Review Film Exterritorial: Ketika Konsulat Jadi Sarang Konspirasi!

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Review Film Exterritorial: Ketika Konsulat Jadi Sarang Konspirasi!
Poster film Exterritorial (IMDb)

Buat kamu yang suka film thriller dengan bumbu aksi dan drama emosional, Exterritorial (2025) bisa jadi pilihan seru buat ditonton di Netflix.

Film asal Jerman ini, yang tayang perdana 30 April 2025, langsung mencuri perhatian dan masuk Top 10 Netflix Global di 79 negara, termasuk Indonesia.

Disutradarai oleh Christian Zübert, Exterritorial mengisahkan perjuangan seorang ibu mantan tentara elit yang berusaha menyelamatkan anaknya di tengah konspirasi gelap. Penasaran? Yuk, kita simak langsung ulasan berikut!

Film ini berpusat pada Sara Wulf (Jeanne Goursaud), seorang mantan anggota pasukan khusus Jerman yang masih bergulat dengan trauma pasca-tugas di Afghanistan.

Bersama putranya yang berusia 6 tahun, Josh (Rickson Guy da Silva), Sara pergi ke Konsulat AS di Frankfurt untuk mengurus visa kerja demi memulai hidup baru di Amerika. Tapi, plot twist datang cepat: Josh tiba-tiba menghilang di dalam gedung konsulat yang super ketat pengamanannya.

Lebih parah lagi, staf konsulat bersikukuh bahwa Josh tak pernah ada di sana, bahkan rekaman CCTV menunjukkan Sara datang sendirian. What the heck, 'kan?

Dengan latar belakang PTSD-nya, Sara mulai diragukan, dianggap delusional oleh petugas, termasuk Eric Kynch (Dougray Scott), kepala keamanan konsulat. Tapi Sara bukan tipe yang menyerah gitu aja. Mengandalkan insting dan skill militernya, dia menyelinap di gedung konsulat, mencari petunjuk tentang anaknya.

Di tengah pencarian, dia bertemu Irina, alias Kira Volkova (Lera Abova), seorang pelarian politik dari Belarus yang ditahan secara ilegal oleh CIA.

Dari sini, cerita makin rumit dengan konspirasi yang melibatkan korupsi diplomatik, perdagangan narkoba, dan intrik politik yang bikin aku sebagai penonton ikut mikir, “Ini beneran apa cuma halusinasi Sara?”

Review Film Exterritorial

Salah satu adegan di film Exterritorial (IMDb)
Salah satu adegan di film Exterritorial (IMDb)

Jeanne Goursaud sebagai Sara benar-benar jadi jantungnya film ini. Dia berhasil memerankan karakter yang kuat tapi juga rapuh karena trauma. Gerakan aksinya terlihat realistis—nggak lebay sepertu superhero Hollywood.

Sara digambarkan sebagai petarung yang tangguh tapi manusiawi; dia babak belur, terluka, dan kadang kelihatan putus asa, yang bikin karakternya relatable.

Lera Abova sebagai Irina juga nggak kalah keren, membawa dinamika menarik sebagai sekutu tak terduga. Dougray Scott, yang sudah veteran di film aksi, cukup solid sebagai Eric Kynch, meski karakternya agak klise sebagai antagonis misterius.

Namun, nggak semua karakter pendukung punya kedalaman. Beberapa tokoh, seperti petugas konsulat lainnya, terasa cuma sebagai tempelan untuk mengisi cerita. Untungnya, chemistry antara Sara dan Irina cukup kuat untuk bikin kita tetap terpaku pada layar.

Secara visual, Exterritorial punya vibe claustrophobic yang bikin deg-degan. Setting konsulat dengan lorong sempit, pencahayaan redup, dan sudut kamera yang ketat bikin kita ikut merasa terjebak bareng Sara.

Adegan aksinya dikoreografikan dengan apik, fokus pada pertarungan jarak dekat yang brutal tapi realistis. Sara nggak tiba-tiba jadi superwoman yang mengalahkan puluhan orang; setiap pukulan dan tendangan terasa berat, dan dia sering kelihatan nyaris kalah. Ini bikin adegan aksinya terasa lebih grounded dibandingkan film aksi lain yang kadang over-the-top.

Tapi, ada beberapa momen yang agak bikin garuk kepala, seperti saat Sara masuk ventilasi atau lari-larian di tangga darurat yang terasa kurang mulus.

Budget produksi yang katanya terbatas juga agak kelihatan di beberapa set yang terasa “murah,” seperti gudang atau atap konsulat. Meski begitu, sinematografi dan editingnya cukup berhasil menutupi kekurangan ini dengan tempo cepat yang bikin kita nggak sempat mikir terlalu lama.

Tanpa spoiler besar, ending Exterritorial cukup memuaskan dengan plot twist yang bikin kita bilang, “Ooh, gitu toh!” Sara akhirnya berhasil membongkar konspirasi di balik hilangnya Josh, dengan momen dramatis yang melibatkan perekaman pengakuan Kynch.

Adegan klimaks ini bikin jantungan, meski kurasa endingnya agak terburu-buru dan predictable. Tema trauma, keadilan, dan perjuangan seorang ibu tersampaikan dengan baik, tapi beberapa elemen plot, seperti motif PTSD Sara, kurang dieksplorasi mendalam dan terasa cuma gimmick untuk bikin penonton ragu.

Kelebihan Exterritorial ada pada premis uniknya—konspirasi di konsulat dengan status extrateritorial—dan akting kuat dari Goursaud. Atmosfer tegang dan aksi yang realistis juga jadi nilai plus. Tapi, film ini nggak sempurna. Narasinya kadang terasa klise, mirip film seperti Flightplan atau Breakdown.

Beberapa plot hole, seperti logika keamanan konsulat yang longgar, juga bikin penonton bertanya-tanya. Selain itu, dialog di beberapa bagian terasa kaku, dan pengembangan karakter pendukung kurang maksimal.

Buat penggemar thriller aksi dengan sentuhan drama psikologis, Exterritorial wajib masuk watchlist. Film ini bukan cuma soal aksi, tapi juga tentang perjuangan emosional seorang ibu yang bikin kita ikut merasa. Dengan durasi 109 menit, film ini punya pacing yang cukup cepat, meski ada momen-momen yang terasa lambat di awal.

Kalau kamu suka film semacam Taken tapi dengan vibe lebih Eropa dan fokus pada karakter perempuan badass, Exterritorial bisa jadi hiburan yang oke. Pastikan langganan Netflix kamu aktif, cari film ini, dan nyalakan subtitle Indo biar lebih nyaman. Jadi, siap ikut Sara menyusup ke konsulat dan membongkar konspirasi? Gaspol, deh.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak