Baru-baru ini publik digegerkan dengan penemuan virus nipah yang berasal dari negara bagian Kerala, India Selatan. Virus yang satu ini tergolong berbahaya karena dapat menyebabkan kematian bagi para penderitanya. Parahnya lagi, virus nipah juga memiliki risiko penularan yang tinggi hingga berpotensi memicu pandemi.
Nah diartikel kali ini kita akan membahas tentang beberapa fakta tentang virus nipah yang penting untuk Anda ketahui. Berikut lima di antaranya disadur dari jurnal karya Singh, R. K di Veterinary Quarterly tentang virus Nipah dan sumber lainnya.
1. Ditularkan oleh Hewan
Penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini ditularkan melalui hewan yang terinfeksi, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiah.
Mekanisme penularan melalui hewan bisa terjadi dengan beberapa cara, yakni mengonsumsi makanan, buah, dan air nira mentah yang terkontaminasi virus nipah, paparan langsung dengan cairan hewan yang terinfeksi melalui urine, darah, atau ludah, serta para peternak hewan yang berdekatan dengan tempat tinggal para kelelawar buah.
Disamping itu, penularan virus dari orang ke orang bisa terjadi akibat terpapar droplet atau lendir dari saluran pernafasan saat batuk atau bersin dan baru saja melakukan perjalanan dari negara yang mengalami wabah virus nipah.
2. Memiliki Persentase Kematian yang Tinggi
Berbagai penelitian ilmiah menyebutkan bahwa virus nipah memiliki rata-rata tingkat kematian atau case fatality rate yang mencapai angka 40 hingga 70 persen. Namun, angka tersebut dapat berbeda tergantung dari kemampuan suatu daerah atau negara dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, surveilans, serta manajemen klinis kasus.
3. Belum Memiliki Obat dan Vaksin
Hingga saat ini virus nipah belum memiliki penanganan spesifik seperti obat dan vaksin. Penanggulangan virus nipah baru sebatas terapi suportif dan simptomatik yang bertujuan untuk meredakan gejala seperti infeksi pernafasan dan komplikasi neurologis.
4. Memiliki Tanda dan Gejala yang Mencolok
Sama halnya dengan penyakit lainnya, infeksi virus nipah memiliki tanda dan gejala setelah masa inkubasi sekitar 4 sampai 14 hari setelah terinfeksi. Beberapa tanda dan gejalanya berupa sakit kepala, batuk, demam, diare, sakit tenggorokan, sesak nafas, dan muntah.
Jika infeksi berlanjut, virus Nipah akan masuk ke fase peradangan atau pembengkakan otak dengan gejala berupa pusing berat, kantuk, disorientasi, kejang, hingga koma. Pada fase ini gejala akan memburuk dalam waktu cepat, yaitu sekitar 24–48 jam.
5. Berpotensi Menyebabkan Pandemi
Para ahli menuturkan bahwa infeksi virus nipah bisa saja menjadi pandemi karena memiliki penularan yang cepat dan tingkat kematian yang tinggi. Di Indonesia sendiri infeksi virus nipah masih sulit terdeteksi akibat belum adanya laporan kasus, keterbatasan alat, dan sistem untuk penapisan awal penyakit.
Itulah tadi pembahasan tentang lima fakta virus nipah yang perlu Anda ketahui. Untuk meminimalisir risiko penularan, Anda sebaiknya tidak berkunjung ke area wabah, tidak mengonsumsi air nira mentah, selalu menerapkan PHBS dengan rajin mencuci tangan, serta menerapkan etika batuk. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
-
7 Gejala Virus Nipah: Demam, Sakit Kepala hingga Sakit Tenggorokan
-
Mengenal Virus Nipah: Bagaimana Gejalanya, Penularan dan Apakah Bisa Masuk Indonesia?
-
Mengenal Virus Nipah: Cara Penularan, Tingkat Kematian, dan Potensi Menjadi Pandemi
-
Mengenal Virus Nipah: Penyebab, Gejala, Cara Penularan dan Pengobatan
-
Serba-serbi Virus Nipah di India: Kenali Gejala, Penularan dan Pencegahannya
Health
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
Video Viral Dokter Tirta 'Bocorkan' Obat Wasir Murah, Aslinya Cuma Video Deepfake Penipu
-
Viral Ramuan 'Cuci Paru-paru' Pakai Daun Kelor, Dokter Tegaskan Itu Hoaks!
-
FYP Penuh Berita Rusuh Bikin Auto Cemas? Ini Cara Biar Nggak Mental Gak Ikutan Chaos
Terkini
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Nama Puteri Anetta Komarudin Mencuat Jadi Pengganti
-
4 Potret 'Merakyat' Purbaya Yudhi Sadewa: Sisi Lain Menkeu Baru, dari Naik Bajaj hingga Pecel Lele
-
Racun di Atas Awan: Mengenang Kembali Tragedi Pembunuhan Munir di September Hitam
-
Sinopsis Those Flowers, Drama China Terbaru Wu Jin Yan dan Jiang Shu Ying
-
Kualifikasi AFC U-23, Rafael Struick dan Kenangan Manis Lawan Korsel yang Bakal Sulit Terulang