Menjelajahi Tantangan dan Mitos pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Ayu Nabila | Mitha Dwitami
Menjelajahi Tantangan dan Mitos pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Potret Anak Sedang Bermain (Pexels/Allan Mas)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan mental yang sering kali tidak dipahami sepenuhnya oleh kebanyakan masyarakat umum.

Di tengah prevalensinya yang semakin meningkat, masih banyak mitos dan pandangan yang mengelilingi kondisi ini. Lalu sebenarnya apa dan bagaimana ADHD itu?

Apa Sebenarnya ADHD? (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi fungsi otak dan perilaku seseorang. Gangguan ini biasanya muncul pada masa anak-anak, tetapi bisa terus berlanjut hingga masa dewasa.

Mengacu pada DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), pada dasarnya ADHD merupakan suatu gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, mengontrol impuls, dan mengelola energi secara efisien yang menimbulkan sifat hiperaktif pada penderitanya.

Apa Saja Penyebab dari ADHD?

Penyebab dari ADHD sendiri sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya ADHD.

  1. Faktor Biologis 
    Merupakan faktor yang timbul sejak anak sebelum maupun setelah dilahirkan. Dalam hal ini berkaitan dengan genetik, ketidakseimbangan neurotransmitter, struktur dan fungsi otak, dan penggunaan rokok saat hamil. 
  2. Faktor Psikologis dan Sosial 
    Merupakan faktor yang timbul karena adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang memungkinkan timbulnya ketidakstabilan pada anak. Anak dengan ADHD kemungkinan besar berasal dari keluarga dengan gangguan psikologis, rawan konflik, terdapat perilaku kekerasan serta penyalahgunaan zat. 

Tantangan yang Dihadapi oleh Penderita ADHD

  1. Kesulitan Berkonsentrasi : Individu dengan ADHD sering kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas-tugas yang membutuhkan fokus yang tinggi.
  2. Impulsif dan Hiperaktif : Tingkat impulsivitas dan hiperaktivitas yang tinggi dapat menjadi kendala dalam interaksi sosial dan kinerja sekolah atau pekerjaan.
  3. Stigma Sosial : Salah satu tantangan terbesar adalah stigma sosial yang masih melekat pada ADHD. Banyak orang masih percaya bahwa ADHD hanyalah hasil dari pola asuh yang buruk atau kurangnya disiplin, padahal sebenarnya ini adalah gangguan perkembangan pada saraf.

Mitos yang Sering Beredar Seputar ADHD

  • Hanya Anak-Anak yang Mengalaminya : Faktanya, ADHD bisa terus berlanjut hingga masa dewasa. Banyak orang dewasa juga mengalami ADHD, meskipun mungkin manifestasinya berbeda.
  • Hanya Orang Cerdas yang Mengalaminya : Sebaliknya, ADHD tidak memandang tingkat kecerdasan. Orang dengan segala tingkat kecerdasan dapat mengalami ADHD.
  • ADHD Hanya Permasalahan Perilaku : Gangguan ini lebih kompleks daripada sekadar masalah perilaku. ADHD mempengaruhi berbagai aspek fungsi otak.

Perawatan dan Pengelolaan ADHD

Meskipun tidak ada obat penyembuh untuk ADHD, pengelolaan kondisi ini dapat melibatkan kombinasi terapi perilaku, dukungan sosial, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan tertentu.

Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang ADHD dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan kualitas hidup penderita. 

  1. Penggunaan obat stimulan. Mengkonsumsi obat ini dapat meningkatkan fokus dalam berkegiatan dan dapat mengurangi hiperaktivitas pada penderita. Obat-obatan ini tidak diperjualbelikan bebas melainkan harus dengan resep dokter.
  2. Terapi perilaku. Terapi ini dilakukan untuk mendorong anak pengidap ADHD agar mampu mengendalikan gejala ADHD yang ada. Terapi ini melibatkan orang tua dan guru untuk membantu perkembangan anak ADHD kearah yang lebih baik. Terapi ini juga dilakukan atas perintah profesional atau psikolog.

Nah jika orang disekitar kamu mengalami gejala ADHD, segera bawa ke profesional atau psikolog untuk memeriksakannya lebih lanjut. Agar gejala ADHD dapat dikenali dan ditangani lebih awal. 

Mengakhiri Stigma yang Ada

Menyadari bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks adalah langkah awal untuk mengakhiri stigma seputar kondisi ini.

Pendidikan masyarakat, dukungan keluarga, dan keterlibatan komunitas dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi individu dengan ADHD.

ADHD bukanlah sekadar "kelebihan energi" atau "masalah perilaku." melainkan sebuah gangguan perkembangan pada saraf yang membutuhkan pemahaman dan dukungan dari masyarakat.

Melalui  membuka dialog yang lebih luas tentang ADHD, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak