dunia II.
Kendaraan militer, senjata, dan seragam Nazi ditampilkan dengan akurat. Ditambah lagi, efek suara seperti desingan peluru dan ledakan ranjau juga ditangani dengan sempurna, membuat kita selaku penonton seakan berada di tengah-tengah medan pertempuran.
Selain itu, Sisu juga menawarkan visual yang sangat memukau. Lanskap Finlandia yang terpencil dan suram menjadi latar yang sempurna untuk perjalanan Aatami Korpi. Sinematografi dalam film ini berhasil menangkap keindahan sekaligus kebengisan suasana medan perang.
Elemen lain yang membuat Sisu menarik adalah struktur naratifnya yang dibagi dalam beberapa bab. Setiap bab diberi judul yang mencerminkan isi dan tema segmen tersebut, seperti Gold, The Nazis, The Minefield, The Legend, Scorched Earth, hingga Kill Them All.
Pendekatan ini menciptakan ritme yang teratur dan memudahkan penonton mengikuti alur cerita. Setiap bab juga memberi kesempatan bagi film untuk mengeksplorasi klimaksnya masing-masing dan membangun ketegangan tanpa terburu-buru.
Secara keseluruhan, Sisu adalah film yang tahu persis apa yang ingin disampaikan. Lewat aksi yang brutal, pacing yang pas, dan sinematografi yang mendukung atmosfer ceritanya, film ini memberikan pengalaman menonton yang intens dan memuaskan. Bagi pecinta film aksi, Sisu adalah sajian yang tak boleh dilewatkan.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE