Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Elly Putri Aulia
Ilustrasi Suplemen Vitamin C (Shutterstock)

Siapa yang tidak mengenal vitamin C? Hampir semua orang pasti mengenal vitamin C, karena vitamin ini bisa dengan mudah ditemukan di berbagai jenis buah dan sayuran. Bahkan vitamin C juga dapat berbentuk suplemen, yang banyak dikonsumsi orang-orang sebagai salah satu cara menjaga kesehatan tubuh.

Namun, apa sih sebenarnya vitamin C? Berapa banyak asupan vitamin C yang dibutuhkan tubuh?

Mengenal Vitamin C dan Manfaatnya

Vitamin C atau dalam istilah kimia dikenal sebagai asam askorbat (C6H8O6) merupakan suatu zat larut air dan tersedia sebagai suplemen, banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Vitamin C banyak terkandung secara alami pada buah dan sayur berwarna merah dan kuning seperti jeruk, papaya, strawberry, dan beberapa sayuran (Dewi, 2015).

Sebagian besar hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat mensintesis asam askorbat untuk kebutuhannya sendiri, namun manusia tidak dapat memproduksi sendiri karena tidak memiliki enzim gulunolactate oxidase, suatu enzim yang berperan dalam pembentukan asam askorbat. Vitamin C berperan penting dalam banyak proses fisiologis pada manusia. Diperlukan untuk perbaikan jaringan di seluruh bagian tubuh.

Fungsi penting vitamin C meliputi pembentukan protein yang digunakan untuk membuat kulit, tendon, ligamen, dan pembuluh darah untuk penyembuhan luka dan pembentukan jaringan parut, untuk memperbaiki dan memelihara tulang rawan, tulang, dan gigi serta membantu penyerapan zat besi. Ini juga dapat bertindak sebagai agen pereduksi dan pembatasan untuk nanopartikel logam (Devaki, 2017). Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang berperan dalam melindungi tubuh dari radikal bebas.

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas dapat terbentuk ketika metabolisme normal berlangsung, seperti ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk energi.

Pada proses metabolisme tersebut sering terjadi kebocoran elektron yang mudah sekali terbentuk radikal bebas seperti anion superoksida dan hidroksil. Zat pengoksidan atau radikal bebas lain juga dapat berasal dari luar tubuh misalnya asap rokok, asap mobil, polutan, dan lain-lain (Ernawati, 2009).

Berapa Banyak Asupan Vitamin C yang Dibutuhkan Tubuh?

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa vitamin C dapat diperoleh dari asupan makanan, terutama dari buah-buahan dan sayuran, seperti buah jambu Kristal mengandung 225 mg/ 100 gram, jambu monyet mengandung 265 mg/ 100 gram, dan jeruk mengandung 45 mg/100 gram. Namun sebenarnya, berapa banyak asupan vitamin c yang dibutuhkan tubuh?

Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) menyarankan asupan vitamin C dengan dosis berikut: untuk umur >19 tahun anak laki-laki sebesar 90 mg/hari sedangkan anak perempuan 75 mg/hari, ibu hamil 85 mg/ hari, dan ibu menyusui sebesar 120 mg/hari. Sementara, kebutuhan vitamin C pada anak-anak berdasarkan umur adalah sebagai berikut: 0-9 bulan 40 mg/hari, 7-12 bulan 50 mg/hari, 1-3 tahun 15 mg/hari, dan 4-6 tahun 25 mg/hari.

Oleh karena itu, kitalah yang harus menakar berapa banyak kebutuhan vitamin C sesuai dengan kondisi tubuh tiap individu. Apabila kondiri tubuh kita dirasa sehat dan asupan makanan dirasa cukup, maka kita tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin C. Namun, apabila yang terjadi adalah sebaliknya, kita dapat menambahkan suplemen tablet mengandung vitamin C sesuai dosis di atas.

Vitamin C bersifat larut dalam air, mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh. Beberapa laporan tentang efek samping vitamin C adalah apabila dosis lebih dari 1 gram/hari dapat menyebabkan diare, dalam jangka panjang dapat terjadi batu ginjal, kareana sebagian vitamin C dimetabolisme sebagai Ca oksalat.

Melihat manfaat dan risiko dari penggunaan vitamin C di atas, maka penambahan suplemen vitamin C tidak harus dilakukan setiap hari, asalkan asupan makanan kita seimbang dan cukup mengandung vitamin C sesuai yang dibutuhkan. Pada saat kondisi imun tidak stabil atau memang memerlukan makan barulan tepat bila kita menambahkan suplemen mengandung vitamin C.

Daftar Pustaka

Devaki, S.J. and Raveendran, R.L., (2017). Vitamin C: sources, functions, sensing and analysis. In Vitamin C. IntechOpen.

Ernawati, Fitrah et. all., 2009. Pengaruh Suplemantasi Vitamin C Dibandingkan Dengan Multi Vitamin mineral Terhadap Status Zat Gizi Antioksidan Pada Wanita Pekerja. Gizi Indon 2009, 32(1), 10-21.

Elly Putri Aulia