Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
ilustrasi ikan asin (freepik.com)

Ikan asin merupakan jenis makanan yang diawetkan menggunakan garam kering atau air garam. Makanan yang satu ini memang menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, rasa asin dan gurih dari ikan yang telah diawetkan akan memancing siapapun untuk mencicipinya, meski hanya didampingi oleh nasi panas tanpa tambahan lauk lainnya.

Sebagian masyarakat juga meyakini bahwa kandungan gizi yang terdapat pada ikan asin sama halnya dengan ikan segar. Namun, perlu diingat bahwa proses pengolahan ikan dengan cara digarami dan dikeringkan seperti pada ikan asin akan mengurangi kadar gizi yang terkandung didalamnya secara siginfikan. 

Tak hanya itu, mengonsumsi ikan asin secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko kesehatan. Khususnya bagi organ jantung dan ginjal manusia. Nah untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasan berikut!

1. Memperberat Kerja Ginjal

Ikan asin mengandung kadar garam atau natrium yang sangat tinggi. Sebab, dalam proses pengawetan, garam akan dilumuri pada tubuh ikan sehingga terserap kedalam kulit dan dagingnya. Jika Anda mengonsumsi makanan asin terlalu banyak, maka kerja ginjal akan semakin berat. 

Parahnya lagi, garam yang menumpuk akan membuat tubuh menahan lebih banyak air guna mengencerkan garam tersebut. Akibatnya, jumlah cairan di dalam darah ikut meningkat dan memicu pembengkakan atau edema pada beberapa bagian tubuh, terutama tangan, kaki, serta wajah.

2. Memperberat Kerja Jantung

Selain ginjal, asupan makanan tinggi garam secara berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan jantung. Sebab, kadar air yang meningkat juga akan memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. 

Jika dibiarkan, beban dan tekanan tambahan bisa menyebabkan pembuluh darah kaku yang berujung pada stroke, serangan jantung, hingga gagal jantung.

3. Kanker

Pada dasarnya, ikan asin tidak mendapatkan tambahan zat kimia berbahaya dalam proses pembuatannya. Sayangnya, proses pengasinan dan penjemuran di bawah sinar matahari secara langsung akan menimbulkan reaksi pada zat nitrit yang dihasilkan daging ikan.

BACA JUGA: 4 Manfaat Garam Himalaya untuk Kecantikan, Bisa Angkat Sel Kulit Mati

Selanjutnya, reaksi dari zat nitrit akan membentuk senyawa nitrosamin yang bisa memicu kanker, terutama kanker tenggorokan.

Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) menyarankan kepada setiap orang untuk membatasi asupan garam harian, yakni 1 sendok teh atau 5 gram yang setara dengan 2000 mg natrium. 

Sementara itu, dalam 100 gram ikan asin mengandung sekitar 4000 mg natrium, atau 2 kali lipat lebih banyak dari kebutuhan harian. Maka, konsumsi ikan asin sebaiknya tidak lebih dari 50 gram per hari, agar tidak melebihi batasan.

Itulah tadi pembahasan tentang tiga risiko akibat terlalu banyak mengonsumsi ikan asin, seperti dilansir oleh www.hsph.harvard.edu, mobile.fatsecret.co.id, dan Scoccianti, C. (2016). Carcinogens: Identification of Carcinogens. Encyclopedia Of Food And Health, 658-662. doi: 10.1016/b978-0-12-384947-2.00118-5. Retrieved 5 October 2023. Semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz