Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Wahyu Astungkara
Ilustrasi anak bermain (Pexels/Archie Binamira)

Ketika orang tua menjelaskan tentang bahaya "orang asing" kepada anak-anak,  tampaknya belum cukup melindungi mereka dari pelaku pelecehan seksual. Meskipun anak dengan rentang usia 3-5 tahun sudah dapat memahami konsep sentuhan yang aman dan berbahaya, membahas secara detail tanpa adanya perencanaan matang bisa-bisa malah menjadi masalah.

Jika tidak disikapi dengan hati-hati, situasi ini bisa membuat anak bingung dan banyak mengajukan pertanyaan daripada jawaban. Namun, setelah anak memahami perbedaannya, penulis meyakini jika anak akan mampu merespons dengan tepat dan memberi tahu orang tua jika sesuatu terjadi. Lalu bagaimana caranya? Yuk ikuti ulasan di bawah ini.

BACA JUGA: Pikir Dua Kali! Ini 5 Barang Gratisan yang Malah Merugikan Kamu

1. Membicarakan di Tempat Nyaman

Ciptakan suasana nyaman, misalnya dengan memegang tangan anak atau duduk saling berhadapan. Sampaikan pada anak bahwa tidak boleh menyentuh bagian pribadi orang lain, atau membiarkan orang lain menyentuh bagian pribadinya.  Katakan pada anak agar tidak mengizinkan orang lain merekam atau mengambil foto tanpa izin, melihat atau menyebarkannya.

2. Biarkan Anak Membandingkan Sentuhan Aman dan Sentuhan Berbahaya

Setelah itu, cobalah memberikan  kesempatan pada anak untuk menjelaskan makna sentuhan aman dan berbahaya. Hal ini akan membantu orang tua memahami sejauh mana pemahaman anak terhadap topik pembicaraan. 

Ayah bunda juga bisa bermain peran dengan anak dan bertanya, "Bagaimana jika..." atau "Kepada siapa kamu akan mengatakan tentang...?" untuk memperkuat pemahaman anak. Anak perlu menyadari bahwa berjabat tangan, pelukan dari orang yang dipercaya, menepuk punggung, dan merangkul bahu termasuk dalam kategori sentuhan aman. Dengan catatan, anak juga merasa nyaman.

3. Jelaskan Terkadang Sentuhan Aman Juga Bisa Terasa Sakit

Sering kali, anak juga merasa ragu dan menganggap sentuhan aman sebagai sentuhan berbahaya. Kondisi ini kerap terjadi saat anak sedang sakit atau disentuh oleh dokter yang dianggap sebagai orang asing. Sebagai contoh, ketika perban dikeluarkan dari kulit, mungkin terasa sakit, tetapi itu dilakukan untuk menjaga kesehatannya dan sebagai sentuhan aman.

Selain itu orang tua juga sebaiknya menjelaskan kepada anak bahwa terkadang dokter perlu menyentuh bagian tubuh untuk memeriksa. Pastikan anak tahu bahwa orang tuanya selalu ada untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Artinya, orang tua wajib mendampingi anak ketika sedang diperiksa oleh dokter.

4. Gunakan Pakaian "Seksi" untuk Menjelaskan 

Dalam pengalaman penulis, biasanya orang tua sering menghindari pembahasan bagian anggota tubuh dan topik seksualitas dengan anak karena dianggap belum saatnya. Namun, ketika orang tua mengabaikan topik ini justru bisa menguntungkan pelaku pelecehan karena anak belum pernah memperoleh informasi dari ayah bunda.

Tidak ada ruginya orang tua terbuka dengan anak membicarakan topik kesehatan reproduksi, namun tetap disesuaikan dengan usia anak. Menutup-nutupi topik kesehatan reproduksi, rentan membuat anak menjadi pribadi tertutup. 

Jika ayah bunda merasa tidak nyaman menyebutkan nama-nama anggota tubuh, orang tua dapat menggunakan boneka untuk menggambarkan bagian-bagian yang harus dijaga dari sentuhan berbahaya.

5. Jelaskan Bahwa Sentuhan Berbahaya Bukan Rahasia

Kebanyakan orang yang mencoba melakukan hal buruk pada anak-anak akan meminta agar anak-anak merahasiakan peristiwa tersebut. Dalam banyak kasus, anak-anak bisa saja menurutinya karena mereka merasa bersalah atau takut terhadap orang yang melakukannya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjelaskan kepada anak bahwa jika seseorang meminta mereka merahasiakan sentuhan yang tidak aman atau berbahaya, maka mereka harus segera memberitahu orang tua atau seseorang yang bisa dipercaya oleh anak.

Dalam situasi ini, memberikan contoh-contoh yang dapat membuat anak merasa lebih berdaya dan percaya diri untuk mengambil tindakan bila diperlukan sangat diwajibkan. Salah satu cara untuk mendidiknya adalah dengan bermain peran dalam situasi semacam itu.

BACA JUGA: 5 Manfaat Bermain Musik Untuk Kebahagiaan, Mengurangi Stres

6. Ajarkan kata "TIDAK"

Semua orang memahami bahwa pelecehan dilakukan oleh pelaku yang dikenal anak. Oleh karena itu, sentuhan yang berbahaya dari keluarga, teman atau kerabat yang terkadang menimbulkan kebingungan, ketakutan bagi anak. Karena itu, orang tua memiliki kewajiban mengajarkan kata "TIDAK!" terhadap setiap bentuk sentuhan yang berbahaya. Pastikan anak tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka dan mereka berhak melindunginya.

7. Mencatat Orang yang Bisa Dipercaya

Bisakah orang tua meminta anak  untuk menyebutkan minimal 6 orang yang menurutnya bisa dipercaya jika ada pelecehan? Anak tentu bisa mencari pelindungan dari orang-orang tersebut jika mereka mengalami situasi yang tidak aman. Jika anak merasa kesulitan menyebutkannya, cobalah membantunya. Ingatkan anak untuk selalu berbicara kepada orang lain tentang apa yang dialami.

Dengan mengajarkan tentang sentuhan aman dan sentuhan berbahaya pada anak, orang tua sejatinya telah berkontribusi meningkatkan pengetahuan pada anak mengenai bahaya pelecehan seksual.

Demikianlah sejumlah cara mengajarkan anak tentang sentuhan aman dan Sentuhan berbahaya seperti yang diulas oleh sumber tulisan dari Sara Medsker, DO. 7 Tips for Teaching Children Good Touch and Bad Touch.

Wahyu Astungkara