Sebagai makhluk sosial, kita tentu membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupan ini. Rasanya, sangat mustahil hidup di dunia ini tanpa membutuhkan bantuan atau uluran pertolongan dari sesama.
Sejatinya, hidup memang harus saling bantu membantu, tolong menolong dalam hal kebaikan. Jangan sampai kita hanya mau dibantu tanpa pernah punya keinginan untuk membantu orang lain.
Jangan pula kita menjadi pribadi yang memiliki hobi menyakiti sesama. Baik menyakiti secara fisik maupun psikis. Menyakiti secara fisik misalnya melakukan pemukulan atau menganiaya anggota tubuh.
Menyakiti secara psikis misalnya mengucapkan kata-kata makian dan hujatan kepada orang lain sehingga membuat orang merasa sakit hati. Jangan sampai kita menjadi orang yang gemar merundung atau melakukan pem-bully-an.
Bicara tentang bullying, ada penjelasan menarik dalam buku ‘Secangkir Kopi Bully’ karya Paresma Elvigro. Menurut Sullivan (dalam Trevi, 2010), bullying terbagi menjadi dua bentuk; secara fisik dan non-fisik. Bullying secara fisik contohnya seperti memukul, menendang, meninju, menggigit, menarik, menjambak rambut, mencakar, meludahi maupun merusak barang-barang milik korban.
Bullying secara fisik ini sangat mudah diidentifikasi. Bahkan, jika saja bullying jenis ini dilakukan oleh pelaku secara membabi-buta, maka tidak ada bedanya dengan seorang penjahat atau pembunuh.
Untuk bullying secara non-fisik terbagi menjadi dua; verbal dan non-verbal. Bullying secara verbal contohnya mengancam, memeras, mengancam, berkata-kata keji dan memanggil-manggil dengan sebutan meledek, berkata-kata menekan, menggosip maupun menyebarluaskan aib si korban. Sedangkan, bullying non-verbal ada kalanya dilakukan langsung maupun tidak langsung. Contoh yang secara langsung mengancam dengan tatapan mata. Yang tidak langsung seperti mengucilkan seseorang dari pergaulan (hlm. 4).
Sebenarnya, apa yang menjadi motivasi atau penyebab seseorang melakukan pembullyan atau perundungan? Ternyata, ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Salah satunya adalah karena dendam atau perlakuan buruk yang dialami oleh seseorang di masa lalu.
Menurut Morrison, Rigby, Field, Sullivan dan Pearce (dalam Eliiot, 1997), bullying dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: pertama, perbedaan kelas/senioritas, ekonomi, agama, gender dan etnisitas/rasisme. Kedua, tradisi senioritas. Ketiga, keluarga yang tidak rukun. Keempat, situasi sekolah yang tidak harmonis dan diskriminatif. Kelima, adanya karakter individu atau kelompok seperti dendam, iri, adanya semangat ingin menguasai korban untuk meningkatkan popularitas grupnya. Keenam, persepsi nilai yang salah atas perilaku korban (hlm. 12).
Terbitnya buku ‘Secangkir Kopi Bully’ karya Paresma Elvigro (Quanta, 2014) ini bagus dijadikan sebagai bacaan bagi siapa saja untuk mengenal lebih detail apa itu pembullyan, dan bagaimana cara mengatasi ketika kita dibully oleh orang lain.
Dalam buku ini, penulis juga menceritakan kisah masa lalunya ketika mendapat pembullyan sepanjang masa sekolah, dari TK hingga SMA. Bukan untuk mereguk simpati dari orang lain, melainkan sebagai bentuk berbagi pengetahuan, perhatian kasih sayang terhadap para korban dan pelaku bullying.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat