Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rasyi Fauzia
Ilustrasi bunga Epiphyllum oxypetalum.(Pixabay)

Epiphyllum oxypetalum memiliki beberapa nama umum menurut plants.ces.ncsu.edu, di antaranya Dutchman's pipe cactus, lady of the night, night-blooming cereus, orchid cactus, dan queen of the night. Menyadur dari plantamor, ada pula sebutan lain dalam bahasa Inggris seperti ric rac catus dan moon cactus. Di Indonesia, tanaman tersebut dikenal dengan nama wijayakusuma atau ratu malam. Penamaan tersebut bukan tanpa alasan, sebab bunga wijayakusuma hanya merekah dalam semalam kecuali yang berjenis hibrida, bisa bertahan 2 hingga 3 hari.

Wijayakusuma berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa Kuno, yaitu wijaya dan kusuma. Wijaya bermakna kemenangan atau keberhasilan dan kusuma berarti bunga. Kata wijayakusuma juga telah masuk dalam kbbi.kemdikbud.go.id dan dijelaskan bahwa dalam mitologi Jawa tanaman tersebut dianggap pohon sakti yang dapat menghidupkan orang mati serta dahulu kala dipakai dalam upacara penobatan raja-raja Surakarta. Dikutip dari wikipedia yang merujuk dari buku Belajar Spiritual bersama The Thinking General, kalangan masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, khususnya keraton, percaya bahwa seorang raja yang akan naik tahta harus memiliki bunga wijayakusuma sebagai syarat. Bunga ini juga dipercaya sebagai pusaka keraton Dwarawati titisan Wisnu sang pelestari alam, Batara Kresna.

Menyadur dari theasianparent, beberapa mitos lain terkait tanaman wijayakusuma juga berkembang di masyarakat, antara lain: seseorang yang bisa menemukan bunga tersebut saat tengah malam akan cepat mendapatkan momongan, bunga wijayakusuma dipercaya bisa membawa keuntungan, mengangkat derajat seseorang, menanam wijayakusuma juga dipercaya mendatangkan jodoh bagi penghuni rumah dan lebih bersinar dibandingkan orang lain.

Walaupun dikaitkan dengan berbagai mitos Jawa, tanaman wijaya kusuma berasal dari hutan hujan  tropis Meksiko dan dapat hidup pada daerah dengan iklim sedang sampai tropis. Namun, tidak semua dapat berbunga karena dipengaruhi oleh keadaan iklim, kesuburan tanah, dan cara pemeliharaan.

Dikutip dari gardenclinic, wijayakusuma termasuk keluarga tanaman kaktus epifit yang tidak memiliki duri. Tanaman tersebut tumbuh dengan modifikasi batang menjadi cabang-cabang panjang dan melebar menyerupai daun. Wijayakusuma dapat tumbuh hingga dua meter, tampak menjuntai dan menggantung sehingga cocok untuk ditanam dalam pot gantung. Tanaman kaktus tersebut juga tumbuh dengan baik jika dibiarkan menopang pada pohon kecil atau tanaman lain. Tidak perlu khawatir karena wijayakusuma mengambil nutrisi dari lingkungan, bukan tanaman yang ditumpanginya.

Umumnya bunga wijayakusuma berwarna putih dan mekar pada malam hari kemudian mulai layu menjelang siang. Beberapa bunga juga memiliki kelopak berwarna kuning atau pink. Saat ini beberapa Epiphyllums hibrida juga tersedia dalam berbagai warna bunga seperti merah, ungu, pink, oranye, dan kuning.

Pemeliharaan wijayakusuma cukup mudah. Paparan sinar matahari pagi dapat meningkatkan jumlah bunga. Batangnya dapat menjadi kekuningan apabila terpapar cahaya yang terlalu kuat. Wijayakusuma tidak membutuhkan penyiraman yang terlalu sering, sehingga dipelihara dalam kondisi kering namun lingkungan yang cukup dingin.

Menarik ya, bunga nokturnal ini. Apakah kamu tertarik menjadikannya tanaman hias di hunianmu?

Rasyi Fauzia