Ketika orang tua menjelaskan tentang bahaya "orang asing" kepada anak-anak, tampaknya belum cukup melindungi mereka dari pelaku pelecehan seksual. Meskipun anak dengan rentang usia 3-5 tahun sudah dapat memahami konsep sentuhan yang aman dan berbahaya, membahas secara detail tanpa adanya perencanaan matang bisa-bisa malah menjadi masalah.
Jika tidak disikapi dengan hati-hati, situasi ini bisa membuat anak bingung dan banyak mengajukan pertanyaan daripada jawaban. Namun, setelah anak memahami perbedaannya, penulis meyakini jika anak akan mampu merespons dengan tepat dan memberi tahu orang tua jika sesuatu terjadi. Lalu bagaimana caranya? Yuk ikuti ulasan di bawah ini.
BACA JUGA: Pikir Dua Kali! Ini 5 Barang Gratisan yang Malah Merugikan Kamu
1. Membicarakan di Tempat Nyaman
Ciptakan suasana nyaman, misalnya dengan memegang tangan anak atau duduk saling berhadapan. Sampaikan pada anak bahwa tidak boleh menyentuh bagian pribadi orang lain, atau membiarkan orang lain menyentuh bagian pribadinya. Katakan pada anak agar tidak mengizinkan orang lain merekam atau mengambil foto tanpa izin, melihat atau menyebarkannya.
2. Biarkan Anak Membandingkan Sentuhan Aman dan Sentuhan Berbahaya
Setelah itu, cobalah memberikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan makna sentuhan aman dan berbahaya. Hal ini akan membantu orang tua memahami sejauh mana pemahaman anak terhadap topik pembicaraan.
Ayah bunda juga bisa bermain peran dengan anak dan bertanya, "Bagaimana jika..." atau "Kepada siapa kamu akan mengatakan tentang...?" untuk memperkuat pemahaman anak. Anak perlu menyadari bahwa berjabat tangan, pelukan dari orang yang dipercaya, menepuk punggung, dan merangkul bahu termasuk dalam kategori sentuhan aman. Dengan catatan, anak juga merasa nyaman.
3. Jelaskan Terkadang Sentuhan Aman Juga Bisa Terasa Sakit
Sering kali, anak juga merasa ragu dan menganggap sentuhan aman sebagai sentuhan berbahaya. Kondisi ini kerap terjadi saat anak sedang sakit atau disentuh oleh dokter yang dianggap sebagai orang asing. Sebagai contoh, ketika perban dikeluarkan dari kulit, mungkin terasa sakit, tetapi itu dilakukan untuk menjaga kesehatannya dan sebagai sentuhan aman.
Selain itu orang tua juga sebaiknya menjelaskan kepada anak bahwa terkadang dokter perlu menyentuh bagian tubuh untuk memeriksa. Pastikan anak tahu bahwa orang tuanya selalu ada untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Artinya, orang tua wajib mendampingi anak ketika sedang diperiksa oleh dokter.
4. Gunakan Pakaian "Seksi" untuk Menjelaskan
Dalam pengalaman penulis, biasanya orang tua sering menghindari pembahasan bagian anggota tubuh dan topik seksualitas dengan anak karena dianggap belum saatnya. Namun, ketika orang tua mengabaikan topik ini justru bisa menguntungkan pelaku pelecehan karena anak belum pernah memperoleh informasi dari ayah bunda.
Tidak ada ruginya orang tua terbuka dengan anak membicarakan topik kesehatan reproduksi, namun tetap disesuaikan dengan usia anak. Menutup-nutupi topik kesehatan reproduksi, rentan membuat anak menjadi pribadi tertutup.
Jika ayah bunda merasa tidak nyaman menyebutkan nama-nama anggota tubuh, orang tua dapat menggunakan boneka untuk menggambarkan bagian-bagian yang harus dijaga dari sentuhan berbahaya.
5. Jelaskan Bahwa Sentuhan Berbahaya Bukan Rahasia
Kebanyakan orang yang mencoba melakukan hal buruk pada anak-anak akan meminta agar anak-anak merahasiakan peristiwa tersebut. Dalam banyak kasus, anak-anak bisa saja menurutinya karena mereka merasa bersalah atau takut terhadap orang yang melakukannya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjelaskan kepada anak bahwa jika seseorang meminta mereka merahasiakan sentuhan yang tidak aman atau berbahaya, maka mereka harus segera memberitahu orang tua atau seseorang yang bisa dipercaya oleh anak.
Dalam situasi ini, memberikan contoh-contoh yang dapat membuat anak merasa lebih berdaya dan percaya diri untuk mengambil tindakan bila diperlukan sangat diwajibkan. Salah satu cara untuk mendidiknya adalah dengan bermain peran dalam situasi semacam itu.
BACA JUGA: 5 Manfaat Bermain Musik Untuk Kebahagiaan, Mengurangi Stres
6. Ajarkan kata "TIDAK"
Semua orang memahami bahwa pelecehan dilakukan oleh pelaku yang dikenal anak. Oleh karena itu, sentuhan yang berbahaya dari keluarga, teman atau kerabat yang terkadang menimbulkan kebingungan, ketakutan bagi anak. Karena itu, orang tua memiliki kewajiban mengajarkan kata "TIDAK!" terhadap setiap bentuk sentuhan yang berbahaya. Pastikan anak tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka dan mereka berhak melindunginya.
7. Mencatat Orang yang Bisa Dipercaya
Bisakah orang tua meminta anak untuk menyebutkan minimal 6 orang yang menurutnya bisa dipercaya jika ada pelecehan? Anak tentu bisa mencari pelindungan dari orang-orang tersebut jika mereka mengalami situasi yang tidak aman. Jika anak merasa kesulitan menyebutkannya, cobalah membantunya. Ingatkan anak untuk selalu berbicara kepada orang lain tentang apa yang dialami.
Dengan mengajarkan tentang sentuhan aman dan sentuhan berbahaya pada anak, orang tua sejatinya telah berkontribusi meningkatkan pengetahuan pada anak mengenai bahaya pelecehan seksual.
Demikianlah sejumlah cara mengajarkan anak tentang sentuhan aman dan Sentuhan berbahaya seperti yang diulas oleh sumber tulisan dari Sara Medsker, DO. 7 Tips for Teaching Children Good Touch and Bad Touch.
Baca Juga
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
Artikel Terkait
-
Brutal! Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Pelajar sampai Tewas, Cuma Gegara Tak Ditegur
-
Tak Akui Steve Wantania Sebagai Suami Sejak Masuk Penjara, Pinkan Mambo: Saya Pasukan Janda Gantung
-
'Anak Gue Islam', Viral Curhatan Boris Bokir soal Agama Putrinya yang Masih Kecil
-
Pinkan Mambo Ungkit Biaya Hidup Anak Usai Merasa Dipermalukan Gegara Kasus Pencabulan Suaminya
-
Bantah Tudingan Tak Bela MA Saat Alami Pelecehan Seksual, Pinkan Mambo Sebut Anaknya Suka Dugem dan Nakal
Lifestyle
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
-
4 Mix and Match Outfit ala Momo TWICE, Bikin Gaya Keren Maksimal!
-
Playful dan Fresh, Intip 4 OOTD ala Iroha ILLIT yang Wajib Kamu Lirik
Terkini
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Garuda Calling 2025: Rizky Ridho Bertahan di Tengah Kepungan para Pemain Diaspora