Kalau kamu suka film aksi dengan cerita yang punya makna lebih dari sekadar baku hantam, "A Working Man" kayaknya bakal masuk daftar wajib tonton. Film ini bukan cuma soal duel dan kejar-kejaran, tapi juga mengangkat tema keluarga, keadilan, dan masa lalu yang terus menghantui. Disutradarai oleh David Ayer (yang udah ahli bikin film dengan nuansa gelap kayak Fury dan End of Watch), film ini dibintangi Jason Statham sebagai Levon Cade, si "pekerja biasa" yang ternyata punya rahasia besar.
Cerita film ini sederhana tapi penuh konflik. Levon Cade, mantan tentara operasi rahasia, sekarang hidup damai sebagai pekerja konstruksi setelah kehilangan istrinya. Tapi, semua berubah ketika putri bosnya diculik oleh jaringan perdagangan manusia. Cade pun nggak punya pilihan selain kembali ke dunia yang udah ia tinggalkan, menghadapi musuh-musuh kuat, dan mengungkap konspirasi yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Film ini diadaptasi dari novel "Levon's Trade" karya Chuck Dixon. Yang bikin menarik, proyek ini awalnya direncanakan jadi serial TV, tapi akhirnya diubah jadi film layar lebar. Nah, ini nih yang bikin adaptasi semacam ini jadi pembicaraan seru. Gimana ceritanya novel sepanjang itu diringkas jadi film berdurasi dua jam tanpa kehilangan esensinya?
Mengubah Narasi Panjang Jadi Film Padat
Buat yang pernah baca novelnya, pasti tahu kalau cerita Levon Cade bukan sekadar aksi tembak-tembakan. Ada konflik batin, hubungan emosional yang dalam, dan dunia kriminal yang rumit. Tantangannya, gimana semua itu bisa diterjemahkan ke layar lebar? Apalagi, format film nggak kasih ruang sebanyak novel buat eksplorasi karakter secara mendalam.
David Ayer adalah sutradara yang pas buat tugas ini. Kalau kita lihat film-film sebelumnya, dia ahli bikin cerita dengan atmosfer gelap dan intens. Tapi, nggak semua novel cocok dijadikan film, apalagi kalau ceritanya penuh detail. Jadi, bakal menarik lihat bagaimana Ayer memilih elemen-elemen penting dari novel ini untuk ditonjolkan.
Kenapa dari Series Jadi Film?
Awalnya, proyek ini direncanakan jadi series TV. Nah, kalau format serial, jelas ada waktu lebih banyak buat menggali cerita dan karakter. Tapi, keputusan buat bikin film layar lebar berarti banyak bagian cerita harus dipadatkan. Keputusan ini juga bikin adaptasi ini terasa lebih berisiko, karena kalau eksekusinya nggak pas, bisa-bisa kehilangan daya tarik utama novelnya.
Ekspektasi Penggemar Novel
Buat fans berat novel Levon Cade, pasti ada ekspektasi besar terhadap adaptasi ini. Mereka nggak cuma mau lihat aksi keren Jason Statham, tapi juga kedalaman cerita yang jadi ciri khas novelnya. Kalau film ini sukses menangkap inti dari kisah Levon Cade, bukan nggak mungkin bakal jadi franchise besar. Soalnya, novel Levon Cade punya sembilan seri lainnya yang bisa diangkat ke layar lebar.
Aksi dan Cerita, Kombinasi yang Pas?
Dengan nama besar seperti Jason Statham, David Ayer, dan Sylvester Stallone sebagai penulis naskah, rasanya nggak mungkin film ini cuma fokus ke adegan laga. Kita bisa berharap film ini punya cerita yang cukup kuat buat bikin penonton peduli sama karakter Levon Cade, sambil tetap menyajikan aksi brutal khas Statham yang bikin penonton tegang.
Kesimpulan
"A Working Man" punya potensi besar buat jadi film aksi yang lebih dari sekadar hiburan. Kombinasi cerita dari novel, sutradara berpengalaman, dan aktor kelas atas bikin film ini layak ditunggu. Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, mungkin aja kita bakal lihat Levon Cade muncul lagi di layar lebar dalam cerita-cerita berikutnya.
Jadi, siap-siap buat nonton "A Working Man" di bioskop tanggal 28 Maret 2025. Siapa tahu, ini bisa jadi film favoritmu tahun depan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
-
Gentong yang Ingin Gantung Diri
-
Review Film Legenda Kelam Malin Kundang: Menarik di Awal, Kendor di Akhir
-
Review Film The Voice of Hind Rajab: Pedih dan Mengguncang Nurani
Artikel Terkait
-
Menggali Konflik Batin sang Pembunuh Bayaran dalam Film Cold Blood Legacy
-
Kejar Target Masuk Nominasi Oscar, The Substance Tayang Lagi di Bioskop AS
-
8 Film Raline Shah yang Kini Jadi Staf Khusus Menteri, Pernah Perankan Wapemred Majalah
-
Lee Seung Gi Jadi Biksu, Ini Ulasan Film About Family yang Penuh Tawa dan Haru
-
Gunung Abbo, Inspirasi Kisah Nyata di Balik Film Eva: Pendakian Terakhir
Entertainment
-
Dituding Bela Inara Rusli, Ini Tanggapan dr. Richard Soal Komentar Julid Netizen!
-
Iko Uwais Debut Sutradara: Tantang Stereotipe Orang Timur Lewat Film Timur
-
Antusiasme Tinggi Warnai Premiere Film Esok Tanpa Ibu di JAFF 2025
-
Wardatina Mawa Ingin Cepat Cerai dari Insanul Fahmi: Saya sudah Memutuskan untuk Selesai
-
White Memories oleh fromis_9: Kenang Momen Musim Dingin yang Hangatkan Hati
Terkini
-
Dari Ferry Irwandi hingga Praz Teguh: Deretan Figur Publik yang Turun Tangan Bantu Korban Bencana
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja
-
Rahasia Kulit Kenyal: Review 4 Moisturizer dengan Kandungan Hyaluronic Acid untuk Skin Barrier
-
Duet dengan Rizky Febian Tandai Kembalinya Mahalini di Spotify Wrapped Live 2025
-
Investasi Jangka Panjang: Kenapa Anda Perlu Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala?