Mendaki gunung telah menjadi hobi yang mulai digandrungi oleh sebagian besar orang. Berkat banyaknya selebriti di media sosial yang turut membagikan momen indah saat mendaki gunung, banyak orang yang mulai tertarik untuk menjadi seorang pendaki.
Menjadi seorang pendaki gunung sejatinya sekaligus menjadi seorang pencinta alam. Seorang pencinta alam terikat dengan kode etik yang harus ditepati saat melakukan kegiatan luar ruangan. Berikut adalah do's and don'ts saat mendaki gunung supaya kamu menjadi seorang pencinta alam yang menaati kode etik pencinta alam!
Dos (Hal-hal yang harus dilakukan)
1. Mengumpulkan sampah pribadi dan membawanya turun
Ketika kita mendaki gunung, terkadang kita membawa barang-barang yang menghasilkan sampah, seperti plastik bungkusan makanan instan hingga kaleng-kaleng makanan. Ketika kita berada di puncak gunung, tidak tersedia tempat sampah di sepanjang jalur, sehingga kita harus membawa tas plastik untuk mengumpulkan sampah saat kita berada di atas. Setelah dikumpulkan, maka kita harus membuangnya ketika sampai di bawah.
2. Memungut sampah yang ada di jalur
Memang tidak dapat dipungkiri banyak pendaki nakal yang masih acuh terhadap tata krama lingkungan. Namun, bukan berarti kita boleh menjadi seperti mereka. Hendaknya kita menjadi contoh yang baik dan memungut sampah yang ditinggalkan oleh pendaki-pendaki nakal tersebut sehingga akan berjasa terhadap kelestarian alam.
3. Mengikuti jalur yang sudah tersedia
Jalur yang telah dibuat oleh pengelola pendakian hendaknya kita ikuti. Jalur tersebut dibuat untuk mempermudah kita sampai ke puncak, sekaligus menghindarkan kita dari bahaya seperti tebing curam hingga serangan binatang buas.
4. Menyapa dan membantu sesama pendaki yang bertemu di jalur
Mendaki gunung terkadang menjadi sebuah hal yang menantang dan berbahaya, sehingga kita butuh kehadiran orang lain yang saling menjaga satu sama lain. Ketika bertemu dengan pendaki lain, hendaknya kita bertegur sapa dan ramah, supaya saling terbuka untuk membantu satu sama lain.
5. Mengabadikan momen dengan foto
Saat di alam bebas, kita tidak boleh mengambil apapun kecuali foto. Sehingga, hendaknya kita membawa kamera atau ponsel untuk mengabadikan momen kita mendaki. Foto menjadi satu-satunya cinderamata yang dapat kita bawa turun sebagai saksi bisu perjalanan kita.
Don'ts (Hal-hal yang tidak boleh dilakukan)
1.Meninggalkan sampah dan barang bawaan
Membawa sampah atau barang pribadi yang tertinggal dari puncak ke bawah merupakan sebuah tantangan logistik bagi pengelola jalur pendakian. Hendaknya kita menjadi orang yang bijak dan bertanggung jawab terhadap apa yang kita bawa.
2. Memetik bunga yang tumbuh di jalur maupun puncak
Beberapa tumbuhan seperti bunga yang tumbuh di puncak dilindungi karena masa tumbuhnya yang lama dan jumlahnya yang langka. Memetik bunga seperti edelweiss dapat membuat kita dilarang untuk mendaki kembali. Tahan diri untuk memetik bunga saat kita mendaki. Kita cukup dapat memfotonya untuk mengabadikan keindahan bunga tersebut.
3. Mengganggu atau mendekati satwa liar
Satwa liar terkadang menyerang saat kita mengganggu bahkan mendekati mereka. Biarkan mereka hidup dengan tenang tanpa gangguan manusia. Saat melihat satwa liar, sebaiknya kita amati dari jauh sembari memfotonya tanpa harus mendekat.
4. Mengubah penanda arah
Jangan sekali-kali mengubah penanda arah karena akan mengakibatkan pendaki lain tersesat. Hendaknya kita jangan mencoret-coret atau mengotori penanda arah hingga tidak dapat terbaca.
5. Berjalan di luar jalur atau membuat jalur sendiri
Berjalan di luar jalur dapat berakibat fatal. Kita dapat tersesat hingga mengalami bahaya karena jalur yang tidak aman. Kita juga tidak diperkenankan membuat jalur sendiri karena pendaki lain akan mengikutinya dan mengalami celaka.
Nah, itulah kumpulan do's and don'ts saat kita melakukan pendakian. Hendaknya kita menjadi pendaki yang bijak dan bertanggungjawab. Selamat mendaki gunung.
Baca Juga
-
Tips Ngabuburit dari Buya Yahya: Menunggu Berbuka tanpa Kehilangan Pahala Puasa
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
Artikel Terkait
Hobi
-
Piala AFF U-23: Indonesia Turunkan para Pemain Lokal, Vietnam Kejar Sejarah di Bumi Pertiwi
-
Media Belanda Soroti Karir Mees Hilgers di Klub, Sebut Performanya Stagnan!
-
FIFA Tunjuk Jakarta Jadi Pusat Bola di Asia, Indonesia Bisa Diuntungkan?
-
DLC Overture Tiba-Tiba Rilis, Lies of P Suguhkan Aksi dan Misteri Baru!
-
Performa Gemilang, Jurnalis Italia Sarankan Klub Ini Rekrut Jay Idzes
Terkini
-
Drama Korea Splendid Days Umumkan Jajaran Pemeran Pendukung
-
Review Film Angel Pol: Ada Kritik Sosial di Antara Musik Dangdut Koplo
-
Historiografi Perempuan NU: Dari Laku Perjuangan ke Lembar Sejarah Umat
-
7 Rekomendasi Film Komedi Cerdas yang Bikin Ketawa Sekaligus Mikir
-
Didakwa Hindari Wamil, Darren Wang Terancam 3 Tahun Penjara