Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Pelatih Kepala Timnas Putri Indonesia Rudy Eka Priyambada didampingi Claudia Alexandra Scheunemann menyapa wartawan seusai pertandingan kontra Laos pada penyisihan Grup A Piala AFF Putri U-19 2023, di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (7/7/2023). ANTARA/M Riezko Bima Elko P

Timnas Indonesia U-19 wanita yang terjun di perhelatan Piala AFF U-19 wanita tahun 2023 berhasil menuai kesuksesan di dua laga awal yang mereka jalani. Berada di grup A bersama dengan Kamboja, Laos dan Timor Leste, Marsela Yuliana Awi dan kolega berhasil menghantam dua lawannya di dua laga pembuka.

Berhadapan dengan sang saudara muda Timor Leste di laga pembuka, Claudia Scheunemann dan kolega berhasil menghantam sang lawan dengan skor telak tujuh gol tanpa balas. Pun demikian saat bersua dengan Laos di laga kedua babak grup, Rana Wandik dan kolega menuntaskan perlawanan sang rival dengan skor cukup mencolok 4-1.

Namun sayangnya, hingar-bingar perjuangan Garuda Pertiwi Muda tersebut seolah luput dari perhatian para pencinta sepak bola nasional. Meskipun bertindak sebagai tuan rumah dan bermain di Palembang, namun tetesan deras keringat para Malahayati Nusantara tersebut seolah terabaikan dari pantauan.

Tak seperti perhelatan yang melibatkan Timnas Indonesia pria, di mana selalu mendapatkan atensi luas dari para pencinta sepak bola nasional dan pelaku industri olah raga, keterlibatan Timnas U-19 Wanita di Piala AFF U-19 ini seolah ternafikan.

Jangankan kehadiran para suporter yang memenuhi stadion, mungkin saja sebagian di antara kita yang mengaku sebagai pencinta sepak bola nasional tak mengetahui jika saat ini sedang berlangsung turnamen yang melibatkan Timnas Putri Indonesia. Sebuah hal yang tentu saja berbeda dengan perlakuan publik pencinta sepak bola terhadap dua Timnas yang berbeda gender tersebut.

Kita masih ingat, ketika ada event-event yang akan diikuti oleh Timnas Indonesia pria, jauh-jauh hari euforia tersebut sudah digembar-gemborkan oleh media ternama. Tak hanya itu, stasiun-stasiun televisi saling berebut untuk menyiarkan pertandingan tersebut, di jam prime time.

Namun apa yang terjadi saat timnas wanita yang bermain? Memang, sejauh ini masih ada pihak televisi yang menyiarkan pertandingan tersebut, namun bukan dalam skema siaran langsung, melainkan siaran tunda yang tentu saja sudah menggerus keseruan pertandingan karena sudah diketahui hasilnya.

Jika ini dikatakan sebagai sebuah diskriminasi, tentu ini adalah sebuah diskriminasi. Karena bagaimanapun, Timnas Indonesia, baik pria maupun wanita, sama-sama berjuang untuk membawa sang Merah Putih berkibar tinggi di dunia internasional.

Tampaknya, perhelatan Piala AFF U-19 wanita kali ini semakin memperlihatkan dengan jelas bahwa ternyata kaum wanita masih dianggap sebagai makhluk kelas dua di negeri ini, setidaknya dalam hal sepak bola.

Semoga segera berbenah ya mindset kita semua!

M. Fuad S. T.