Para penggemar olahraga bulutangkis di Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan nama seorang Susi Susanti. Bagaimana tidak, nama yang satu ini pernah menjadi fenomena di dunia bulutangkis, tak hanya di tingkat Indonesia, namun juga di tingkat global. Berbagai prestasi yang diraih oleh pebulutangkis satu ini memang tak main-main. Selain merajai berbagai event dalam negeri sejak usia muda, Susi Susanti juga pernah menggenggam gelar juara di tingkat dunia, termasuk piala Uber, dan juga emas olimpiade Barcelona, yang menjadikannya sebagai legenda karena prestasinya tersebut.
Nah, bagi teman-teman yang mengagumi seorang Susi Susanti, harus menonton film berjudul Susi Susanti: Love All ini. Karena di film ini, kita akan dibawa untuk menyaksikan perjalanan karir Susi Susanti, mulai dari awal terjun di dunia olahraga tepok bulu, hingga menjadi juara dan mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.
Semenjak usia remaja, Susi Susanti (diperankan oleh Laura Basuki), sudah menjadi sensasi dalam dunia bulutangkis. Meski usianya masih di angka 14 tahun, namun kepiawaiannya memainkan raket telah diakui oleh banyak orang. Bahkan, ketika masa remaja, Susi Susanti tak memilih-milih lawan untuk bertanding, baik itu dengan sesama perempuan ataupun laki-laki sekalipun.
Ketika masuk ke pelatnas, kemampuan yang dimiliki oleh Susi Susanti semakin meningkat. Terlebih lagi, dirinya mendapatkan pelatih yang tepat, yakni Liang Chiu Sia (diperankan oleh Jenny Zhang), yang dipanggil langsung oleh pimpinan bulutangkis Indonesia saat itu untuk pulang ke Indonesia.
Dan benar saja, prestasi-demi prestasi pun mampu dipersembahkan oleh Susi Susanti untuk Merah Putih. Termasuk, mencatatkan namanya sebagai peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang olimpiade tahun 1992. Namun, torehan prestasi yang diberikan oleh Susi Susanti tak sejalan dengan pengakuan pemerintah terhadap kewarganegaraannya. Karena merupakan keturunan dari etnis Tionghoa, maka hidup Susi Susanti belumlah tenang karena seperti yang kita tahu, gerak warga keturunan Tionghoa begitu dibatasi ketika Orde Baru Berkuasa. Bahkan, Susi Susanti kala itu masih belum mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah, perihal kewarganegaraannya.
Meskipun demikian, rasa cintanya kepada Indonesia tak pernah luntur. Hingga ketika masa reformasi 1998 berlangsung, Susi Susanti menunjukkan bahwa kepahlawanan dan kecintaan kepada tanah air, tidak dapat diukur dengan tingginya kesuksesan yang diarin oleh seseorang, melainkan, diukur oleh kedalaman pengorbanan seseorang terhadap negaranya.
Ingin tahu secara lebih jelas dan lengkap perjuangan seorang Susi Susanti yang rela memberikan segalanya bagi Indonesia meski dirinya tak diperhatikan oleh negara kala itu? Semuanya ada di film Susi Susanti: Love All ini ya teman-teman.
Tag
Baca Juga
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Tak Dapatkan Kartu Meski Bermain Keras, Sejatinya Sebuah Hal yang Biasa bagi Justin Hubner
-
Kembali Cetak Gol untuk Indonesia, Selebrasi Ole Romeny Nyaris Berakhir Tidak Estetik
-
Berikan Assist Berkelas bagi Ole Romeny, Marselino Justru Tak Tunjukkan Ciri Khas Permainannya
-
Selain Jadi si Paling Sibuk, Rizky Ridho Juga Menjadi Pemain Tanpa Cela di Laga Indonesia vs Bahrain
Artikel Terkait
-
AFC Beri Penghargaan Ole Romeny yang Jadi Pahlawan Timnas Indonesia
-
Punya Nama Khas Orang Jawa, Siapa Diego Wagimin? Rekan Setim Dean James
-
Tahu Denny Chasmala Cuma Dapat Royalti Rp5,2 Juta, AKSI Langsung Bereaksi
-
Pemain Keturunan Indonesia Bikin Malu Raksasa Liga Jepang, Bakal Dipanggil Kluivert?
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Entertainment
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
Catat Tanggalnya! Kai EXO Bagikan Jadwal Teaser Comeback Album 'Wait On Me'
-
Kim Soo-hyun Gugat Ganti Rugi Rp135 Miliar kepada Keluarga Kim Sae-ron
-
Pihak Kim Sae-ron Kembali Rilis Video Baru Usai Bantahan Kim Soo-hyun
Terkini
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial
-
Mathew Baker Nyaman di Tim, Kode Timnas Indonesia Berprestasi di Piala Asia U-17?