Menyusuri Sejarah Semarang dalam Novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia

Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Menyusuri Sejarah Semarang dalam Novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia
Cover novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia (Ipusnas)

Sering kali anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang berlebih. Apalagi jika dihadapkan pada hal-hal yang memancing jiwa petualangan dan membuat mereka merasa menjadi detektif cilik.

Terkadang rasa penasaran seperti itu baik, karena anak bisa belajar banyak hal dari mencari informasi yang menggugah rasa penasaran tadi. Namun, terkadang juga bisa berbahaya. Apalagi jika rasa penasaran tersebut menjerumuskan sang anak ke hal-hal berbahaya. Seperti yang terjadi pada Ira dalam novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia.

Novel anak ini merupakan karya dari Wahyu Agung dan diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Bhuana Sastra pada tahun 2017. Adapun tebal halamannya hanya 140 halaman, ukuran ketebalan yang pas untuk dibaca anak-anak dan remaja usia belasan tahun.

Cerita bermula ketika terjadi dua kali kebakaran dalam satu minggu sejak keluarga Ira pindah ke kota Semarang mengikuti sang papa, Komandan Pohoan, yang dipindahtugaskan ke kota Lunpia/Lumpia tersebut.

Ayah Ira mendapat tugas untuk menyelidiki kasus kebakaran tersebut dan diam-diam, Ira, si anak yang penuh rasa ingin tahu, memotret berkas laporan kebakaran Mall Paragon milik sang papa dan berniat melakukan penyelidikan sendiri.

Berdasarkan berkas milik sang papa, Ira mencari bengkel dan dealer kendaraan bekas bernama VOC di Jalan Mugas. Dalam pencariannya, ia bertemu dengan anak bernama Onyet yang ternyata cucu dari pemilik bengkel tersebut, yaitu Kakek Sinyo.

Ira memiliki teori sendiri jika kebakaran tersebut berhubungan dengan tempat-tempat bersejarah di kota Semarang, yang telah diubah menjadi bangunan-bangunan baru. Siapa nyana, acara keliling Kota Lama Semarang yang dilakukan Ira dan Onyet dengan ditemani Bang Goweng, karyawan Kakek Sinyo, berujung pada awal petualangan dua bocah cilik tersebut.

Teori lama Ira yang terkubur perlahan-lahan muncul kembali. Kebakaran itu bukan kecelakaan. Kebakaran itu berhubungan dengan latar belakang tempatnya. “Kita harus menyelesaikan kasus ini secepatnya atau kita akan terus dibuntuti,” ujar Ira. (Hal. 51)

Novel anak ini memiliki narasi dan dialog yang mudah untuk dicerna untuk para pembaca muda, yaitu anak-anak dan remaja usia belasan tahun. Ini tentu saja sangat baik untuk membuat para pembaca betah berlama-lama mengikuti petualangan Ira dan Onyet, tanpa tergerus rasa bosan.

Karakter para tokohnya tergarap cukup baik, seperti Ira yang penuh rasa ingin tahu, Onyet yang usil, Bang Goweng yang luas pengetahuan sejarahnya, Kakek Sinyo yang kerap berbusana ala tempo dulu, serta Komandan Pohoan yang sangat pelupa.

Novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia juga memiliki banyak kelebihan, di antaranya:

Latar Tempat yang Tidak Sekadar Tempelan

Novel ini mengambil latar tempat di kota Semarang. Pembaca akan disuguhkan tempat-tempat maupun jalan-jalan yang ada di kota Semarang yang dideskripsikan penulis dengan sangat baik.

Pembaca seakan-akan ikut hadir bersama Ira dan Onyet menyusuri sudut-sudut kota Semarang dengan mengendarai sepeda, terutama ketika menuju kawasan Kota Lama Semarang atau Belanda Kecil (Little Netherland).

Sisipan Informasi Seputar Sejarah Semarang

Di banyak halaman novel disisipkan informasi sejarah yang ada di kota Semarang. Setiap sisipan For Your Information (FYI) ini diberikan layout berbentuk bingkai dengan font berbeda, yang sangat menarik dan akan mudah ditemukan, jika kita ingin membacanya kembali.

Beberapa informasi tersebut adalah tentang Gedung GRIS (Gedung Rakyat Indonesia Semarang), Kota Lama Semarang, Pemakaman Bergota, Kampung Jayenggaten, Benteng Kota Lama, Toko Oen, dan masih banyak lagi.

Informasi Kuliner Khas Kota Semarang

Selain sejarah kota Semarang, penulis juga tak segan-segan membagikan kepada pembaca tentang kuliner yang menjadi ciri khas dari kota Semarang, seperti Lunpia/Lumpia dan Babat Gongso, lengkap dengan sejarah di balik penganan khas tersebut.

Meskipun memiliki banyak kelebihan, novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia juga tak luput dari kekurangan atau hal-hal yang janggal bagi saya selaku pembaca, seperti ketika Onyet dan Ira ditangkap dengan cara dibius oleh dua orang lelaki dewasa.

Semula saya berpikir mereka penculik tapi ternyata polisi yang menyamar. Itu menjadi tanda tanya bagi saya, apakah memang demikian cara kerja polisi, mengorek informasi dari anak-anak tapi dibius dahulu sebelum dibawa ke kantor polisi?

Lalu ketika Komandan Pohaan mengajak Ira, anaknya, untuk melakukan pengepungan penjahat di Lawang Sewu. Saya pikir sangatlah janggal ketika ada orang tua, apalagi orang tuanya seorang komandan polisi, jika sampai melibatkan anaknya yang masih kecil ke dalam urusan yang berbahaya.

Namun, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan, novel Kebakaran Misterius di Kota Lunpia nyatanya juga banyak memberikan kelebihan dengan menyuguhkan informasi dan sejarah kota Semarang, yang tentunya memberikan tambahan pengetahuan bagi para pembacanya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak