Di dunia yang semakin canggih, teknologi seringkali jadi jembatan menghubungkan kita dengan hal-hal yang tampaknya mustahil. Film Mothernet, yang disutradarai oleh Wi Ding Ho, menghadirkan kisah emosional dan futuristik tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi alat dalam hal merespons dan menyikapi kehilangan.
Film bertema keluarga memang selalu menarik perhatian, terutama karena ceritanya seringkali dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang coba dihadirkan BASE Entertainment. Dan nggak tanggung-tanggung, proyek ini digarap skala internasional.
Selain itu, film ini juga dibintangi aktor dan aktris terkenal: Dian Sastrowardoyo, Ringgo Agus Rahman, dan Ali Fikry, yang membuat ekspektasi terhadap film ini semakin tinggi.
Sinopsis Film Mothernet
Film ini mengisahkan sosok remaja bernama Rama (Ali Fikry) yang berusia 16 tahun. Hidupnya berubah total setelah kecelakaan tragis yang membuat ibunya (Dian Sastrowardoyo) koma. Dalam situasi yang sulit, Rama dan ayahnya (Ringgo Agus Rahman) harus mencari cara untuk bertahan dan menjalani hidup baru tanpa kehadiran sosok ibu yang selama ini jadi penopang keluarga. Dan suatu ketika, mereka menciptakan jaringan AI yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan ibu yang hilang kesadaran—sebuah dunia maya yang penuh harapan dan kecanggihan.
Menarik banget ya? Yang kepo sama filmnya, yuk kita kupas tuntas kisi-kisi terkait filmnya.
AI dan Pengganti Kehidupan Emosional
Di balik kisahnya yang sederhana, Film Mothernet membuka diskusi besar mengenai penggunaan AI dalam kehidupan manusia. Dalam dunia yang terus berkembang, kita semakin banyak melihat penerapan kecerdasan buatan untuk berbagai tujuan, mulai dari medis, pendidikan, hingga hiburan. Namun, pertanyaan besar yang diajukan oleh film ini adalah: Apakah teknologi, terutama AI, bisa jadi ‘pengganti hubungan manusia yang sejati?’
Secara umum, kecerdasan buatan dirancang untuk membantu manusia dalam menjalani kehidupan yang lebih efisien. Mulai dari asisten virtual yang membantu pekerjaan sehari-hari hingga teknologi medis yang meningkatkan kualitas hidup. Namun, dalam Film Mothernet, teknologi nggak hanya digunakan untuk alasan praktis, tapi untuk menyentuh sisi emosional manusia.
Karakter utama, yang syok atas nasib ibunya yang mengalami kecelakaan, juga harus menghadapi kenyataan pahit—ibu mereka mungkin nggak akan terbangun. Dalam upaya mempertahankan kedekatan emosional, dibuatlah realitas menggunakan AI, yang memungkinkan bisa berinteraksi dengan figur ibu.
Sekarang pertanyaannya, sejauh mana teknologi seperti itu bisa menggantikan interaksi manusia? Dalam konteks Film Mothernet, meskipun AI mampu mereplikasi penampilan dan suara ibu (mungkin), apakah interaksi semacam itu benar-benar memenuhi kebutuhan emosional sang anak (Rama)? Bisa saja sang anak merasa seolah-olah sungguh berinteraksi dengan ibunya, tapi apakah itu sama dengan hubungan yang hidup, penuh empati, dan kehadiran fisik yang nyata? Teknologi mungkin bisa meniru, tapi apakah ia bisa menciptakan koneksi emosional yang mendalam dan sejati? Jawabannya adalah dengan kamu nonton langsung filmnya. Yes!
Oke deh kalau begitu. Sebagai film yang menggabungkan elemen fiksi ilmiah, drama keluarga, dan teknologi, Film Mothernet tentu saja memperlihatkan perspektif baru mengenai hubungan manusia dan teknologi. AI, yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kehidupan kita, dihadirkan sebagai solusi untuk mengatasi kesedihan dan kehilangan, membuka pintu untuk pertanyaan tentang batas-batas etis penggunaan teknologi dalam lingkup emosional manusia.
Jadwal rilis masih dirahasiakan, tapi jelas di tahun 2025. Jadi siapkan waktumu untuk nonton film ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
-
Film M3GAN 2.0 dan Ancaman Baru yang Lebih Sangar!
-
Review Anime My Stepmoms Daughter Is My Ex: Ketika Mantan Jadi Saudara Tiri
-
Review Film Broken Rage: Ketika Takeshi Kitano Menolak Bertele-tele
-
Pengabdi Setan Origins: Batara, Darminah, dan Asal Mula Teror
-
Review Film Exorcism Chronicles - The Beginning: Visual Ajaib tapi Cerita Kacau?
Artikel Terkait
-
Metamorfosis Film Horor Indonesia: Dari Seksis hingga Religi
-
Peringkat 1 Netflix, Sinopsis Film The Life List Sarat Makna Kehidupan
-
Ipar Adalah Maut Sukses Besar, Film Norma: Antara Mertua dan Menantu Kok Terseok-seok di Box Office?
-
Kebetulan Tak Terduga, Ternyata Ada Pabrik Gula di Film Jumbo
-
Ada Peran Keanu Angelo di Balik Keputusan Anya Geraldine Bintangi Film Mendadak Dangdut
Entertainment
-
Gabung ke Perusahaan Lee Soo Man, Sunny SNSD Alih Profesi Jadi Produser
-
4 Drama Korea dengan Trope Love-Hate Relationship yang Bikin Gemas, Sudah Nonton?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Ulasan Lagu FIFTY FIFTY 'Perfect Crime': Cinta Gelap yang Memikat
-
Media Asing Turut Soroti Rekor Jumbo Usai Raup 1 Juta Penonton di Bioskop
Terkini
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Drama Good Cop, Bad Cop dalam Politik: Presiden Pahlawan dan Pejabat Tumbal
-
Timnas Indonesia 'Terbang' ke Piala Dunia U-17, Peran Liga Jadi Sorotan
-
Metamorfosis Film Horor Indonesia: Dari Seksis hingga Religi
-
Merdeka Belajar sebelum Merdeka: Politik Pendidikan ala Tamansiswa