Kamu mungkin sering mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang tidak benar atau berbohong. Terkadang, orang bisa mengatakan kebohongan kecil untuk menyelamatkan diri mereka atau menghindari masalah.
Namun, ada juga orang yang memiliki kecenderungan untuk secara terus-menerus mengatakan kebohongan atau membesar-besarkan suatu kenyataan. Kondisi ini disebut dengan mythomania.
Mythomania berasal dari bahasa Prancis, yaitu mythomane, yang merujuk pada kecenderungan abnormal atau patologis untuk berbohong atau membesar-besarkan kenyataan.
Orang yang menderita mythomania dapat berbohong untuk menghindari tanggung jawab, memperbaiki citra diri, atau menjauhkan diri dari realita yang sebenarnya.
Namun, dalam beberapa kasus, seseorang yang menderita mythomania dapat mengatakan kebohongan tanpa ada manfaat yang jelas bagi diri mereka sendiri.
Mereka mungkin juga menderita kondisi kesehatan mental lain seperti kecemasan atau depresi. Kamu mungkin berpikir bahwa mythomania hanya sekadar kebohongan yang tidak berbahaya.
Namun, kondisi ini dapat merugikan baik bagi yang menderita maupun bagi orang di sekitarnya. Dalam kondisi yang parah, beberapa orang mungkin akan kesulitan dalam membedakan antara apa yang benar dan apa yang tidak sehingga mereka mungkin akan berbohong tanpa menyadarinya.
Dikutip dari Counselling Directory, berikut tanda-tanda seseorang menderita mythomania:
- Mereka sering bercerita tentang kisah-kisah dramatis yang tidak benar tentang masa lalu atau saat ini, dan sering muncul sebagai pahlawan atau korban dalam cerita tersebut.
- Mereka membuat alasan untuk menjelaskan mengapa mereka telah berbohong. Kebohongan mereka seringkali rumit dan sulit diikuti bahkan mungkin tidak memberikan manfaat yang jelas bagi mereka. Tidak jarang orang berbohong untuk menutupi kesalahan kecil.
- Mereka sulit menjaga konsistensi dalam cerita mereka; cerita mereka dapat berubah beberapa kali selama satu percakapan. Hal ini bisa disebabkan karena terlalu banyak berbohong sehingga sulit untuk melacak.
- Mereka tidak mengerti konsekuensi dari berbohong.
- Mereka cenderung memperindah cerita mereka ketika berbicara tentang diri mereka sendiri, terutama jika mereka merasa bahwa apa yang mereka katakan tidak dianggap serius oleh orang lain.
- Mereka lupa apa yang mereka katakan karena jumlah kebohongan yang begitu banyak.
- Mereka tidak tahan untuk ditegur, dikritik, atau bahkan dikoreksi dalam hal apapun.
- Mereka cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahan dan nasib buruk mereka.
- Mereka sangat cemburu pada orang lain dan cenderung mencoba membebani keluarga dan teman-temannya dengan kemarahannya.
- Mereka seringkali sangat cemas dan gugup, hipersensitif terhadap tindakan orang lain.
Jika kamu mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi ini, ada baiknya untuk meminta bantuan dari ahli psikologi atau konselor. Jangan ragu untuk menghubungi mereka jika kamu membutuhkan bantuan.
Baca Juga
-
Viral Gempi Dapat HP Baru, Kapan Sebaiknya Anak Diberi HP Pertama?
-
Masalah Komunikasi, Apa Timnas Sepak Bola Wajib Dilatih oleh Pelatih Lokal?
-
Stop Gaya Hidup YOLO, Sekarang Waktunya YONO: You Only Need One!
-
Viral Istilah Self-Serving Bias Jadi Penyakit Orang Indonesia, Apa Artinya?
-
Welcome Desember, 4 Rekomendasi Tontonan Spesial Natal yang Ada di Netflix!
Artikel Terkait
-
Hati-hati Cuaca Panas, Ini Tanda Kucing Dehidrasi dan Cara Mengatasinya
-
Bertaubatlah Sebelum Ajal Menjemput, Menurut Gus Baha Ada Tanda Dibagian ini
-
Mata Orang Kafir Terbelalak Saat Yakjuj dan Makjuj Turun Sebelum Terjadinya Kiamat
-
Dicap sebagai Playboy? Kakak Inge Anugrah Sempat Larang Adiknya Menikah dengan Ari Wibowo, Warganet: Khawatiran Terbukti
-
Semua Tanda-Tanda Kecil Kiamat Sudah Terjadi, Semakin Dekat Saat Dabbat al-Ard Binatang Buas dari Perut Bumi Keluar
Health
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
-
6 Jenis Tanaman yang Dapat Mengatasi Bau Mulut, Ada Apel hingga Kemangi
-
Cognitive Offloading: Ketika Otak Tak Lagi Jadi Tempat Menyimpan Informasi
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP