Akibat dari pandemi, para mahasiswa yang sedang melaksanakan penelitian ilmiah terkendala dalam pengumpulan data. Berkat ancaman dari penularan virus saat kontak langsung, muncul sebuah metode baru dalam mencari narasumber data penelitian melalui survei dalam bentuk kuesioner berhadiah. Kuesioner tersebut disebarluaskan di berbagai media sosial dan dapat diikuti oleh masyarakat umum secara meluas.
Sebuah hobi yang tidak biasa namun mengasyikan dan berpeluang mendapatkan hadiah uang saku
Mengisi kuesioner merupakan hobi yang terdengar aneh. Namun, mengisi kuesioner dan berbagi pendapat kita mengenai suatu isu atau objek penelitian dapat menjadi wadah bagi kita untuk saling bertukar pikiran. Sebagai narasumber, tentu kita dapat menuangkan pendapat kita mengenai suatu masalah dan menilai sebuah isu melalui perspektif kita. Maka, mengisi kuesioner ilmiah dapat menjadi wadah bagi kita sebagai narasumber untuk menuangkan uneg-uneg kita. Terlebih, jika penelitian tersebut merupakan penelitian psikologis yang memberikan kita wadah untuk menuangkan kondisi kejiwaan kita terhadap suatu keadaan yang dialami.
Selain sebagai wadah untuk menyuarakan keresahan, tidak jarang kuesioner penelitian berhadiah berupa saldo uang elektronik. Tentu, uang elektronik tersebut diberikan dalam jumlah yang beragam untuk beberapa pengisi yang beruntung. Sehingga, ada peluang bagi kita untuk memperoleh uang saku dari mengisi kuesioner penelitian.
Perihal keamanan data, kita dapat memberikan identitas nama kita secara anonim. Peneliti juga terikat oleh kode etik penelitian yang mengikat mereka untuk mengamankan data yang kita isikan, supaya hanya ditujukan untuk penelitian semata dan tidak disebarluaskan ke publik. Maka, pastikan dalam kuesioner tersebut terdapat nama dan instansi peneliti dan kalimat disclaimer yang menyatakan kepatuhan peneliti terhadap kode etik tersebut. Kita juga dapat melihat kontak peneliti dan instansi terkait jika terjadi pelanggaran atau kejadian yang tidak diinginkan sebagai bentuk permintaan tanggung jawab. Sehingga, kita tidak perlu khawatir soal jawaban yang kita isikan.
Menjadi pilihan pengumpulan data yang diminati
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kuesioner daring berhadiah merupakan pilihan utama bagi para peneliti dan masyarakat umum sebagai calon narasumber. Pasalnya, peneliti dapat dengan mudah menyebarluaskan kuesioner tersebut melalui media sosial dan mencari para calon narasumber dengan kriteria yang dikehendaki. Sedangkan pada sisi narasumber, tentu hadiah yang ditawarkan sepadan dengan 5 hingga 15 menit yang singkat untuk membantu pengisian kuesioner.
Membantu para peneliti mendapatkan data
Para peneliti sangat berterima kasih jika kita meluangkan beberapa menit yang kita miliki. Mereka memerlukan data yang sangat penting untuk penelitian demi kuliah mereka. Tentu, keuntungan tidak hanya dirasakan secara sepihak. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, sebagai narasumber kita juga mendapatkan peluang untuk mendapatkan hadiah saldo uang elektronik yang dapat kita belanjakan.
Memang, mengisi kuesioner ilmiah berhadiah merupakan hobi yang aneh di telinga orang-orang. Namun bagi beberapa orang seperti penulis, hal tersebut mengasyikan dan memberikan manfaat seperti yang telah disinggung sebelumnya. Jika kamu tertarik bergabung sebagai narasumber penelitian, kamu bisa mencari di media sosial seperti Twitter dengan kata kunci "kuesioner" dan kamu dapat menemukan berbagai kuesioner berhadiah sesuai dengan kriteria yang kamu miliki. Semoga bermanfat!
Baca Juga
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
-
Menekuni Kegiatan Content Creating: Berangkat dari Hobi Menuju Karier
Artikel Terkait
-
Siap-siap! Riset Ungkap Penjualan Produk Elektronik di Indonesia Akan Lesu Selama Ramadhan 2025
-
'Bubarkan' Kelas, Dosen FEB UI Serukan Mahasiswa Demo Indonesia Gelap: Napas Kita Harus Dilatih Lari Panjang!
-
Mahasiswa Teriak Ganyang Fufufafa di Aksi Indonesia Gelap, Netizen: Aib Terbesar Bangsa Ini!
-
Heboh Tagar Indonesia Gelap, Luhut: Kau yang Gelap!
-
Gelombang Protes Indonesia Gelap: Suara Mahasiswa untuk Perubahan
Hobi
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
-
Piala Asia U-20: Timnas Indonesia dan Yaman Jalani Pertarungan Pelipur Lara
-
Persik Kediri Bidik Kemenangan di Bali, Badai Cedera Tak Jadi Penghalang?
-
PSS Sleman Rekrut Pieter Huistra, Tugas Berat Menanti Eks Pelatih Borneo FC
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
H-5 Debut, Hearts2Hearts Ungkap Daya Tarik Single Debut The Chase
-
J-Hope BTS dan IVE Dikonfirmasi Tampil di Festival Lollapalooza Berlin 2025