Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Arina Amaliya
Ilustrasi orang anxiety (Pixabay/doucefleur)

Anxiety atau rasa cemas sebenarnya normal untuk dilakukan. Dengan merasa cemas tubuh bisa merasakan reaksi alami terhadap stres sehingga kita bisa menjadi lebih hati-hati dan waspada. Namun, jika rasa cemas atau anxiety ini muncul secara berlebihan perlu kita waspadai karena bisa menyebebabkan gangguan kecemasan. 

Orang yang mengalami kecemasan berlebih akan merasa gugup dan gelisah ketika menghadapi situasi tertentu serta terus memikirkan suatu hal yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika hal ini terus dilakukan tentunya akan memiliki dampak negatif. Kecemasan berlebih disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah pola pikir atau yang tidak sehat.

Tanpa kita sadari, kita terbiasa untuk mengulang-ulang pola pikir yang sama padahal kita tahu dampaknya buruk terhadap kehidupan kita. Mengutip dari intrvrt.me ada 8 pola pikir anxiety trigers atau pola pikir pemicu kecemasan berikut penjelasannya.

1. Overgeneralization 

Menyamaratakan semua kejadian berdasarkan satu kejadian yang pernah dialami atau terjadi. Misalnya ketika kamu merasa gagal dalam melakukan sesuatu, kamu langsung berfikir akan gagal seterusnya. Atau pernah memiliki teman yang berkhianat dan menyimpulkan semua teman adalah pengkhianat. 

2. Emotional reasoning

Menganggap perasaan atau emosi kamu mencerminkan realita yang sebenarnya, apa yang kamu rasakan pasti benar. Misalnya, merasa cemas ketika orang lain membenci kamu, otomatis kamu akan meyakini dan merasa semua orang membencimu. Ingat bahwa perasaan itu valid, tapi tidak semua perasaan bersifat rasional. 

3. Self blame

Selalu menyalahkan diri sendiri terhadap apapun yang terjadi. Kamu selalu melibatkan diri kamu terhadap berbagai masalah yang terjadi dikehidpan kamu. Padahal sebenarnya bisa jadi kamu tidak memiliki sakut pangkut dengan masalah tersebut. 

4. Disqualifying the positive 

Tidak menganggap pengalaman baik yang terjadi dan seakan-akan hanya hal buruk yang pernah terjadi. Mindset seperti ini sama saja  mengabaikan atau tidak memberikan validasi pada hal-hal baik yang terjadi pada dirinya sendiri.

5. Catasphrophizing

Cenderung menilai atau mengasumsikan segala sesuatu akan berakhir buruk atau berujung bencana. Pola pikir seperti ini sangat sulit menilai sesuatu secara objektif, padahal dalam kehidupan ini tidak melulu tentang hitam dan putih, ada juga abu-abu dan lain sebagainya.

6. Labelling 

Menilai diri sendiri atau orang lain dengan label tertentu secara sepihak. Contohnya, orang yang tidak tersenyum sebagai orang sombong. 

7. Jumping to coclusions 

Menyimpulkan suatu hal tanpa menggunakan informasi atau fakta pendukung apapun. 

Nah, itulah beberapa mindset atau anxiety triggers yang dapat picu kecemasan. Yuk, ubah pola pikirmu sekarang agar menjadi pribadi yang lebih positif. 

Arina Amaliya