Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Christina Natalia Setyawati
Ilustrasi berjalan santai (Pexels/Andrea Piacquadio)

Ketergantungan kita pada teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia sekitar. Saat berkendara, godaan untuk mengecek ponsel sering kali mengabaikan keselamatan diri dan orang lain.

Saat berjalan, kita lebih sibuk menatap layar daripada menikmati pemandangan. Bahkan saat berkumpul dengan teman, ponsel sering kali menjadi penghalang untuk menciptakan koneksi yang lebih mendalam.

Akibatnya, kita kehilangan momen-momen berharga, mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi kualitas interaksi sosial.

Untuk mengatasi hal ini, kita perlu lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan meluangkan waktu untuk mendekatkan diri dengan alam serta orang-orang di sekitar kita.

Dulu, manusia hidup selaras dengan alam. Mereka mengamati bintang untuk menentukan waktu, mendengarkan suara debur ombak untuk mencari ketenangan, dan menghirup udara segar di hutan. Namun, seiring berjalannya waktu, kita semakin terasing dari alam.

Cahaya layar gadget telah menggantikan keindahan langit malam, suara notifikasi mengalahkan kicau burung, dan hiruk pikuk kota mengaburkan gemericik air sungai. Kita seakan terjebak dalam sangkar teknologi, melupakan keindahan sederhana yang ditawarkan oleh alam.

Dalam era ini, ketika informasi mengalir deras dan suara bising memenuhi kehidupan kita, muncul sebuah tren yang mengajak kita untuk kembali ke kesunyian, yaitu silent walking.

Aktivitas berjalan kaki sambil menjaga keheningan ini bukan sekadar tren belaka, melainkan sebuah praktik yang menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita.

Silent walking adalah praktik berjalan kaki dengan penuh kesadaran tanpa suara, mengajak kita untuk terhubung lebih dalam dengan diri sendiri dan alam sekitar. Untuk melakukannya, ada beberapa cara yang dapat dicoba:

1. Mulailah dengan memilih rute yang tenang dan nyaman. Ini bisa berupa taman, hutan, atau bahkan jalanan yang sepi di sekitar rumah. Hindari tempat yang terlalu ramai atau bising.

2. Matikan ponsel, smartwatch, atau perangkat elektronik lainnya. Tujuannya adalah untuk sepenuhnya terhubung dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar tanpa gangguan notifikasi.

3. Mulailah berjalan dengan langkah santai. Perhatikan napas Anda. Hirup udara segar dalam-dalam melalui hidung dan hembuskan perlahan melalui mulut.

4. Saat berjalan, fokuskan perhatian pada sensasi fisik: rasakan langkah kaki Anda menyentuh tanah, angin yang menerpa wajah, atau suara dedaunan yang bergesekan.

5. Cobalah untuk tidak memikirkan hal-hal lain selain pengalaman berjalan kaki itu sendiri. Gunakan semua indera Anda untuk mengamati lingkungan sekitar. Dengarkan suara burung, angin, atau air. Rasakan sinar matahari di kulit atau hembusan angin sejuk. Lihatlah warna-warni dedaunan, bentuk awan, atau tekstur kulit pohon.

6. Jika pikiran Anda mulai mengembara, arahkan kembali perhatian pada pernapasan atau sensasi fisik.

7. Hindari percakapan selama melakukan silent walking. Nikmati ketenangan dan keheningan.

8. Terakhir, nikmati prosesnya. Jangan terburu-buru dan biarkan pikiran Anda mengalir dengan bebas.

Dengan rutin melakukan silent walking, Anda akan merasakan manfaatnya bagi kesehatan mental dan fisik.

Silent walking mengajak kita untuk melepaskan diri sejenak dari hiruk pikuk dunia digital dan gangguan eksternal lainnya. Dengan berjalan tanpa suara, kita menciptakan ruang bagi pikiran untuk merenung dan berkonsentrasi.

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ini dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh sebuah studi Oppezzo dan Schwartz (2014) yang diterbitkan di Journal of Experimental Psychology, berjalan-jalan di alam dapat merangsang otak dengan cara yang unik sehingga memicu munculnya ide-ide segar.

Selain itu, silent walking juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Berjalan kaki secara teratur telah lama dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Ketika kita berjalan dalam keheningan, tubuh melepaskan hormon endorfin yang berperan sebagai penghilang rasa sakit alami dan pemicu perasaan bahagia.

Dalam sebuah artikel yang dimuat di WebMD, para ahli menjelaskan bahwa berjalan kaki dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, menurunkan risiko depresi, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

Dari perspektif psikologis, silent walking dapat membantu kita untuk lebih memahami diri sendiri. Dengan berjalan tanpa gangguan, kita memiliki kesempatan untuk mengamati pikiran dan perasaan kita tanpa penilaian. Praktik ini juga dapat meningkatkan kesadaran diri dan membantu kita untuk lebih terhubung dengan alam sekitar.

Silent walking adalah sebuah tren yang patut kita coba. Dengan manfaatnya yang beragam, mulai dari meningkatkan kreativitas hingga memperbaiki kesehatan mental, aktivitas ini dapat menjadi bagian penting dari gaya hidup yang lebih sehat dan seimbang.

Jadi, jangan ragu untuk meluangkan waktu sejenak setiap hari untuk berjalan kaki dalam keheningan dan rasakan sendiri keajaibannya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Christina Natalia Setyawati