Tidak semua orang bisa dengan mudah meluapkan amarahnya. Terkadang ada orang yang memilih memendam rasa sakitnya. Namun rasa sakit yang dipendam terus menerus juga tidak baik.
Apa pun bentuk emosi yang kita rasakan, semestinya perlu diekspresikan. Apalagi emosi negatif seperti amarah, rasa sakit hati, ketakutan, insecure, hingga kesedihan. Semua emosi negatif tersebut jika terus dipendam maka akan bertumpuk dan meracuni diri sendiri.
Semua emosi yang bertumpuk tersebut jangan disepelekan. Banyak risiko penyakit baik fisik maupun mental yang akan kita dapatkan ketika tidak melepaskan emosi negatif yang kita rasakan.
Emosi yang bertumpuk tersebut akan menyebabkan stres berkepanjangan. Selain itu memendam emosi juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan itu akan menjadikan tubuh kita lebih rentan terkena berbagai penyakit.
Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang sudah terbiasa memendam emosinya? Melakukan sesuatu di luar kebiasaan memang hal yang sulit. Setiap orang pasti punya alasan tersendiri kenapa memilih untuk terus menerus memendam emosinya.
Alasan itu bisa berasal dari didikan di rumah yang mengajarkan bahwa kita harus berhati-hati dalam berkata, menghormati orangtua hingga tidak boleh membantah. Selain itu, juga bisa karena kita terlalu takut menyakiti orang lain, karena saat marah biasanya orang akan mengeluarkan kata-kata tajam yang menyakitkan.
Ada satu cara melepaskan emosi tanpa perlu menyakiti orang lain. Kamu yang sudah terbiasa memendam emosimu, akan lebih mudah jika kamu mau melepaskannya dengan cara freewriting atau menulis bebas.
Dengan teknik freewriting ini, kamu tidak perlu takut jika merasa bahwa tulisanmu nggak bagus atau tidak pandai merangkai kata-kata. Freewriting ini bukan tulisan yang harus kamu publikasikan dan dibaca orang lain.
Kamu hanya perlu menggunakan kertas dan pena, ataupun smartphone untuk menuliskan apa pun yang sedang kamu pikirkan, termasuk melepaskan emosi yang selama ini kamu pendam.
Agak berbeda dengan menulis diary, freewriting ini benar-benar kamu melepaskan semua emosi dan beban di pikiranmu tanpa peduli dengan kesalahan kata atau kerancuan kalimat dari tulisanmu itu. Seperti arti dari freewriting, benar-benar menulis dengan bebas.
Ketika sedang menulis, kamu bisa mencoba membayangkan orang-orang yang pernah menyakitimu atau membuatmu kecewa, lalu lepaskan emosimu itu dengan bebas melalui tulisan.
Mungkin perasaanmu akan sedikit sesak, bahkan hingga membuatmu ingin menangis. Tapi tak apa, itu justru tanda bahwa kamu sudah mulai melepaskan emosimu. Kamu juga tidak perlu khawatir orang lain akan tahu.
Tidak perlu menulis terlalu lama jika menurutmu itu melelahkan, atau karena kamu memang tidak terbiasa menulis. Cukup 10 sampai 15 menit, namun akan lebih baik lagi jika kamu rutin melakukannya setiap hari. Setelah melepaskan emosimu dengan bebas, kamu bisa membaca lagi hasil freewriting-mu.
Dari situ, kamu bisa lebih memahami apa saja emosi yang selama ini kamu pendam, kamu juga menjadi lebih sadar apa saja perkataan atau kejadian yang membuatmu sakit hati, marah, sedih hingga kecewa.
Setelah selesai, kamu bisa menyobek atau menghapus tulisanmu kalau takut akan dibaca orang lain. Atau kamu bisa menyimpannya untuk dibaca lagi di kemudian hari.
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk mencobanya? Jangan ragu ya untuk mencobanya, karena tentunya akan banyak manfaat yang kamu dapatkan dengan melakukan hal sesederhana freewriting ini.
Baca Juga
-
4 Inovasi Daur Ulang Plastik, Makin Optimis Indonesia Bebas Sampah Satu Ini!
-
4 Alasan Penulis Tetap Bertahan Walau Minim Penghasilan
-
Jangan Merasa Paling Jago, 4 Alasan Jam Terbang Membaca Penting bagi Penulis Pemula
-
Siapa Bilang Gampang! 3 Alasan Kenapa Menulis Itu Tak Selalu Menyenangkan
-
4 Skill Ini Berkembang saat Kamu Hobi Membaca Novel
Artikel Terkait
-
Pembangunan Rumah Sakit di Balikpapan Barat Diklaim Sangat Dibutuhkan, Begini Rencana Pembangunannya
-
Kesehatan Menurun, 5 Jemaah Haji Indonesia Dirujuk ke Poskes Arafah
-
Langsung Sembuh, 5 Momen Arsya Hermansyah Dibawa ke Rumah Sakit saat Liburan
-
Kenali Penyebab Sakit Hati dalam Buku sebelum Luka Menjadi Duka
-
Nyeri Tubuh yang Tak Kunjung Sembuh Bisa Menjadi Tanda Penyakit Fibromyalgia, Apa Itu?
Hobi
-
Tak Terkalahakan, Kapan Marc Marquez Bisa Samai Rekor Valentino Rossi?
-
Misi Berat Shin Tae-yong di Ulsan HD, Mampukah Kembalikan Reputasi Tim?
-
BRI Super League: Hokky Caraka Putuskan Berlabuh ke Persita Tangerang
-
Liga Putri Indonesia Digelar Musim 2027/2028, PSSI Sarankan Trial Dulu
-
Lewis Hamilton Sambat di GP Hungaria 2025, Toto Wolff: Dia yang Terbaik!
Terkini
-
Menyusuri Jejak Dakwah Islam di Galeri Rasulullah Masjid Raya Al Jabbar
-
Dari Tujuh Versi Film Blade Runner yang Dirilis, Ini Favorit Harrison Ford
-
Sinopsis Summit of Our Youth, Drama Terbaru Sun Zhen Ni dan Chen Jing Ke
-
Review Film Geugye Doel Nom, Perjuangan Ibu-Anak dari Keluarga Sederhana
-
Hustle Culture dan Gen Z: Ambisi Gila Kerja atau Kehilangan Arah Hidup?