Buku 'Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi', Menghadapi Masalah dengan Bijaksana

Candra Kartiko | Sam Edy
Buku 'Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi', Menghadapi Masalah dengan Bijaksana
Gambar Buku 'Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi'. (Doc. pribadi/ Sam Edy)

Hidup seolah tak bisa terlepas dari masalah. Satu masalah berhasil diselesaikan, datang lagi masalah berikutnya yang butuh dicarikan jalan keluarnya. Ya, namanya juga hidup, ada saja masalah yang kadang datang dan membuat manusia merasa sedih dan susah karenanya.

Namun percayalah, masalah yang datang itu sebenarnya adalah sebuah cara untuk mendewasakan kita. Ketika kita mampu menghadapi setiap masalah dengan sabar, tawakal, dan berusaha mencari jalan keluar terbaik, maka hidup kita akan baik-baik saja. 

BACA JUGA: Abnormalitas dan Kritik Sosial dalam Novel Gadis Minimarket

Bertemanlah dengan masalah yang ada. Agar kita mampu menghadapinya dengan sabar dan bijaksana. Dalam bukuHidup Sekali Bijak Mengeksekusi’ dijelaskan bahwa masalah adalah guru yang membantu menjadikan kita sosok yang kuat, yang mampu mengatasi setiap tekanan, dan menjadikan kita sosok yang selalu mawas diri. Karena masalah, kita bisa belajar dari kegagalan, belajar saat menuai keberhasilan, dan menikmati indahnya perjuangan. Semuanya tak akan kita dapati jika masalah tak hadir dalam kehidupan.

Ketika masalah hadir dalam detik kehidupan, saat itulah kita diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mampu menyelesaikan. Bukan dnegan mengeluh, memprotes keadaan, serta jangan pula sesekali mengomel tentang ketidakadilan. Masalah bisa jadi amanah dari Tuhan untuk kita selesaikan. Kita diberikan kepercayaan langsung oleh Tuhan yang Mahakuasa untuk menjadi problem solver (hlm. 22-23).

BACA JUGA: Titik Temu Islam dan Feminisme, Ulasan Buku 'Menjadi Feminis Muslim'

Mengeluh adalah salah satu hal yang biasa dilakukan oleh sebagian orang ketika sedang ditimpa masalah. Mengeluh memang wajar dan manusiawi, tapi jangan sampai menjadi kebablasan bahkan menjadi sebuah kebiasaan. Janganlah kita menjadi manusia yang gampang mengeluh dengan keadaan. Percayalah, mengeluh itu tidak akan menyelesaikan persoalan apa pun.

Dalam buku ini dijelaskan, masalah tidak akan selesai jika kita hanya mengeluh. Kita tak akan pernah mendapatkan kebaikan dari kebiasaan mengeluh. Kita tak akan pernah naik tangga jika masalah yang sudah ada di depan mata hanya ditanggapi dengan mengeluh semata. Mengeluh adalah sikap orang-orang yang tidak bersyukur.

Buku ‘Hidup Sekali Bijak Mengeksekusi’ karya Mareta Firdhausa (Quanta, Jakarta) ini layak untuk dibaca. Buku berisi kumpulan artikel beragam tema ini bagus dijadikan bahan merenung tentang banyak hal. Diharapkan setelah membaca buku ini, kita dapat lebih bijak menghadapi hidup.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak