Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Oktavia Ningrum
Ilustrasi Buku (Pixabay.com)

Berbeda dengan karya non fiktif, cerita baik berbentuk pentigraf, cerpen, ataupun novel sekalipun membutuhkan pengembangan imajinasi yang luas juga trik-trik khusus ketika dituangkan dalam sebuah tulisan. Tentu saja itu supaya sebuah cerita tersebut dapat memikat pembaca dan memberikan pesan moral, juga memiliki ciri khas tersendiri. Berikut cara menulis cerita agar tampak menarik.

1. Riset

Tidak hanya karya ilmiah saja yang membutuhkan riset, saat menulis cerita yang bergenre fantasi sekalipun, riset itu wajib hukumnya. Namun, kamu nggak perlu sampai melakukan penelitian dan kajian seperti halnya para saintis dan profesor.

Riset di sini merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan cerita yang kamu buat. Latar tempat, waktu, kebudayaan, adat-istiadat, historis, dan macam-macam pernak-pernik yang masuk di cerita itu. Utamanya ketika kamu mencoba genre baru, kamu juga perlu riset tentang diksi yang biasa dipakai.

2. Show, don't tell!

Pasti sering mendengar istilah ini kan ketika seminar-seminar kepenulisan  atau tips-tips dari penerbit? Show, don't tell sendiri memiliki arti 'tunjukkan, jangan katakan'. Jadi yang dimaksudkan ialah merujuk pada pembangunan latar ataupun tokoh di dalam cerita. 

Misalnya, tell seperti: "Syafiq adalah pria yang baik dan sopan"

Sedangkan show: "Di ramainya jalan raya, Syafiq membantu seorang nenek yang kesusahan menyabrang sambil membawakan tas belanja yang cukup berat. Pelan, ia menuntun nenek itu hingga sampai di ujung jalan."

Dari situ, pembaca akan lebih menangkap karakter tokoh maupun suasana di cerita. Ketika kamu menulis dengan cara 'tell', gambaran tentang cerita akan cenderung abstrak dan terlalu eksplisit. Sedangkan menulis dengan cara 'show', akan membawa kesan dan penangkapan sendiri oleh pembaca.

3. Perkaya Bacaan dan Diksi

Memperkaya diksi sangat penting ketika penulisan cerita. Hal ini berguna untuk kelancaran pengolahan kata serta pembentukan kalimat yang bisa memikat pembaca. Kamu bisa memperkaya diksi dengan membaca lebih banyak buku, bersosialisasi dengan orang baru, menonton film, dan lain sebagainya. 

"Untuk menulis satu paragraf, kita perlu membaca satu buku" -Tere Liye.

4. Buat Biodata Para Tokoh

Cara ini bisa kamu terapkan ketika kamu menghadirkan tokoh yang cukup banyak dan permasalahan kompleks. Misalkan kasus pembunuhan, geng motor, pasukan elit bayaran, para guardian di dunia sihir, dan lain sebagainya. 

Menulis biodata para tokoh sangat membantu jika terjadi kealpaan pada ingatan tentang karakter, kebiasaan, gelar, ataupun ciri fisik dari tokoh tersebut. 

5. Kembangkan Imajinasi dari Hal Paling Sederhana

Writer block alias kehabisan ide alias mentok, merupakan gangguan paling dramatis bagi penulis. Padahal, ide bisa dikembangkan dari hal paling sederhana. Kamu bisa me-refresh otak dengan melakukan refreshing seperti jalan-jalan, olahraga, liburan, belanja, dan lain sebagainya. Kamu bisa memulai mengembangkan imajinasi dari hal sederhana. Orang-orang di sekitarmu, pernak-pernik yang kamu lihat, peristiwa atau kejadian yang terjadi, dan lain sebagainya. 

Ketika melihat hal-hal di sekitar, amati dan mulailah kembangkan imajinasi dengan bebas. Jangan batasi idemu, kamu tidak harus berfokus pada satu ide yang kamu inginkan. Ide apapun yang terlintas di kepala ada baiknya kamu tulis, mungkin suatu hari akan berguna suatu hari.  

Sekian 5 cara menulis cerita. Semoga dapat bermanfaat bagi hobi menulis kamu! 

Oktavia Ningrum