Even If This Love Disappear from the World Tonight adalah film drama romansa Jepang rilisan 2022 yang menyuguhkan kisah cinta yang tidak biasa.
Film ini menjadi pembicaraan karena menyentuh tema kehilangan, cinta yang tulus, dan perjuangan mempertahankan kenangan dalam kondisi yang sangat rapuh.
Dibintangi oleh Shunsuke Michieda sebagai Toru Kamiya dan Riko Fukomoto sebagai Maori Hino, film ini menghadirkan alur yang pelan tapi menghantam kuat emosi penonton.
Dengan latar belakang kehidupan remaja sekolah menengah, film ini menawarkan pengalaman menonton yang menyayat. Namun juga menghangatkan, menjadikannya salah satu film romansa Jepang yang wajib ditonton, terutama bagi pencinta kisah cinta yang emosional dan realistis.
Sinopsis Film Even If This Love Disappear from the World Tonight
Cerita ini dimulai dengan Toru Kamiya, seorang siswa SMA yang secara tiba-tiba menyatakan cinta kepada Maori Hino. Aksi ini bukan karena cinta pada pandangan pertama, melainkan sebab ia ingin menyelamatkan temannya dari perundungan.
Tanpa disangka, pernyataan tersebut direkam dan disebarkan secara daring. Sehingga membuat semua orang mengira mereka adalah pasangan kekasih.
Saat Maori mendatangi Toru untuk mengonfirmasi hal tersebut, Toru mengaku bahwa pernyataannya bohong. Namun, bukannya marah, Maori justru mengusulkan untuk benar-benar berpura-pura menjadi pasangan.
Asalkan dengan tiga syarat: tidak bicara sampai pulang sekolah, hanya berkomunikasi melalui daring secara singkat, dan tidak saling jatuh cinta.
Namun, seperti dalam banyak kisah cinta, hubungan pura-pura itu berkembang menjadi cinta yang nyata. Keduanya mulai saling mengenal dan merasakan ketertarikan satu sama lain.
Sayangnya, kisah ini tidak berjalan mulus. Maori ternyata mengalami gangguan ingatan akibat kecelakaan. Sehinhga ia akan melupakan semua hal setiap kali bangun tidur. Untuk mengingat hari-harinya bersama Toru, Maori bergantung pada buku harian yang ia tulis setiap malam.
Toru, yang menyimpan rahasia tentang kondisi pribadinya, berjanji untuk mengisi hari-hari Maori dengan kenangan indah yang layak untuk ditulis. Dalam perjalanan ini, hadir pula Izumi Wataya (Kotone Furukawa), sahabat setia Maori, yang berperan penting menjaga keberlangsungan kenangan itu.
Review Even If This Love Disappear from the World Tonight
Film ini berhasil menyajikan kisah romansa yang berbeda dari kebanyakan film cinta remaja. Cerita ini tidak berfokus pada dramatisasi konflik atau tokoh antagonis, tetapi lebih pada bagaimana dua orang saling mencintai dengan tulus di tengah keterbatasan dan kondisi yang menyakitkan.
Salah satu kekuatan utama film ini terletak pada pembangunan hubungan karakter secara perlahan tapi menyentuh. Chemistry antara Michieda dan Fukomoto sangat alami.
Sehingga dinamika hubungan Toru dan Maori terasa nyata dan menyentuh. Mereka tidak perlu dialog panjang untuk menyampaikan rasa. Karena emosi terlihat dari gestur kecil dan ekspresi halus.
Dari segi naratif, film ini memang memiliki alur lambat, namun ritme ini membuat emosi penonton berkembang seiring dengan tumbuhnya cinta di antara kedua tokoh utama. Penonton diajak memahami kompleksitas hubungan mereka.
Penggambaran Maori yang berjuang setiap hari untuk mengenang cintanya melalui buku harian memberikan lapisan kedalaman yang jarang ditemukan dalam film sejenis. Tema memori, kehilangan, dan keberanian mencintai meski tahu akan terluka menjadi inti emosional yang membentuk keseluruhan film.
Tokoh Izumi pun membawa kejutan dalam cerita. Di awal, karakter ini mungkin menimbulkan kecurigaan. Namun pada akhirnya ia tampil sebagai pahlawan diam-diam yang menjadi penopang cinta antara Maori dan Toru.
Puncak emosional film ini terjadi saat Izumi bertemu dengan Sanae Kamiya, kakak Toru. Pertemuan ini menjadi penutup yang emosional, menghadirkan air mata sekaligus penghormatan terhadap cinta diam-diam yang dalam.
Meskipun ending film ini disebut oleh sebagian penonton sebagai sedikit antiklimaks, tapi keseluruhan narasinya meninggalkan kesan yang mendalam.
Penonton diajak merenung tentang bagaimana cinta sejati tidak selalu tentang memiliki, tapi tentang memberi, memahami, dan menghargai setiap momen, betapapun singkatnya.