Manusia adalah makhluk sosial. Mereka tidak bisa hidup sendiri tanpa melibatkan orang lain. Manusia memiliki indera peraba yang hakikatnya membutuhkan kontak fisik dengan orang lain. Touch Starvation bisa diartikan sebagai lapar atau haus sentuhan akan orang lain. Pantas aja kalau lagi galau atau sedih rasanya pengen dipuk-puk sama orang lain.
Sejak manusia dilahirkan sentuhan dianggap penting bagi manusia untuk membangun hubungan yang sehat secara emosional. Sentuhan antar individu bisa melepaskan beberapa hormon bahagia seperti: oksitosin, dopamin, dan serotonin.
Hormon-hormon tersebut bisa bisa membawa kesenangan. Bahkan sebagai antidepresan alami bagi tubuh manusia. Bagi beberapa orang, sentuhan bisa mengatasi rasa kesepian. Bahkan sentuhan lembut dari orang asing dapat mengurangi perasaan pengucilan sosial.
Kurang pelukan atau sentuhan bisa mempengaruhi hubungan sosial dan emosional mereka. Kekurangan sentuhan mengakibatkan individu merasa terputus dari orang lain, meskipun individu tersebut sedang berada di keramaian.
Lapar sentuhan tidak berarti selalu berkaitan dengan aktivitas sensual. Setiap dan semua sentuhan positif dianggap bermanfaat. Kurangnya pelukan orangtua, kurangnya jabat tangan di tempat kerja, atau kurangnya usapan punggung bagi individu bisa dianggap sebagai touch starvation.
Jadi jangan sepelekan manfaat sentuhan fisik, dan jangan ragu untuk meminta pelukan dari orang terdekat saat kamu membutuhkannya (dan memberikan pelukan pada orang lain), merayakan momen-momen kebersamaan fisik dengan keluarga atau orang tersayang, atau mencari kegiatan positif lain yang melibatkan sentuhan.
Walaupun hingga saat ini tidak ada cara pasti untuk mengetahuinya, namun singkatnya kamu mungkin merasa sangat kesepian atau kehilangan rasa kasih sayang. Gejalan ini juga dapat dikombinasikan dengan perasaan depresi, kegelisahan, tekanan mental, kepuasa hubungan yang rendah, insecure, hingga sulit tidur.
BACA JUGA: Buku 'Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi', Menghadapi Masalah dengan Bijaksana
Mungkin juga kamu secara tidak sadar melakukan hal-hal yang menstimulasikan sentuhan, seperti mandi air panas atau mandi dalam waktu yang lama, berselimut, atau bahkan memegangi hewan peliharaan. Beberapa orang mengaitkan sentuhan dengan rasa percaya. Jika tidak memercayai seseorang, mereka mungkin tidak ingin orang itu menyentuh mereka.
Tapi itu bukan berarti mereka tidak menginginkan manfaat dari sentuhan pelukan atau sekadar jabat tangan. Tidak menyukai sentuhan kadang-kadang terlontar dari seseorang yang memiliki kondisi spektrum neurodiverse dan mereka mengidentifikasikan sentuhan sebagai tindakan aseksual.
Namun, meski demikian, penting untuk diingat bahwa kita semua memiliki kebutuhan akan sentuhan fisik, dan itu bukanlah sesuatu yang menunjukkan tanda kelemahan.
Itulah gambaran sekilas tentang touch starvation, gangguan stres akibat kurang sentuhan, seperti dilansir dari Instagram @meaningful.me dan beberapa sumber relevan lainnya. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Jujur Npure Cica Clear Pad, Bye-Bye Jerawat dan Kulit Kusam!
-
Plot Twist Mengejutkan! Ulasan Film India Maharaja yang Bikin Melongo
-
Rekomendasi 3 Masker Mugwort Terbaik yang Bisa Hempas Pori-pori
-
4 Produk Skintific yang Cocok untuk Kulit Kusam dan berjerawat
-
4 Ciri Kamu Terkena Sorry Syndrome, Hobi Minta Maaf Padahal Nggak Salah
Artikel Terkait
Health
-
Kopi Bikin Awet Muda? Studi Harvard Buktikan Manfaat Tak Terduga
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
Terkini
-
Coach RD Janji Rotasi Pemain Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025
-
4 Serum Lokal Encapsulated Retinol Aman untuk Pemula, Harga Mulai Rp31 Ribu
-
Elle Fanning Dikonfirmasi Mainkan Dua Karakter di Film Predator: Badlands
-
Marc Klok Lanjutkan Bakti di Persib Bandung, Betah dengan Atmosfer Tim?
-
Tak Hanya Pecco Bagnaia, Fabio Diggia Pun Merasa Motor GP25 Bermasalah