Salah satu film Indonesia yang berhasil menembus batas sensasi dan mencuri perhatian sineas luar negeri adalah ‘Wedding Agreement’. Dikenal sebagai film drama romantis yang menyentuh hati, ‘Wedding Agreement’ berhasil mencatatkan angka penonton yang fantastis: 893.139 penonton, dan melanjutkan kesuksesannya lewat dua season series di Disney+. Kini, setelah meraih popularitas besar di Indonesia dan pasar global, ‘Wedding Agreement’ bakal di-remake oleh sineas Turki. Wow!
Keputusan ini tentu menarik perhatian banyak pihak. Apa yang membuat film ini begitu istimewa sehingga bisa diadaptasi oleh industri film Turki?
Konfliknya yang Terasa Realistis
Film yang disutradarai oleh Archie Hekagery dan dibintangi Indah Permatasari juga Refal Hady sebagai pasangan utama, Tari dan Bian. Ceritanya tentang pernikahan yang dipaksakan, tapi berlanjut dengan perjalanan emosi penuh warna. Dengan konflik yang realistis, film ini berhasil menyentuh hati banyak orang. Namun, kesuksesannya nggak hanya dilihat dari penonton berbondong-bondong datang ke bioskop atau mengikuti series-nya lho. Nah, yang paling menarik tuh, bagaimana ‘Wedding Agreement’ berhasil menjangkau audiens internasional, yang kini terbukti dengan langkah menuju remake-nya.
Fenomena remake dari sineas luar negeri bukanlah hal baru dalam industri film. Banyak film sukses, yang berhasil menembus batas budaya dan negara, diadaptasi atau dibuat ulang untuk memenuhi cita rasa audiens di tempat lain.
Namun, yang membuat remake ‘Wedding Agreement’ ini unik, adalah bagaimana film dengan budaya lokal ‘yang sangat Indonesia’ bisa diterima dengan baik di negara dengan budaya cukup berbeda, seperti Turki.
Nah, ada beberapa alasan mengapa cerita ini bisa terasa universal, di antaranya: Tema pernikahan dan hubungan keluarga jadi inti dari kisahnya. Isu-isu seperti perjodohan, konflik keluarga, dan perasaan cinta yang berkembang seiring waktu adalah tema-tema yang nggak terbatas oleh budaya dan tentunya mudah diterima banyak orang.
Selain itu, kemitraan antara Sutradara Archie Hekagery dan Starvision sebagai rumah produksi membuktikan, kualitas produksi film Indonesia kini semakin diakui industri global. Nggak heran jika film ini mendapat perhatian serius dari pasar internasional. Dengan adanya remake dari sineas Turki, kita bisa melihat betapa kuatnya kisah-kisah dalam perfilman dalam negeri.
Jika berhasil, remake ‘Wedding Agreement’ bisa jadi awal dari banyak film maupun series dadi Indonesia yang akan lebih banyak dilirik dan diadaptasi di pasar internasional. Semoga ya. Kita tunggu kabar selanjutnya ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Film Cinta Laki-Laki Biasa: Romansa yang Sederhana tapi Memikat
-
Review Good One: Film yang Begitu Jujur dan Menampar Kesadaran Kita
-
Jumbo dan Kebangkitan Animasi Indonesia, Saatnya Cerita dari Hati ke Hati
-
Zootopia 2: Kenapa Sekuelnya Jadi Penting Buat Disney dan Penggemarnya?
-
Review The Amateur: Saat Dendam Jadi Jalan Pintas tapi Gagal Sampai Tujuan
Artikel Terkait
-
7 Rekomendasi Film Hitam Putih Terbaik dari Abad 21, Drama hingga Horor
-
Ulasan Better Man, Film Biopik Visioner dengan Eksekusi yang Cerdas
-
Review Film Cinta Laki-Laki Biasa: Romansa yang Sederhana tapi Memikat
-
A Minecraft Movie Pukul Mundur 'Captain America' Jadi Film Terlaris 2025
-
Review Good One: Film yang Begitu Jujur dan Menampar Kesadaran Kita
Entertainment
-
7 Rekomendasi Film Hitam Putih Terbaik dari Abad 21, Drama hingga Horor
-
3 Karakter Iblis Dapat Kalahkan Dante dari Anime Devil May Cry dengan Mudah
-
A Minecraft Movie Pukul Mundur 'Captain America' Jadi Film Terlaris 2025
-
Ada Falling Before Fireworks, Ini 4 Drama Hanna Lu yang Tayang di iQIYI
-
NCT Wish 'Poppop,' Ledakan Perasaan Cinta Setelah Jadian
Terkini
-
Kabur Aja Dulu, Mengapa Hidup di Luar Negeri Kini Menjadi Solusi?
-
Ulasan Better Man, Film Biopik Visioner dengan Eksekusi yang Cerdas
-
Manuver Danantara, Jadi Penjaga Napas saat IHSG Bergejolak?
-
Review Film Cinta Laki-Laki Biasa: Romansa yang Sederhana tapi Memikat
-
Review Good One: Film yang Begitu Jujur dan Menampar Kesadaran Kita