Buku Titian Menuju Takwa berisi contoh-contoh khutbah Jumat yang disampaikan dengan bahasa sederhana, jelas, lugas, dan mudah dipahami. Demikian pula tema-tema yang dipaparkan di dalamnya, termasuk tema-tema yang sederhana, namun sesuai dengan konteks dan perkembangan zaman, serta cukup mengena dan menyentuh di hati orang yang membaca maupun yang mendengarnya.
Teks khutbah Jumat yang terhimpun dalam buku ini layak dijadikan bahan rujukan untuk disampaikan kepada sidang Jumat, baik dengan tambahan atau pun pengurangan materi, yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi jamaah.
Berkenaan dengan panjang pendeknya teks khutbah yang dibacakan, khutbah yang paling baik itu biasanya berlangsung selama 10 menit atau 15 menit. Hanya saja jika memang diperlukan, dan khutbah yang kita sampaikan benar-benar menarik perhatian jamaah, maka dapat diperpanjang, tetapi jangan sampai lebih dari 25 menit, agar jamaah tidak merasa bosan dan lelah.
Selain itu, di dalam buku ini juga mengurai secara rinci tentang salat Jumat, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Termasuk di dalamnya penjelasan tentang khutbah Jumat, rukun-rukun, syarat-syarat, dan adab khutbah Jumat. Demikian pula tentang persiapan menjadi seorang khatib, baik dari segi fisik, mental maupun teknis.
Salah satu persiapan teknik yang disebutkan di dalam buku ini adalah percaya diri. Khatib atau dai harus menumbuhkan rasa percaya dan memantapkan diri sendiri agar dapat menguasai diri dan tidak jatuh mental ketika sedang berdiri di atas mimbar.
Khatib harus menghilangkan segala perasaan yang dapat melemahkan diri sendiri, seperti perasaan bahwa ia tidak dapat berkhutbah dengan baik dan perasaan negatif lainnya. Perasaan grogi dan demam panggung sering diawali oleh sikap was-was tersebut. Jika kita yakin dan percaya diri, maka kita akan bisa tampil lebih lepas dan tenang. Jangan pernah berpikir bahwa jamaah yang hadir lebih pintar dari kita, karena hal tersebut hanya akan menyurutkan langkah dan membuat jatuh mental. (Halaman 30).
Khatib juga harus menguasai materi khutbah, termasuk bacaan dalil-dalil atau nash-nash al-Qur'an dan hadis yang berfungsi sebagai argumentasi untuk memperkuat uraian khutbah. Ketika membawakan materi khutbah, khatib hendaknya bersikap tenang dan tidak monoton dalam membaca teks. Selingi dengan memandang ke arah jamaah untuk meyakinkan bahwa nasihat yang disampaikan itu benar dan mampu dilaksanakan oleh jamaah.
Tidak kalah penting, khatib atau seorang dari harus juga memperhatikan sikap dan penampilan. Ketika menunggu waktu, sebelum naik mimbar, khatib harus menunjukkan sikap dan penampilan yang baik serta menarik. Duduk dengan tenang, dan wajah yang berseri. Ketika maju ke mimbar, khatib hendaknya memeriksa atau membetulkan letak peci dan kerapian pakaian.
Khatib hendaknya tidak memfokuskan pandangan pada salah satu titik atau sudut ruangan. Terlebih lagi sering memandang atau bertatap mata langsung dengan orang yang telah terbiasa atau lebih mumpuni saat berkhutbah. Usahakan mata menyapu secara bergilir semua jamaah di seluruh sudut. Jika terasa grogi, upayakan tidak melakukan kontak mata. Pandang kira-kira di atas rambut jamaah, lalu tatap secara merata dari jamaah paling kiri hingga kanan atau depan hingga belakang. Cara ini akan sangat efektif mengurangi tingkat ketegangan khatib di atas mimbar.
Secara umum, materi buku ini mungkin bukan hal yang baru bagi khatib, dai dan mubalig, akan tetapi dengan model penulisan yang lengkap dan sistematis, maka buku ini memiliki kelebihan tersendiri, yakni memiliki materi yang paling lengkap dibandingkan dengan buku-buku khutbah yang pernah ada.
Buku ini tentu sangat membantu para dai pemula atau khatib muda untuk mengantarkan menjadi dai dan khatib yang mahir, karena dilengkapi dengan penukilan dalil-dalil al-Qur'an maupun Hadis sesuai tema-tema yang dipaparkan.
Selamat membaca dan belajar!
Identitas Buku
Judul: Titian Menuju Takwa
Penulis: Yunus Hanis Syam
Penerbit: Cahaya Hikmah Yogyakarta
Cetakan: I, September 2003
Tebal: 200 Halaman
ISBN: 979-97400-61-9
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS