Menyelami Simfoni Sunyi Lewat Lagu Bisma Karisma Bertajuk Malam

Hikmawan Firdaus | Inggrid Tiana
Menyelami Simfoni Sunyi Lewat Lagu Bisma Karisma Bertajuk Malam
Potret Bisma Karisma di album Rihlah (Instagram/ruanglogikamedia)

Bisma Karisma, yang kita kenal sebagai salah satu anggota boyband SMASH, menunjukkan sisi lain dari talentanya sebagai musisi solo. Ia tak hanya pandai menari dan bernyanyi, tapi juga punya kemampuan menciptakan karya yang lebih dalam dan personal. Salah satu bukti kematangan artistiknya bisa kita dengar dalam lagu solonya yang berjudul "Malam".

Lagu ini merupakan bagian dari album bertajuk "Rihlah" yang rilis pada tahun 2024. Rihlah sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti pencarian ilmu dan perjalanan spiritual.

Lagu ini bukan sekadar lagu biasa yang bisa dinikmati sambil lalu. "Malam" adalah sebuah perenungan yang dalam tentang kegelapan, kesunyian, dan pencarian jati diri di dalamnya.

Dengan lirik yang puitis dan melodi yang gelap namun menarik, Bisma mengajak pendengar untuk menyelami makna malam tidak hanya sebagai waktu, tapi juga sebagai sebuah ruang batin yang penting.

Dari awal lagu, "Malam" langsung menghadirkan atmosfer yang misterius dan agak gloomy. Aransemennya di awal lagu tidak banyak menggunakan elemen yang ramai. Justru, kesan minimalis ini yang bikin lagu jadi punya daya tarik tersendiri.

Kamu akan mendengar dentingan musik yang menenangkan, beat yang pelan namun terasa berat, dan efek-efek suara yang menambah kesan mencekam sekaligus magis.

Penggunaan melodi yang cenderung minor membuat lagu ini terasa sendu dan syahdu. Ini bukan lagu yang buat kamu semangat, tapi justru mengajak kamu untuk tenang, merenung, dan merasakan setiap dentingan musiknya.

Ada semacam daya tarik yang kuat dalam kesunyian yang diciptakan aransemen ini, seolah kita benar-benar dibawa masuk ke dalam malam yang dibayangkan Bisma.

Musiknya dibangun dengan sangat hati-hati, tidak terburu-buru. Setiap elemen dimainkan dengan porsi pas, menghasilkan harmoni yang gelap namun indah. 

Namun, saat bagian bridge, instrumennya perlahan menguat dan terdengar seperti orkestra, memberikan sentuhan dramatis yang pas sebelum kembali ke keheningan. Ini menunjukkan bahwa Bisma, sebagai pencipta lagu, sangat memahami bagaimana musik bisa mendukung lirik yang puitis, menciptakan pengalaman mendalam bagi pendengar.

Di lagu ini, vokal Bisma Karisma menjadi daya tarik lainnya. Ia tak hanya sekadar bernyanyi, tapi menyampaikan setiap lirik dengan penghayatan yang kuat. Suaranya terdengar lembut namun tegas, kadang pula meninggi di bagian tertentu, seolah menggambarkan pergolakan batin yang ia alami dalam lagu ini.

Bisma berhasil menciptakan kesan intim, seolah ia sedang berbicara langsung kepada pendengar, berbagi pikirannya tentang kegelapan dan mimpi.

Cara ia membawakan lagu ini menunjukkan kematangan emosionalnya sebagai seorang penyanyi. Kesederhanaan dan kejujuran dalam vokalnya itu yang bikin lagu ini terasa sangat personal dan menyentuh.

Lirik yang diberikan Bisma sangat puitis dan penuh kiasan, mengajak kita untuk berpikir dan menafsirkan sendiri maknanya.

"Malam begitu gelap untuk dirayakan"

"Suara-suara pun pecahkan satu kesunyian"

"Ini, terang yang tepat"

Baris ini seolah menjadi paradoks. Malam yang gelap seharusnya tidak dirayakan, tapi justru di sanalah terang yang tepat ditemukan.

Ini bisa diartikan sebagai penerimaan terhadap sisi gelap diri, atau menemukan kejernihan pikiran di tengah kesunyian malam. Suara-suara yang memecah kesunyian bisa jadi adalah pikiran-pikiran yang muncul saat kita sendiri.

"Malam, jangan kau menjadi siang"

"Kau datang bangunkan ruang cenduai mesra"

"Malam, jangan kau menjadi siang"

"Waktumu lah tepat tuk memutukan / Tali kata"

Ini adalah inti permohonan Bisma. Ia ingin malam tetap menjadi malam, tidak berubah menjadi siang. Malam adalah waktu di mana ruang cenduai mesra (ruang pribadi yang nyaman dan intim) bisa terbangun.

Malam juga dianggap waktu yang tepat untuk memutuskan tali kata, yaitu saat di mana kita bisa melepas semua beban kata-kata dan pikiran yang mengikat, menjadi lebih bebas dalam hening.

"Dalam gelap, Aku tidak takut"

"Melingkupi dan memeluk hadiratmu"

"Dalam lelap, manusia matahari"

"Aku di alam mimpi"

Bagian ini menunjukkan penerimaan dan keberanian dalam kegelapan. Tidak ada rasa takut lagi. Justru dalam gelap, ia merasa bisa melingkupi dan memeluk hadiratmu (hadirat diri sendiri, atau mungkin Tuhan, atau inspirasi).

Manusia matahari mungkin merujuk pada kita di siang hari, yang penuh dengan aktivitas dan terang, namun di malam hari, kita kembali ke alam mimpi, alam bawah sadar, di mana diri sejati mungkin lebih terungkap.

"Malam" adalah bukti bahwa Bisma Karisma punya kedalaman artistik yang serius. Ia tidak takut mengeksplorasi tema yang lebih gelap dan puitis, jauh dari citra ceria boyband-nya.

Lagu ini adalah sebuah karya seni yang jujur, mengajak pendengar untuk merenungkan makna gelap dan terang dalam hidup, serta pentingnya menerima dan merayakan sisi malam dalam diri kita.

Bagi kamu yang suka musik dengan lirik puitis, dan ingin merenungkan sesuatu yang lebih dalam, "Malam" dari Bisma Karisma sangat layak untuk didengarkan.

Lagu ini bisa menjadi teman setia saat kamu ingin sendiri, menyelami pikiran, dan menemukan ketenangan dalam kegelapan yang tak selalu menakutkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak