Bagi banyak penonton, akting Bae Suzy sebagai Ka Young dan Kim Woo-bin dalam drama Genie, Make a Wish sukses menghadirkan tawa. Serial Netflix yang mulai tayang pada 6 Oktober ini menarik perhatian lewat perpaduan genre fantasi dan komedi romantis. Kehadiran Song Hye Kyo sebagai cameo juga semakin meningkatkan daya tarik dan popularitas drama tersebut.
Selain menghadirkan kisah cinta tak biasa antara manusia dan jin, drama ini juga mengangkat isu menarik mengenai pengasuhan kolektif. Dalam ceritanya, Ka Young digambarkan sebagai anak dengan kepribadian psikopat yang akhirnya ditinggalkan oleh ibunya dan harus tinggal bersama sang nenek di desa. Kepribadiannya yang kaku adalah hasil dari masa kecil yang penuh tuntutan dan pengawasan ketat. Namun, pertemuannya dengan Genie, makhluk yang menawarkan tiga permintaan, menjadi titik balik dalam hidupnya.
Melalui interaksi dengan Genie dan orang-orang di sekitarnya, Ka-young perlahan memahami bahwa kehangatan dan kasih sayang tidak selalu datang dari darah, melainkan juga dari hubungan sosial yang terbentuk secara kolektif. Di sinilah konsep pengasuhan kolektif menemukan relevansinya.
Pengasuhan Kolektif: Bukan Hanya Tanggung Jawab Nenek Ka Young
Dalam Genie, Make a Wish, pengasuhan Ka Young tidak hanya dilakukan oleh sang nenek. Meski menjadi wali utama, nenek Ka Young mendapatkan banyak bantuan dari tetangga sekitar. Mereka kerap bersama-sama memperhatikan Ka Young, memastikan ia tidak melakukan hal yang buruk, dan menegurnya saat berbuat salah. Hal ini menunjukkan bahwa proses tumbuh kembang seorang anak bisa menjadi tanggung jawab bersama, terutama dalam lingkungan sosial yang masih menjunjung nilai kebersamaan.
Konsep ini menggambarkan bentuk nyata dari pengasuhan kolektif, yakni situasi di mana masyarakat sekitar ikut berperan dalam membesarkan anak, bukan hanya keluarga inti. Tetangga yang turut mengasuh Ka Young menjadi cerminan nilai sosial tradisional yang kini mulai memudar di masyarakat modern. Pengasuhan kolektif seperti ini memperlihatkan bahwa dukungan sosial berperan besar dalam membentuk perilaku dan karakter anak.
Ka Young dan Dinamika Komunitas Desa
Kehidupan Ka Young di desa memperlihatkan bagaimana interaksi sosial menjadi bagian penting dari proses pengasuhan. Dengan begini nenek Ka Young tidak memikul beban pengasuhan sendirian. Warga desa saling bantu mengajari Ka Young menjadi manusia yang tidak menyakiti orang lain. Pengasuhan warga desa berhasil dan Ka Young tumbuh menjadi anak yang berani dan pekerja keras. Meski kecenderungan menyakiti orang lain masih ada, ia bisa menahan diri berlandaskan pelajaran yang telah ia terima dari warga desa.
Dinamika ini memperlihatkan bahwa lingkungan sosial yang suportif dapat berfungsi sebagai “sistem pengasuhan kedua”. Desa tempat Ka Young tinggal digambarkan sebagai ekosistem sosial di mana setiap individu memiliki peran dalam membentuk kepribadian anak. Ketika satu anak berperilaku menyimpang, masyarakat tidak serta-merta menghakimi, melainkan berupaya bersama untuk memperbaikinya.
Nilai Sosial yang Mulai Ditinggalkan?
Genie, Make a Wish seolah menjadi pengingat bahwa pola pengasuhan semacam ini mulai jarang dijumpai di masyarakat modern. Urbanisasi dan kehidupan individualistik membuat banyak keluarga kehilangan jaringan sosial yang dulunya menjadi sumber dukungan. Anak-anak kini lebih banyak diasuh oleh pengasuh profesional atau tumbuh di lingkungan yang minim interaksi sosial.
Melalui kisah Ka Young, drama ini secara halus mengkritik kecenderungan masyarakat masa kini yang semakin menutup diri. Ia mengingatkan penonton bahwa tumbuhnya seorang anak bukan hanya hasil kerja orang tua, tetapi juga lingkungan sosial yang mendukung. Kehangatan, nasihat, dan keterlibatan orang sekitar adalah bagian penting dari pembentukan karakter anak.
Drama Genie, Make a Wish bukan sekadar hiburan dengan bumbu fantasi dan komedi romantis. Lebih dari itu, kisahnya membuka ruang refleksi tentang pentingnya pengasuhan kolektif dalam membangun karakter anak. Melalui hubungan Ka Young dengan nenek dan para tetangganya, penonton diingatkan bahwa membesarkan anak adalah tanggung jawab sosial bersama. Nilai solidaritas dan kepedulian inilah yang seharusnya kembali dihidupkan di tengah kehidupan modern yang semakin individualistis.