"Tidak ada yang mudah untuk menjadi dewasa!"
Sebagaimana yang tertera pada sampulnya, Lima Cerita: Kisah-kisah Menjadi Dewasa menyajikan lima kisah yang menggambarkan perjalanan menuju kedewasaan. Buku ini, karya Desi Anwar, pertama kali diterbitkan pada tahun 2019 dan mengangkat tema-tema penting dalam kehidupan yang jarang dibahas secara terbuka tentang cinta, kehilangan, pertumbuhan, dan hubungan yang terkadang menyakitkan.
Dalam kelima cerita yang ada, pembaca diajak untuk merenungkan bagaimana proses menjadi dewasa bukanlah sesuatu yang mudah, namun perlu dijalani.
Sinopsis Buku
Lima cerita yang terkandung dalam buku ini adalah Kematian, Cerita Delia, Pedihnya Pendewasaan, Cinta Sempurna, dan Ibu yang Baik. Masing-masing mengangkat tema dan konflik kehidupan yang sangat relevan dengan setiap fase dalam perjalanan menuju kedewasaan.
- Kematian mengajak pembaca untuk mengenang dan merenung tentang peran keluarga dalam kehidupan kita, serta bagaimana setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda.
- Cerita Delia menyoroti kehidupan seorang remaja yang berusaha membebaskan diri dari cengkraman ibunya, dengan latar belakang hubungan yang penuh ketegangan dan harapan.
- Pedihnya Pendewasaan membawa kita memahami bagaimana perasaan insecure dan tekanan dari ekspektasi orang lain bisa menghambat pertumbuhan pribadi, serta pentingnya menerima tanggung jawab dalam meraih kebebasan.
- Cinta Sempurna berbicara tentang pencarian cinta yang ideal, namun mengingatkan kita bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini dan bahwa hidup lebih tentang pertumbuhan dan pengalaman, baik yang menyedihkan maupun yang biasa.
- Ibu yang Baik merupakan cerita yang penuh dengan refleksi tentang bagaimana cara orang tua mendidik dan mengasuh, serta bagaimana cara mereka mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.
Ulasan
Desi Anwar dengan indah dan penuh perasaan mengajak pembaca untuk melihat kehidupan dari sisi yang lebih dalam, membawakan kisah-kisah yang penuh dengan pelajaran berharga tentang bagaimana menjadi dewasa baik secara emosional, mental, maupun sosial.
Salah satu bagian yang sangat mencolok adalah dalam cerita Kematian, di mana pembaca diajak untuk merenung tentang bagaimana orang tua dan keluarga kita berfungsi dalam hidup kita. Kalimat yang berbunyi, “Karena kami berbahagialah kami bertengkar terus, katanya. Kalau suatu pasangan berhenti saling bicara, itu tanda ketidakbahagiaan,” mengingatkan kita bahwa bentuk cinta setiap orang itu berbeda-beda. Ada pasangan yang selalu berdebat, ada yang saling manja, dan ada pula yang lebih pendiam. Semua itu adalah bentuk dari hubungan yang hidup.
Kemudian dalam Cerita Delia, kita dibawa ke dalam kehidupan seorang remaja yang merasa terkungkung oleh perhatian ibunya, dan dengan impulsif berusaha membebaskan diri. Namun, seperti yang sering dialami banyak orang, kita kadang lupa bahwa orang tua memiliki perasaan dan intuisi yang tajam. Pada bagian ini, Desi Anwar mengingatkan kita bahwa kebiasaan baik harus dibangun melalui kesadaran diri dan pengetahuan yang cukup, bukan hanya berdasarkan keinginan sesaat.
Buku ini juga menggali tema Pedihnya Pendewasaan, yang menggambarkan bagaimana banyak dari kita merasa tertekan dengan ekspektasi dan tekanan dari orang lain. Di usia remaja dan awal kedewasaan, kita sering menuntut kebebasan, namun lupa bahwa kebebasan datang dengan tanggung jawab besar. Pedihnya perjalanan menuju kedewasaan terkadang memang harus dilalui dengan menerima kenyataan dan belajar dari pengalaman.
Cinta Sempurna, sebagai cerita yang sangat relatable bagi banyak orang, memperlihatkan bagaimana idealisme tentang cinta bisa memerangkap kita dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic. Dalam cerita ini, Desi Anwar mengingatkan kita bahwa hidup bukan tentang menemukan cinta yang sempurna, tetapi tentang bertumbuh bersama dan belajar dari pengalaman bahkan yang menyedihkan sekalipun.
Cerita terakhir, Ibu yang Baik, menjadi cerita yang sangat emosional, membawa pembaca untuk merenung tentang cara orang tua mendidik dan menunjukkan kasih sayang. Terkadang, cara orang tua yang tidak kita pahami bisa meninggalkan luka, namun di balik itu semua, kita harus bersyukur karena cara-cara tersebut mungkin adalah yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan dewasa.
Pesan Moral dan Refleksi
Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang sedang berada dalam fase pencarian atau pergolakan batin dalam hidupnya. Desi Anwar mengingatkan kita bahwa hidup bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi dengan santai menjadi dewasa itu sulit, namun itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani. Proses kedewasaan tidak selalu indah, sering kali menyakitkan, tetapi melalui setiap pengalaman, kita akan menjadi versi diri yang lebih baik di masa yang akan datang.
Desi Anwar juga menekankan bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, dan itu adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah bagaimana kita terus bertumbuh, membuka diri untuk belajar, dan menerima segala perasaan yang datang dalam hidup ini baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Lima Cerita: Kisah-kisah Menjadi Dewasa adalah buku yang sangat direkomendasikan untuk siapa saja yang ingin merenung tentang perjalanan hidup mereka. Desi Anwar menyajikan kisah-kisah yang penuh dengan pembelajaran, kebijaksanaan, dan refleksi hidup yang tak ternilai. Buku ini akan mengajak pembaca untuk lebih menghargai setiap fase dalam perjalanan menuju kedewasaan, serta menyadari bahwa setiap peristiwa dalam hidup ini hadir untuk menjadikan kita lebih baik.
- Judul: Lima Cerita: Kisah-kisah Menjadi Dewasa
- Penulis: Desi Anwar
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Tanggal Terbit: Februari 2019
- Jumlah Halaman: 308
- ISBN: 9786020613673