7 Jenis Bahaya di Tempat Kerja yang Bisa Timbulkan Risiko Penyakit

Candra Kartiko | Mericy Setya N
7 Jenis Bahaya di Tempat Kerja yang Bisa Timbulkan Risiko Penyakit
Ilustrasi bahaya di tempat kerja (freepik.com/pressfoto)

Saat bekerja di kantor hal ini tentu saja bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit. Pasalnya, ada beberapa jenis bahaya atau kecelakaan kerja yang harus diketahui oleh para pekerja di perusahaan dalam upaya meningkatkan keselamatan pekerjanya. 

Rasa aman saat sedang bekerja pun dapat membuat karyawan lebih produktif dalam bekerja. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa saja potensi bahaya di tempat kerja tersebut. 

Perlu diketahui Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan guna untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pekerja yang mana tertuang dalam UU Pasal 86 Nomor 13 Tahun 2003. Dalam aturan ini menjelaskan terkait betapa pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3). 

BACA JUGA: Bau Ketiak bikin Anda Tidak Pede? Coba Terapkan 5 Tips Berikut ini

Di luar dari aturan ini sebenarnya ada risiko bahaya kerja yang tidak akan bisa dihindari sepenuhnya. Sudah sepatutnyalah kamu untuk bersikap waspada di segala kondisi supaya kesehatan selalu terjaga apapun jenis pekerjaan yang dijalani. 

Seperti dirangkum dari Klikdokter, berikut ini adalah beberapa bahaya di tempat kerja yang bisa mendatangkan peyakit. 

1. Paparan bahan kimia berbahaya

Di beberapa tempat kerja, pekerja dapat terpapar bahan kimia berbahaya seperti asap, gas, debu, atau zat kimia beracun. Paparan jangka panjang terhadap bahan-bahan ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit pernapasan, masalah kulit, atau kerusakan organ internal.

2. Kebisingan

Tempat kerja yang bising, seperti pabrik atau konstruksi, dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan stres.

Paparan jangka panjang terhadap kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

BACA JUGA: Sering Merasakan Lapar di Tengah Malam? Coba Lakukan 5 Tips Berikut Ini

3. Cedera fisik

Pekerjaan di tempat kerja yang berisiko juga dapat melibatkan risiko cedera fisik, seperti jatuh, terjepit, terpukul, atau terkena benda tajam. Cedera fisik yang serius dapat menyebabkan kerusakan jaringan, patah tulang, atau cedera otak.

4. Paparan radiasi

Beberapa pekerja mungkin terpapar radiasi ionisasi di tempat kerja, seperti di fasilitas medis atau laboratorium nuklir. Paparan radiasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan risiko kanker dan kerusakan genetik.

5. Stres kerja yang berlebihan

Beban kerja yang tinggi, tekanan waktu yang ketat, atau konflik antar pekerja dapat menyebabkan stres kerja yang berlebihan. Stres yang kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau masalah mental seperti kecemasan dan depresi.

6. Faktor fisik yang tidak ergonomis

Beberapa tempat kerja mungkin tidak memperhatikan ergonomi yang baik, seperti posisi duduk yang buruk, penggunaan alat-alat yang tidak sesuai, atau pengangkatan beban yang berat. 

Faktor-faktor ini dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal, seperti nyeri punggung, tendinitis, atau sindrom terowongan karpal.

BACA JUGA: Jennifer Dunn Jalani Operasi Bariatrik, Ini Prosedur yang Harus Dijalaninya

7. Infeksi dan penyebaran penyakit

Di tempat kerja dengan risiko tinggi terhadap infeksi, seperti rumah sakit atau laboratorium, pekerja dapat terpapar patogen yang menyebabkan penyakit menular. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit di antara pekerja dan masyarakat umum.

Untuk mengurangi risiko penyakit di tempat kerja yang berisiko, penting untuk menerapkan langkah-langkah keamanan dan kesehatan yang tepat, seperti penggunaan alat pelindung diri, pengawasan paparan bahan berbahaya, pelatihan keselamatan kerja, manajemen stres, dan pengaturan kerja yang ergonomis.

Selain itu, penting juga bagi pekerja untuk melaporkan kondisi yang berbahaya dan bekerja sama dengan pengelola tempat. Semoga bermanfaat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak