Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Tika Maya Sari
video klip The Emptiness Machine (Youtube.com/Linkin Park)

Linkin Park baru saja resmi mengumumkan dua personel baru, yakni Emily Armstrong sebagai vokalis untuk menggantikan Chester Bennington, dan Colin Brittain sebagai drummer untuk menggantikan Rob yang memilih mengundurkan diri.

Bersamaan dengan itu, mereka comeback dengan merilis album baru bertajuk From Zero dan sebuah lagu berjudul The Emptiness Machine yang seolah menandai era baru Linkin Park pasca hiatus selama tujuh tahun setelah kematian Chester Bennington.

The Emptiness Machine hadir sebagai karya baru Linkin Park, dengan menyuguhkan semangat baru tanpa melupakan esensi mereka. Lagu ini barangkali menunjukkan kekecewaan seseorang terhadap suatu hal yang telah lama dia percayai, tetapi itu semua hanyalah omong kosong. Namun, meski kecewa berat, dia memilih diam dan memendamnya sendiri meski tahu akan menghadapi akhir yang seperti apa.

Tanpa kita sadari, The Emptiness Machine justru membongkar kedok beberapa orang yang memiliki ketenangan, tetapi isi kepalanya berantakan. Hal ini tentu saja berkaitan dengan penyakit mental dan isu depresi. Lagi-lagi, Linkin Park berhasil membawa 'situasi bermasalah' ini ke dalam lirik-lirik emosional.

Secara keseluruhan, The Emptiness Machine tetap menonjolkan esensi Linkin Park sebagai band rock yang mengusung tema-tema mental health dan membungkusnya dalam ritme lagu rock. Ditambah lagi, konsep video klipnya pun masih memiliki ciri khas mereka, baik dari teknik editing maupun efek pewarnaan. Yah, intinya itu adalah Linkin Park.

Sementara itu, kehadiran Emily Armstrong sebagai vokalis baru juga merupakan gebrakan luar biasa. Dimana Emily berhasil menunjukkan vibes dan esensinya sendiri, tanpa harus berdiri dalam bayang-bayang Chester Bennington. Malahan, kehadirannya seolah melengkapi formasi Linkin Park, dan bukannya menggantikan Chester. Suaranya pun sama kuatnya dengan suara Chester, tetapi tetap memiliki daya tariknya sendiri.

Album From Zero ini digadang-gadang sebagai perwujudan bahwa Linkin Park 'memulai lagi dari nol'. Ketika mereka kembali menghadirkan karya baru, tanpa melupakan vokalis lama mereka yaitu Chester Bennington, dan terus melangkah ke depan.

Sehingga, Linkin Park bukannya mengubur kenangan akan Chester begitu saja, melainkan meneruskan semangatnya dan tetap menyuguhkan karya yang mengandung pesan tersirat. Sekian.

Tika Maya Sari