Saat bekerja di kantor hal ini tentu saja bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit. Pasalnya, ada beberapa jenis bahaya atau kecelakaan kerja yang harus diketahui oleh para pekerja di perusahaan dalam upaya meningkatkan keselamatan pekerjanya.
Rasa aman saat sedang bekerja pun dapat membuat karyawan lebih produktif dalam bekerja. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa saja potensi bahaya di tempat kerja tersebut.
Perlu diketahui Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan guna untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pekerja yang mana tertuang dalam UU Pasal 86 Nomor 13 Tahun 2003. Dalam aturan ini menjelaskan terkait betapa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
BACA JUGA: Bau Ketiak bikin Anda Tidak Pede? Coba Terapkan 5 Tips Berikut ini
Di luar dari aturan ini sebenarnya ada risiko bahaya kerja yang tidak akan bisa dihindari sepenuhnya. Sudah sepatutnyalah kamu untuk bersikap waspada di segala kondisi supaya kesehatan selalu terjaga apapun jenis pekerjaan yang dijalani.
Seperti dirangkum dari Klikdokter, berikut ini adalah beberapa bahaya di tempat kerja yang bisa mendatangkan peyakit.
1. Paparan bahan kimia berbahaya
Di beberapa tempat kerja, pekerja dapat terpapar bahan kimia berbahaya seperti asap, gas, debu, atau zat kimia beracun. Paparan jangka panjang terhadap bahan-bahan ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit pernapasan, masalah kulit, atau kerusakan organ internal.
2. Kebisingan
Tempat kerja yang bising, seperti pabrik atau konstruksi, dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan stres.
Paparan jangka panjang terhadap kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
BACA JUGA: Sering Merasakan Lapar di Tengah Malam? Coba Lakukan 5 Tips Berikut Ini
3. Cedera fisik
Pekerjaan di tempat kerja yang berisiko juga dapat melibatkan risiko cedera fisik, seperti jatuh, terjepit, terpukul, atau terkena benda tajam. Cedera fisik yang serius dapat menyebabkan kerusakan jaringan, patah tulang, atau cedera otak.
4. Paparan radiasi
Beberapa pekerja mungkin terpapar radiasi ionisasi di tempat kerja, seperti di fasilitas medis atau laboratorium nuklir. Paparan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan risiko kanker dan kerusakan genetik.
5. Stres kerja yang berlebihan
Beban kerja yang tinggi, tekanan waktu yang ketat, atau konflik antar pekerja dapat menyebabkan stres kerja yang berlebihan. Stres yang kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau masalah mental seperti kecemasan dan depresi.
6. Faktor fisik yang tidak ergonomis
Beberapa tempat kerja mungkin tidak memperhatikan ergonomi yang baik, seperti posisi duduk yang buruk, penggunaan alat-alat yang tidak sesuai, atau pengangkatan beban yang berat.
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal, seperti nyeri punggung, tendinitis, atau sindrom terowongan karpal.
BACA JUGA: Jennifer Dunn Jalani Operasi Bariatrik, Ini Prosedur yang Harus Dijalaninya
7. Infeksi dan penyebaran penyakit
Di tempat kerja dengan risiko tinggi terhadap infeksi, seperti rumah sakit atau laboratorium, pekerja dapat terpapar patogen yang menyebabkan penyakit menular. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit di antara pekerja dan masyarakat umum.
Untuk mengurangi risiko penyakit di tempat kerja yang berisiko, penting untuk menerapkan langkah-langkah keamanan dan kesehatan yang tepat, seperti penggunaan alat pelindung diri, pengawasan paparan bahan berbahaya, pelatihan keselamatan kerja, manajemen stres, dan pengaturan kerja yang ergonomis.
Selain itu, penting juga bagi pekerja untuk melaporkan kondisi yang berbahaya dan bekerja sama dengan pengelola tempat. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
3 Tips Mengatasi Kulit Belang, Salah Satunya Pakai Gel Lidah Buaya
-
4 Jenis Buah yang Tahan Lama Tanpa Perlu Ditaruh di Kulkas Ada Pisang
-
4 Tips Mengatasi Rambut Lepek, Salah Satunya Cuci Rambut dengan Lembut
-
4 Hal yang Bikin Rambut Tidak Sehat, Salah Satunya Tidak Pakai Kondisioner
-
5 Kebaikan Infused Water bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Mencegah Berbagai Penyakit?
Artikel Terkait
-
Dear Pawrents, Kapan Kucing Bisa Vaksin Setelah Melahirkan? Jangan sampai Anabul Sakit
-
9 Tanda Kerusakan Ginjal, Termasuk Sering Buang Air Kecil
-
Quiet Quitting Karyawan sebagai Bentuk Protes Kepada Perusahaan
-
Kanker Masih Jadi Tantangan, Perlu Pendekatan Personal dan Terukur untuk Tangani Pasien
-
Penyakit Jantung Masih Jadi Pembunuh Utama, Penting Tahu Cara Mencegahnya
Health
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
Terkini
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Wajib Jaga Marwah saat Ladeni Afghanistan
-
3 Pemain Timnas Indonesia U-17 yang Layak Promosi ke Level Timnas U-20
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
-
Lolos Piala Dunia U-17 2025, 3 Pemain Keturunan Ini Bisa Dinaturalisasi!