The Children’s Train hadir dan menggoda penontonnya untuk menyelami dampak perang pada anak-anak yang nggak berdosa. Set Italia pada tahun 1946, yang mana itu berdasarkan novel karya Viola Ardone, akan membawamu mengikuti perjalanan Amerigo, anak berusia tujuh tahun yang terpaksa meninggalkan ibunya, Antoinetta. Film ini sudah tayang sejak 4 Desember 2024 di Netflix. Kepoin lebih lanjut yuk!
Sinopsis Film The Children’s Train
Perlu kamu ketahui, film ini dibuka melalui gambaran sang maestro violinist yang menerima kabar duka tentang kematian ibunya, sebelum ‘kamu’ dibawa mundur untuk mengenal masa kecilnya yang penuh pergolakan setelah Perang Dunia II.
Di Naples, saat dunia masih penuh kehancuran, banyak keluarga, seperti Amerigo’s, terpaksa mengirimkan anak-anak mereka ke utara, berharap mereka bisa hidup lebih baik. Amerigo, dengan kaki telanjang dan harapan akan sepasang sepatu baru, segera terperangkap dalam janji kehidupan yang lebih baik di sana. Namun, realitas yang dihadapi tidaklah mudah. Setelah tiba di tempat tinggal baru, dia dihadapkan pada kenyataan pedih. Ya, meski dia dijaga dengan baik, perasaan terasing dan kehilangan orangtuanya nggak pernah hilang.
Membahas Perjalanan Emosional Anak-Anak Pasca-Perang
Di tengah hiruk-pikuk Perang Dunia II, anak-anak adalah kelompok yang paling rentan. Namun, suara mereka sering kali nggak terdengar. Film The Children’s Train dengan lihainya menangkap pergulatan emosional pada anak-anak yang terpaksa berpisah dengan keluarga mereka. Bagi Amerigo, perasaan bingung dan terasing adalah kenyataan yang harus dihadapi. Terlepas dari kebaikan keluarga pengasuhnya, dia nggak pernah bisa menghapus rasa kehilangan yang mendera. Sepatu baru yang dijanjikan sebagai hadiah untuk hidup baru di utara mungkin menghilangkan sebagian letih fisiknya, tapi sayangnya nggak mampu mengisi kekosongan emosional yang dirasakannya.
Lebih-lebih rasa rindu yang mendalam pada orangtuanya, rasa takut akan masa depan yang nggak pasti, serta perasaan kesepian yang dialaminya termasuk anak-anak lainnya. Amerigo, meskipun tinggal bersama keluarga baru yang baik hati, tetap merasa asing dan terasing, dan perasaan itu sangat sampai ke diriku.
Dan kamu juga perlu tahu. Film ini nggak hanya fokus pada kehilangan fisik, tapi juga perasaan kehilangan yang lebih dalam—kehilangan identitas, kehilangan rasa aman, dan tentunya kehilangan ikatan keluarga. Ada momen-momen emosional yang kuat ketika Amerigo berusaha memahami dunia baru di sekitarnya. Namun, rasa ketidakpastian dan keraguan terus menghantuinya.
Apa yang menarik lagi? Begini, meskipun plotnya dominan berkisar pada pengalaman anak-anak, film ini juga menggambarkan bagaimana orang dewasa—baik orangtua yang mengirimkan anak-anak mereka maupun keluarga pengasuh yang menerima mereka—juga dipengaruhi keputusan yang mereka pilih. Perasaan terpaksa, rasa bersalah, dan penyesalan jadi tajuk yang muncul di sepanjang film.
Oke deh. Pokoknya buatku, Film The Children’s Train benar-benar menggambarkan dengan hati-hati, terkait bagaimana perang nggak hanya mengubah fisik negara, tapi juga meninggalkan bekas yang mendalam di hati anak-anak yang terpaksa menjadi bagian dari kisah besar itu. Melalui perjalanan Amerigo, film ini jelas ngasih perenungan—trauma, kehilangan, dan ketidakpastian para karakter.
Skor: 3,5/5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.