Liverpool berhasil keluar sebagai pemenang tatkala menjamu anak-anak Unai Emery, Villarreal di Anfield dengan skor 2:0 pada leg pertama semifinal Liga Champions. Skor itu, bukanlah skor yang terlalu fantastis bagi pasukan Jurgen Klopp. Sebab untuk mencetak gol, Liverpool juga kesulitan. Kebobolan dua gol, bukan lantas pertahanan The Yellow jelek-jelek amat.
Contoh nyatanya, di babak pertama kedua tim bermain tanpa gol. Keringat yang bercucuran dari kedua kesebelasan sebagai tanda gigihnya berjuang, itu sama sekali seakan tak ada gunanya. Bagi Liverpool, mungkin, iya. Sebab mereka keluar dengan serangannya yang dinamis dan magis. Hanya saja, gagal mengonsumsi gol. Namun bagi The Yellow, Villarreal, itu tak segalanya bertanda perjuangan yang sia-sia meski di babak pertama tanpa gol.
Justru bagi Villarreal, itulah sebuah kesuksesan. Jadi begini. Kesuksesan itu tidak melulu diukur oleh kemenangan. Liverpool menang 2:0 itu adalah bukti bahwa pasukan The Yellow canggih dan kokoh. Mereka sukses membuat pasukan Jurgen, Klopp, Liverpool geleng-geleng kepala. Terlebih di babak pertama.
Di babak kedua, momentum kebanggitan Mohamed Salah dan rekan-rekannya mulai tercium. Seperti nuansa lebaran yang sudah merebak ke mana-mana. Lagi dan lagi, Villarreal ini adalah tim yang sukses. Lebih sukses dari Manchester United.
Lho, iya. Manchester United, musim ini di kancah Premier League, dua kali dilibas oleh Liverpool. Skornya, jauh lebih patah hati ketimbang Villarreal. Sedangkan Villarreal hanya kalah 2:0. Itu pun, satu gol yang sahih bagi pasukan The Reds, berkat gol pemain Afrika, Sadio Mane. Gol pertama, itu karena gol bunuh diri dari pemain Villarreal, Pervis Estupinan.
Andai saja Pervis tidak bunuh diri, mungkin saja Liverpool akan menang 1:0 saja. Jika demikian, bukan mutlak aman kaki Liverpool berada di final. Sebab leg kedua, masih belum usai. Artinya, kesuksesan Villarreal apa? Sukses membuat Diaz, Mane, Mohamed Salah dan rekan-rekannya kesulitan untuk menembus dan membongkar pertahanannya.
Pertahanan anak-anak Unai Emery ini, patut diapresiasi. Bayangkan, sekelas Liverpool saja cuma mampu membobol satu gol nyata, berkat Sadio Mane. Di Anfield pula. Lah kan 2:0? Itu kan satu gol bunuh diri. Ya, yang namanya menang, tepa saja menang, Bos. Iya, ini bukan menang dan kalahnya, tapi, soal betapa susahnya Liverpool menggusur tembok kokoh Villarreal. Blas!
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Hobi
-
Meski Serumpun, 2 Skill Sepak Bola Ini Ternyata Tak Efektif Digunakan di Pertandingan Futsal
-
Melihat Hubungan Futsal sebagai Pemersatu Bangsa
-
Lonjakan Minat Olahraga di Indonesia, Futsal Tetap Jadi Favorit Anak Muda
-
Futsal Sebagai Sarana Membangun Solidaritas dalam Kehidupan Anak Perkotaan
-
Futsal: Bukan Sekadar Olahraga, Tapi Media Mempererat Persahabatan
Terkini
-
Ketika Musang Luwak Jadi Penyeimbang Ekosistem Hutan, Bagaimana Sumbangsihnya?
-
Kembali Dibintangi Jason Statham, Film The Beekeeper 2 Mulai Proses Syuting
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih
-
UNEP Peringatkan Kerusakan Gaza Bukan Hanya Kemanusiaan, Tapi Juga Lingkungan
-
When Art Meet Photography: Intip Pameran Seni Anang Batas di Gramm Hotel