Bagaimana jika kita melihat agen rahasia yang tidak hanya bekerja untuk satu, tapi dua organisasi? Itulah yang ditawarkan oleh Heart of Stone, film aksi spionase terbaru garapan Tom Harper, yang dikenal lewat Peaky Blinders dan War Peace.
Dengan bintang utama Gal Gadot, Jamie Dornan, Alia Bhatt, Sophie Okonedo, dan Matthias Schweighöfer, film ini sudah dirilis di Netflix.
Sinopsis Film Heart of Stone
Rachel Stone (Gal Gadot) adalah agen MI:6 yang sedang menjalankan misi rahasia dengan timnya. Saat situasi semakin genting, Rachel turun tangan langsung untuk membantu timnya.
Tapi, kejutan besar muncul: ternyata Rachel adalah agen ganda yang bekerja untuk organisasi rahasia bernama The Charter.
The Charter adalah organisasi independen dengan agen-agen terbaik yang bekerja lintas negara.
Misi yang dijalankan oleh Rachel dan tim MI:6 ternyata jebakan yang dirancang untuk menjatuhkan The Charter dan merebut alat super canggih yang disebut The Heart, yang konon bisa mengontrol segala sesuatu di seluruh dunia.
Ulasan Film Heart of Stone
Premis ini awalnya terlihat sangat menarik dengan konsep agen ganda yang bekerja di biro besar. Namun, saat cerita masuk ke babak kedua dengan berbagai kejutan, plotnya berubah menjadi kisah klise yang sering kita temui dalam genre ini.
Agak aneh melihat agen ganda menggunakan nama aslinya, Rachel Stone. Bayangkan jika James Bond ternyata bekerja untuk agen lain dengan nama yang sama, tentu saja itu menjadi lelucon.
Sejak saat ini, cerita kehilangan daya tariknya dan lebih fokus pada aksi-aksi standar yang sering kita lihat di film sejenis.
Sebagai film spionase, Heart of Stone menawarkan pemandangan eksotis dari perbukitan bersalju hingga gurun pasir yang panas.
Aksi-aksinya tidak bisa dibilang buruk, meskipun mirip dengan adegan-adegan di film Bond atau Mission Impossible, seperti kejar-kejaran mobil dan terjun bebas dari ketinggian.
Yang membuat film ini berbeda adalah kehadiran Gal Gadot sebagai agen utamanya.
Meskipun ini bukan peran baru baginya, Gadot memiliki karisma yang sulit tergantikan.
Heart of Stone sebenarnya memiliki potensi dengan premis yang segar, namun sayangnya memilih jalan aman dan berakhir dengan plot yang klise.
Meski demikian, aksi-aksinya tetap menghibur berkat pesona Gal Gadot. Film ini mungkin bisa dikatakan versi yang lebih rendah dari seri Bond atau Mission Impossible.
Film ini sepertinya lebih menjual sosok bintang utamanya. Setelah sukses fenomenal dengan Wonder Woman, Gadot memang sulit lepas dari bayang-bayang sosok superhero tersebut.
Andai saja naskah Heart of Stone lebih berbobot, hasilnya pasti akan berbeda. Seperti film aksi Netflix lainnya, Extraction, kemungkinan besar film ini akan berlanjut. Setidaknya, film ini memiliki casting yang menjanjikan di tengah dominasi agen tangguh pria dalam genre ini.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ulasan Film Ditto, Kisah Cinta Remaja di Tahun Berbeda
-
Ulasan Film We Have a Ghost, Kisah Hantu Misterius Penunggu Rumah
-
Ulasan Film Jin Qorin: Kisah Horor Jin Pendamping Manusia
-
Ulasan Film Diponegoro 1830, Akhir Kisah Penangkapan Pangeran Diponegoro
-
Ulasan Film Dungeons & Dragons Honor Among Thieves, Aksi Mencuri Relik
Artikel Terkait
Entertainment
-
Lukisan Raden Saleh Tampil dalam MV Jin BTS 'Don't Say You Love Me'
-
Penggemar Kecewa, Usai Roh Yoon Seo Dikonfirmasi Tak Ikut Proyek All of Us Are Dead 2
-
Sinopsis Omniscient Reader, Film Korea Terbaru Ahn Hyo Seop dan Lee Min Ho
-
No Genre Jadi Album BOYNEXTDOOR yang Pertama Tembus 1 Juta dalam 5 Hari
-
5 Drama Korea Populer Seohyun SNSD, Segera Tayang The First Night with the Duke
Terkini
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
-
Garuda Calling 2025: Rizky Ridho Bertahan di Tengah Kepungan para Pemain Diaspora