Kalau kamu pecinta anime atau penggemar karya Studio Ghibli, pasti nggak asing dengan Princess Mononoke. Film karya maestro Hayao Miyazaki ini bukan sekadar animasi biasa, tapi sebuah epik fantasi yang membahas konflik manusia dan alam dengan cara yang mendalam. Pertama kali dirilis pada 1997, film ini kembali mencuri perhatian karena tayang ulang di bioskop Indonesia mulai 27 Agustus 2025, kali ini dalam format IMAX dan 4K 2D.
Cerita yang Penuh Konflik Moral
Princess Mononoke mengambil latar di Jepang era Muromachi (abad ke-14–16) dengan sentuhan fantasi khas Ghibli. Kisahnya berpusat pada Ashitaka, pangeran muda dari suku Emishi yang terkena kutukan mematikan setelah melawan babi hutan yang dirasuki iblis. Dalam usahanya mencari obat, ia justru terseret ke konflik besar antara manusia dan roh hutan.
Di satu sisi ada Lady Eboshi, pemimpin Kota Besi yang menebang hutan demi kesejahteraan rakyatnya. Di sisi lain ada San, atau Princess Mononoke, gadis tangguh yang dibesarkan serigala dan berjuang melindungi hutan mati-matian. Yang menarik, Miyazaki nggak pernah menggambarkan mereka sebagai “hitam-putih.” Lady Eboshi bukan tokoh jahat; ia peduli dengan rakyat kecil, termasuk penderita kusta. San, meski garang, punya hati murni untuk menjaga keseimbangan alam. Ashitaka berdiri di tengah, berusaha mencari jalan damai di antara dua kutub yang bertabrakan.
Cerita ini bukan sekadar perang, tapi refleksi tentang moralitas, keserakahan, dan hubungan rapuh manusia dengan alam. Pesan lingkungannya terasa makin relevan di zaman sekarang, ketika isu krisis iklim jadi perdebatan global.
Review Film Princess Mononoke

Visual Memukau, Musik yang Bikin Merinding
Salah satu alasan Princess Mononoke jadi legenda adalah visualnya yang luar biasa. Semua animasi digambar tangan dengan detail gila sehingga setiap frame terasa seperti lukisan. Dari hutan mistis, roh-roh hutan, sampai pertempuran epik, semuanya ditampilkan dengan penuh cinta.
Restorasi 4K yang tayang tahun ini bakal bikin pemandangan makin hidup. Apalagi di layar IMAX yang super besar dan jernih, penonton bisa menikmati detail setiap cahaya dan tekstur. Bayangin aja melihat Shishigami, roh hutan berwujud rusa, dalam resolusi setajam itu—pasti bikin merinding.
Nggak kalah penting, musik garapan Joe Hisaishi benar-benar bikin atmosfer film makin dalam. Skornya megah sekaligus emosional, menguatkan tiap adegan. Begitu tema utama Princess Mononoke diputar, rasanya seperti ikut masuk ke dunia fantasi penuh magis.
Karakter yang Kompleks
Hal lain yang bikin film ini beda adalah kompleksitas karakternya. Ashitaka digambarkan sebagai pahlawan yang rendah hati tapi tegas, berjuang meski tubuhnya sendiri “dimakan” kutukan. San adalah simbol perlawanan alam, tapi juga rapuh karena nggak sepenuhnya diterima baik di dunia manusia maupun hutan. Lady Eboshi, meski dianggap antagonis, punya sisi manusiawi yang bikin penonton sulit membencinya.
Nuansa abu-abu ini bikin Princess Mononoke terasa dewasa dan relevan untuk penonton remaja hingga dewasa. Nggak heran kalau Lembaga Sensor Film Indonesia mengklasifikasikannya untuk usia 13 tahun ke atas.
Warisan Besar Studio Ghibli
Saat dirilis di Jepang, Princess Mononoke sempat jadi film terlaris sepanjang masa sebelum digeser Titanic. Film ini juga membuka jalan buat karya-karya Ghibli lain, termasuk Spirited Away yang akhirnya memenangkan Oscar. Princess Mononoke sendiri meraih penghargaan bergengsi, termasuk Saturn Award untuk Best Home Video Release.
Keberhasilannya datang dari kombinasi unik: animasi detail, musik epik, serta narasi yang menolak memberi jawaban mudah. Miyazaki justru mengajak penonton merenung, bukan sekadar menonton.
Pengalaman Nonton di Indonesia
Buat kamu yang nggak sabar, film ini tayang terbatas di beberapa jaringan bioskop Indonesia mulai 27 Agustus 2025: Cinema XXI, CGV, Cinepolis, Platinum Cineplex, dan lainnya. Format IMAX 2D dan 4K 2D bakal kasih pengalaman berbeda, dengan kualitas visual super tajam dan audio yang bikin bulu kuduk berdiri.
Sayangnya, penayangan ini terbatas. Jadi segera cek jadwal di situs seperti jadwalnonton.com, teater.co, atau tix.id. Misalnya di Surabaya, Princess Mononoke sudah dipastikan tayang di CGV BG Junction, CGV Marvell City, dan CGV Maspion Square. Untuk kota lain, langsung cek platform resmi bioskop atau aplikasi tiket online biar nggak kehabisan.
Princess Mononoke bukan cuma tontonan, tapi pengalaman. Ia menghibur sekaligus mengajak kita berpikir tentang relasi manusia dengan alam. Visualnya memukau, musiknya membekas, dan ceritanya penuh makna. Dalam format IMAX dan 4K, film ini jadi kesempatan langka untuk merasakan kembali magisnya Studio Ghibli di layar lebar.
Buat penggemar lama, ini nostalgia yang wajib dirayakan. Buat penonton baru, ini pintu masuk mengenal salah satu karya animasi paling berpengaruh di dunia. Jadi, jangan lupa catat tanggalnya, ajak teman, keluarga, atau pasangan buat nonton bareng. Dijamin, kamu bakal pulang dengan rasa kagum sekaligus banyak bahan untuk refleksi. Rating pribadi: 8/10.